The mining sector which is the leading sector has been able to sustain economic growth in East Kalimantan. However, since the weakening of coal prices resulted in the decreasing ability of local government financing in order to carry out its functions as a development organizer, government organizer and serve the community. This study aims to analyze whether the weakening of coal prices have an effect on economic growth and the level of regional financial independence by measuring the performance of local financial management using regional financial independence ratio, the ratio of financial ability and the ratio of effectiveness of PAD and formulate strategies to find solutions and improve financial performance. The results of the financial performance analysis of East Kalimantan Province showed good results when viewed from Level of independence, ability level, and level of effectiveness. Further analysis results shows that coal price with a value of 11,46 and APBD with a value of 2,70 has positive and significant effect to economic growth East Kalimantan Province. While the number of residents have no effect on economic growth. For other regression resulted that PAD, DAPER, PMA have a positive and significant effect to financial performance. While PMDN have no effect. Based on AHP results obtained priority strategy should done to innovate service. Abstrak Sektor pertambangan yang merupakan sektor unggulan telah mampu menopang pertumbuhan ekonomi di Kalimantan Timur. Namun, karena melemahnya harga batubara mengakibatkan menurunnya kemampuan pembiayaan pemerintah daerah dalam rangka menjalankan fungsinya sebagai pengelola pembangunan, penyelenggara pemerintahan dan melayani masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah melemahnya harga batubara berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemandirian keuangan daerah dengan mengukur kinerja pengelolaan keuangan daerah dengan menggunakan rasio kemandirian keuangan daerah, rasio kemampuan keuangan dan rasio efektivitas PAD dan merumuskan strategi untuk menemukan solusi dan memperbaiki kinerja keuangan. Hasil analisis kinerja keuangan Provinsi Kalimantan Timur menunjukkan hasil yang baik bila dilihat dari tingkat independensi, tingkat kemampuan, dan tingkat efektivitas. Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa harga batubara dengan nilai 11,46 dan APBD dengan nilai 2,70 berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Kalimantan Timur. Sementara jumlah penduduk tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Untuk regresi lain dihasilkan bahwa PAD, DAPER, PMA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Sementara PMDN tidak berpengaruh. Berdasarkan hasil AHP diperoleh strategi prioritas yang harus dilakukan adalah melakukan inovasi layanan.