<p>Genotype Performance of Early Maturity Maize with N High and Low Dosage Fertilization in Irrigated Land After Rice Planting in South Sulawesi. Ruchjaniningsih and Muh. Thamrin. To reduce the negative impact of excessive fertilizer N use efficiency of N needs to be done, especially on maize that much need N. N use efficiency can be improved through the establishment of adaptive varieties of maize N fertilization is low, it is necessary for the characterization of the plant as a basis for screening genotypes. Some strains of maize have been evaluated wetland in Bontomanai, Bantaeng district, South Sulawesi, on May to December 2009, the result of the appearance of phenotypic characters and yield components. The experiments were arranged in a randomized block design with a factorial treatment genotype A (X01904 ), B (X02804 ), C (X02904 ), D (X03404), E (X03604), F (Bima- 1), G (Lamuru), H (Gumarang), and local B yellow for comparison with N fertilization (high and low dose) repeated three times. The results showed that fertilizer N 400 kg/ha had a greater impact on the character of the observed fertilization N 200 kg/ha. Genotypes that have high yield potential in rice fields is Lamuru cultivars (13.44 t/ha) and X01904 (13.33 t/ha). All genotypes tested from early maturing (76-84 dap). Genotype X01904, X02804, X02904, X03404, and Bima-1 excel in the characters observed compared to check varieties. Check varieties (local) is superior genotypes were tested on plant height and ear height layout.</p><p> </p><p><strong>Abstrak</strong></p><p>Untuk mengurangi dampak negatif pemupukan N yang berlebihan perlu dilakukan efisiensi penggunaan N, terutama pada tanaman jagung yang banyak membutuhkan N. Efisiensi penggunaan N dapat ditingkatkan melalui pembentukan varietas jagung adaptif pemupukan N rendah, untuk itu perlu dilakukan karakterisasi tanaman sebagai dasar skrining genotipe. Beberapa galur jagung telah dievaluasi pada lahan sawah di Bontomanai, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, pada Mei- Desember 2009, untuk melihat penampilan fenotipik karakter hasil dan komponen hasil. Percobaan ditata dalam rancangan acak kelompok pola faktorial dengan perlakuan genotipe A (X01904), B (X02804), C (X02904), D (X03404), E(X03604), F (Bima-1), G (Lamuru), H (Gumarang), dan lokal B Kuning sebagai pembanding dengan pemupukan N (dosis tinggi dan rendah) diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemupukan N 400 kg/ha berpengaruh lebih baik terhadap karakter yang diamati dari pemupukan N 200 kg/ha. Genotipe yang mempunyai potensi hasil tinggi di lahan sawah adalah kultivar Lamuru (13,44 t/ha) dan X01904 (13,33 t/ha). Semua genotipe yang diuji berumur genjah (76-84 hst). Genotipe X01904, X02804, X02904, X03404, dan Bima-1 unggul dalam karakter-karakter yang diamati dibandingkan dengan varietas pembanding. Varietas pembanding (lokal) lebih unggul dibandingkan dengan genotipe yang diuji pada karakter tinggi tanaman dan tinggi letak tongkol.</p>