scholarly journals Kajian Kuat Geser Langsung Beton Memadat Sendiri dengan Kadar Fly Ash 50% dan 60%

2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 373
Author(s):  
Favian Gustav Mulya

<p><strong>Abstrak</strong><strong></strong></p><p>Beton adalah bahan konstruksi yang banyak dipakai dalam pembangunan infrastruktur. Akan tetapi, proses produksi semen menimbulkan adanya CO<sub>2</sub> yang cukup besar yaitu pada satu ton semen menghasilkan 0,55 ton CO<sub>2</sub> serta membutuhkan bahan bakar karbon yang dapat mengeluarkan emisi CO<sub>2 </sub>setara 0,45 ton serta menyebabkan <em>Global Warming </em>(Davidovits, 1994). <em>Fly Ash </em>merupakan material substitusi semen yang saat ini sering dilakukan penelitian serta digunakan. <em>Fly ash </em>merupakan limbah industri berasal dari pembakaran batubara, dengan ukuran diameter 1-150 µm (Siddique, 2004). Fly Ash memiliki kandungan SiO<sub>2</sub> yang relatif tinggi, sehingga bisa digunakan sebagai material pozzolan substitusi semen yang bersifat mengikat dalam pembuatan beton. <em>Fly Ash </em>dengan kandungan &gt;50% disertai dengan tambahan material <em>superplastictizer</em> akan dapat menjadikan struktur beton yang bersifat daktail dapat menggalir serta memadat mandiri, campuran ini disebut sebagai <em>High Volume Fly Ash - Self Compacting Concrete</em><em> </em>(HVFA – SCC). Dalam penelitian ini akan dibahas besar kuat geser langsung beton HVFA – SCC pada kandungan fly ash 50% dan 60% kemudian hasil tersebut akan dikomparasikan dengan balok beton normal. Digunakan balok dobel L bertulang dengan penampang 10x 20x36 cm terdiri atas 5 balok beton normal dan 5 balok HVFA-SCC dengan kandungan <em>fly ash </em>50% serta 5 balok HVFA-SCC dengan kandungan <em>fly ash </em>60%. Pada uji kuat geser langsung digunakkan alat yaitu LVDT, dari pengujian ini akan diperoleh grafik hubungan Load-Displacement dengan tegangan geser maksimum beton HVFA-SCC 50%, 60% serta balok beton normal. Berdasarkan hasil penelitian benda uji dobel L HVFA-SCC memiliki kuat geser maksimum lebih besar daripada beton normal.</p><p><strong>Kata Kunci :</strong> <em>fly ash, </em>HVFA-SCC, kuat geser</p>

2018 ◽  
Vol 6 (3) ◽  
Author(s):  
Isnadia Nurul Fatimah ◽  
Agus Setiya Budi ◽  
Senot Sangadji

<p>Dalam upaya mengurangi efek <em>global warming </em>akibat limbah CO<sub>2</sub> hasil pembakaran semen ditelitilah <em>fly ash </em>sebagai bahan subtitusi semen. Kandungan senyawa silika ditambah alumina akan mengikat senyawa sisa hasil hidrasi semen (kalsium hidroksida,Ca(OH)<sub>2</sub>) yang tidak mempunyai kemampuan mengikat, menjadi senyawa baru yang mempunyai sifat <em>cementitious</em> (mengikat) sehingga <strong>meningkatkan kekuatan beton yang dihasilkan. <em>Fly ash </em>juga memiliki sifat <em>ball bearing effect</em> yang meningkatkan <em>workability.</em></strong><strong><em> </em></strong><strong>Pada penelitian  ini akan dianalisis </strong>pengaruh kadar <em>fly ash</em> terhadap kuat tekan yang dihasilkan masing masing kadar <em>High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete (HVFA-SCC)</em> <em>Fly Ash</em> sebagai subtitusi semen pada <em>High Volume Fly Ash Self Compacting Concrete</em> (HVFA SCC) memiliki kadar mulai dari 50%. Pengujian beton dilakukan dengan sample diameter 15 cm x 30 cm pada 28 hari. Pada penelitian ini dibandingkan 3 variasi kadar <em>fly ash </em>yaitu 50%, 60%, 70% dan beton normal. Hasil penelitian menunjukkan kuat tekan HVFA-SCC semakin besar kadar <em>fly ash</em> semakin rendah kuat tekan yang dihasilkan. Kuat tekan yang dihasilkan untuk kadar <em>fly ash </em>50%, 60%, 70% dan beton normal adalah 60.58 MPa, 45.86 MPa, 38.21 MPa, 62.47 MPa.</p>


2019 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
Author(s):  
Faisal Arya Yudhanto ◽  
Agus Setiya Budi ◽  
Halwan Alfisa Saifullah

<p><em>Fly ash</em> merupakan limbah industri yang dihasilkan dari pembakaran batu bara. Terdiri dari partikel yang halus, dengan kandungan <em>silica</em> (SiO2) yang tinggi. Sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan<em> pozzolan</em> sebagai pengganti semen yang merupakan bahan pengikat dalam pembuatan beton. Penggunaan <em>fly ash</em> dalam jumlah lebih besar dari 50% disebut dengan <em>High Volume Fly Ash Concrete</em> (HVFAC). Untuk mengatasi permasalahan pemadatan yang kurang optimal saat pengecoran, konsep HVFAC dipadukan dengan <em>Self Compacting Concrete</em> (SCC). Penelitian ini mengkaji pengaruh penggunaan kadar <em>fly ash</em> 50% dan 60% terhadap kuat tarik material beton. Dengan mengkaji beberapa parameter, yaitu hubungan <em>load-displacement</em>, energi fraktur elastik linear dan modulus elastisitas. Eksperimen dilakukan pada beton berdimensi 10x10x40 cm, dengan kadar <em>fly ash</em> 50% dan 60%. Diuji dengan beban tarik secara <em>uniaxial</em>. Rencana mutu beton 30 MPa. Karakteristik HVFA-SCC lalu dibandingkan dengan beton normal usia 28 hari. Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan, HVFA-SCC memiliki kekakuan lebih besar dari beton normal, dibuktikan dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar. Tepat sebelum beton putus, HVFA-SCC menghasilkan energi fraktur elastik linear yang lebih besar sehingga membentuk sinyal retak yang lebih baik sebelum terjadinya putus beton.</p>


2019 ◽  
Vol 7 (4) ◽  
Author(s):  
Karin Sebastia Lintang ◽  
Agus Setiya Budi ◽  
Senot Sangadji

<p><em>Fly ash</em> berasal dari abu sisa pembakaran batu bara yang mengandung sifat kimia berupa silika dan alumina mencapai 80%. Senyawa silika yang terdapat di dalam <em>fly ash</em> akan mengeliminir keberadaan Ca(OH)<sub>2</sub> di dalam mortar yang sifatnya merugikan dan menurunkan kuat tekan dengan cara bereaksi membentuk CSH atau tubermorite yang membangun kekuatan beton. Konsep penggunaan <em>fly ash</em> yang sering digunakan dalam jumlah besar (35-65%) sebagai subtituen<em> </em>semen dikenal dengan <em>High Volume Fly Ash Concrete (HVFAC)</em>. Penggunaan konsep HVFAC dipadukan dengan <em>Self Compacting Concrete (SCC)</em> untuk mengatasi permasalahan terbentuknya rongga pada beton bertulang<em>.</em> Penelitian ini mengkaji kuat lekat pada beton HVFA-SCC dan beton normal. Metode penelitian ini ialah eksperimen menggunakan 2 variasi kadar <em>fly</em> <em>ash </em>pada beton HVFA-SCC yaitu 50%, 60%, serta beton normal yang digunakan sebagai<em> </em>pembanding. Tiap variasi terdiri dari 3 sampel kubus berukuran 150 mm x 150 mm x 150 mm. Mutu untuk sampel tersebut diseragamkan yaitu 30 MPa. Hasil yg didapatkan dari pengujian sampel yang ada berupa kurva hubungan load-displacement beton HVFA-SCC yang dibandingkan dengan beton normal usia 28 hari. Hasil yang didapatkan dari hubungan <em>load-displacement</em> adalah besarnya gaya cabut maksimal, <em>displacement </em>saat terjadi gaya cabut maksimal serta dipergunakan untuk menganalisis kuat lekat dari sampel beton HVFA-SCC dan beton normal. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa kuat lekat pada beton HVFA-SCC dengan kadar <em>fly ash</em> 50% lebih besar 328,22 % dibandingkan dengan kuat lekat pada pada beton normal dan pada beton HVFA-SCC dengan kadar <em>fly ash</em> 60% kuat lekat lebih besar 218,84 % dibandingkan dengan kuat lekat pada pada beton normal. Tipe keruntuhan yang terjadi pada pengujian sampel HVFA-SCC maupun beton normal dengan pada pengujian <em>pull out</em> ialah <em>pull out failure.</em></p>


2021 ◽  
Vol 54 (1) ◽  
Author(s):  
Yu Zheng ◽  
Nuan Zhou ◽  
Lingzhu Zhou ◽  
Hexin Zhang ◽  
Haotian Li ◽  
...  

2018 ◽  
Vol 195 ◽  
pp. 02023 ◽  
Author(s):  
Stefanus Kristiawan ◽  
Sunarmasto ◽  
Agus S Budi ◽  
Desi C Kurniawati

Utilization of High-Volume Fly Ash-Self Compacting Concrete (HVFA-SCC) as a reinforced concrete structural element requires a rational analysis to accommodate the mechanical characteristics of HVFASCC. This study aims to investigate and analyze the mechanical characteristics of HVFA-SCC by examining the experimentally obtained complete stress-strain behavior of this concrete. The results indicate that the compression stress-strain curve of HVFA-SCC is diverse to that of normal concrete (NC) in which the average area under the curve represents 64% to that of NC. Consequently, the equivalent rectangular compression stress for calculating the nominal flexural strength of reinforced HVFASCC section should be modified by a factor of 0.64. Based on this theoretical analysis, a close agreement exists between the predicted nominal flexural strength and the experimental result.


2020 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 393
Author(s):  
Muhammad Tsaqif Muhadzib

<p><em>Self Compacting Concrete</em> (SCC) merupakan inovasi dalam bidang konstruksi dengan berbagai macam kelebihan, namun terdapat kekurangan yaitu SCC memerlukan proporsi semen yang lebih banyak sehingga tidak ramah lingkungan. Material yang dapat menggantikan semen dengan karakteristik yang sama adalah <em>fly ash</em>. <em>Fly ash</em> merupakan sisa pembakaran batu bara yang mengandung silica atau silica alumina dan bersifat pozzolan. Penggunaan <em>fly ash </em>sebagai campuran beton dapat digunakan hingga mencapai &gt;50% dari total semen yang dibutuhkan dan dinamakan <em>High Volume Fly Ash Conccrete</em> (HVFAC). Penelitian ini mengkaji kapasitas geser balok bertulang HVFA-SCC 60% dan balok beton normal. Benda uji yang digunakan dalam penelitian ini memiliki dimensi 10 cm x 18,5 cm x 130 cm dengan 2 titik pembebanan dengan jarak antar beban sebesar 20 cm. Berdasarkan hasil penelitian kapasitas geser balok bertulang HVFA-SCC 60% lebih kecil dibandingkan kapasitas geser balok beton normal yang diuji pada umur 28 hari.</p>


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 362
Author(s):  
Febri Arifia

<p><em>SCC (Self Compacting Concrete) </em>merupakan salah satu inovasi dalam mempermudah pekerjaan infrastruktur<em>. Fly ash</em> adalah sisa-sisa pembakaran batu bara yang berbentuk partikel halus dan merupakan bahan anorganik yang terbentuk dari perubahan bahan mineral karena proses pembakaran dari proses pembakaran batubara. Sifat kimia <em>fly ash</em> menjadikan <em>fly ash</em> digunakan sebagai bahan pengganti semen. Penelitian ini akan mengkaji seberapa besar kapasitas geser balok beton bertulang <em>High Volume Fly Ash </em><em>– </em><em>Self Compacting Concrete</em><em> </em>(HVFA – SCC) dengan kadar <em>f</em><em>ly </em><em>a</em><em>sh</em> 50 % dan kemudian akan dibandingkan dengan balok beton normal. Benda uji yang digunakan balok beton bertulang dengan luas penampang 10 cm x 18,5 cm dengan panjang 130 cm. Pengujian kapasitas geser  menggunakan alat <em>loading frame</em> dengan melakukan 2 titik pembebanan. Dari pengujian ini akan didapatkan grafik hubungan beban-lendutan serta perhitungan kapasitas geser balok beton HVFA-SCC 50%. Berdasarkan hasil penelitian ini kapasitas geser pengujian balok beton HVFA-SCC550% memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan dengan kapasitas geser hasil pengujian balok beton normal yang diuji pada umur 28 hari yakni sebesar 30,5  kN untuk HVFA-SCC 50% dan 31,29 kN untuk beton normal.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document