scholarly journals ADIKSI INTERNET DAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA

Psibernetika ◽  
2020 ◽  
Vol 13 (1) ◽  
Author(s):  
Pradinata Kusumo ◽  
Devi Jatmika

<p>Penggunaan internet sudah sangat meluas dalam kehidupan masa kini, hampir setiap individu memiliki akses untuk menggunakan internet. Namun, pada batasan tertentu penggunaan internet yang seharusnya positif dapat berubah menjadi negatif karena adanya efek kecanduan. Pada penelitian-penelitian sebelumnya telah diperoleh hasil mengenai adanya komorbid efek candu internet dengan depresi, masalah sosial, maupun kecemasan. Penggunaan internet yang berlebihan dapat mempengaruhi kemampuan keterampilan komunikasi interpersonal seseorang. Sedangkan pada masa kini, komunikasi menjadi hal yang penting dalam kehidupan manusia, khususnya bagi para remaja yang masih pada tahap perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah hubungan antara internet adiktif dengan keterampilan komunikasi interpersonal pada remaja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 400 remaja usia 15-19 tahun di wilayah Jakarta. Teknik sampling menggunakan teknik <em>purposive sampling</em>. Dalam penelitian ini internet adiktif diukur dengan menggunakan <em>Internet Addiction Test </em>yang dibawakan oleh Young, dengan reliabilitas sebesar 0.819 dan pengukuran keterampilan komunikasi interpersonal dengan menggunakan alat ukur keterampilan komunikasi interpersonal berdasarkan dimensi Joseph DeVito, reliabilitas yang diperoleh sebesar 0.881. Hasil penelitian ini diperoleh nilai uji korelasi r <em>pearson</em> sebesar -0.167 dan nilai signifikansi 0.001. Hal ini menunjukkan adanya korelasi negatif antara internet adiktif dengan keterampilan komunikasi interpersonal namun dalam kategori sangat rendah.</p>

2019 ◽  
Vol 17 (1) ◽  
pp. 61-71 ◽  
Author(s):  
AR Mubarak ◽  
Steve Quinn

Purpose This study aims to explore the association between internet addiction and problem behaviours on social networking sites (SNS) using the general strain theory (Agnew, 1992). Design/methodology/approach Using the purposive sampling method, a survey was conducted, which collected data from 414 college students studying in two public universities in South Australia. The Delphi method was used to develop the questionnaire used for the survey. Findings 'Results of this research indicated a significant association between internet addiction and problem behaviours on SNS. Respondents who had engaged in problem behaviours on SNS had high internet addiction test scores (Young, 1998). On the basis of this finding, the present research argues that the general strains associated with the suffering of newly emerging challenges such as internet addiction might contribute to victimisation and deviant and problem behaviours on SNS in specific and possibly in cyberspace in general. Research limitations/implications Results of the present study need to be interpreted cautiously due to many limitations it has. This research is a cross-sectional study, which might not adequately explain the associations between internet addiction and problem behaviours on SNS. Longitudinal studies involving larger samples might have added significant value to this study. The present study uses purposive sampling technique, which has limited its generalizability, and its findings may not be generalised to large populations. Originality/value Limited information is available pertaining to the association between problem behaviours on SNS and internet addiction. The present study is a pioneering effort, which argues that rapid popularity of SNS is likely to increase internet addiction and the frustration of not getting proper treatment for their internet addiction might lead to deviant behaviours on SNS.


2020 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 214
Author(s):  
Teddy Ali Siregar ◽  
Stephani Raihana Hamdan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara Adiksi Internet dan Perilaku Merokok. Beberapa penelitian yang menyatakan hasil yang kontradiktif antara kecanduan internet dan perilaku merokok. Penelitian ini menggunakan non-probability sampling dengan teknik purposive sampling, subjek meliputi 51 orang. Metode yang digunakan peneliti merupakan metode korelasional. Pengumpulan data menggunakan kuisioner Internet addiction test (IAT). Data yang diperoleh berupa data ordinal. Hasil penelitian menunjukan terdapat hubungan yang cukup era antara adiksi internet dan perilaku merokok. Korelasi aspek adiksi internet, aspek neglect work paling tinggi terhadap perilaku merokok, korelasi aspek excessive use yang paling rendah terhadap perilaku merokok, gambaran perilaku merokok remaja di Kota Bandung sebagian besar mempunyai perilaku merokok yang sedang.


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 166-175
Author(s):  
Janet Tri Bibelia ◽  
Nur Oktavia Hidayati ◽  
Irman Somantri

Parenting Style among Teenagers with an Internet Addiction Background: Teenagers are transition from childhood to adulthood which is a period of crisis against maladaptive risks, such as internet addiction. One of the external factors that most influences internet addiction in teenagers is parenting style.Purpose: To describe the parenting style among teenagers with an internet addiction.Method: A quantitative descriptive with a cross-sectional approach. The population was all students in grades of X and XI grade senior high school of Jatinangor, and samples were taken by purposive sampling with criteria of experiencing internet addiction, have complete parents, and living with parents with a total sample of 100 students. Data collection by using an instrument of Parental Authority Questionnaire (PAQ) which has translated in bahasa and tested for its validity with coefficient ≤ 0.300, and its reliability with of Alpha Cronbach ≤ 0.700. The results were analyzed by univariate.Results: The research showed that authoritative father’s parenting style perceived by teenagers (38%), authoritative mother’s parenting style perceived by teenagers (43%), authoritarian father’s parenting style perceived by teenagers (25%), authoritarian mother’s parenting style perceived by teenagers (28%), permissive father’s parenting style perceived by teenagers (28%), and permissive mother’s parenting style perceived by teenagers (16%).Conclusion: Most of the parenting styles perceived by adolescents with internet addiction are democratic maternal. Keywords: Internet addiction; Parent style; Teenagers. Pendahuluan: Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju  dewasa yang merupakan masa krisis terhadap risiko maladaptif, seperti kecanduan internet. Salah satu faktor eksternal yang paling mempengaruhi kecanduan internet pada remaja ialah pola asuh..Tujuan: Mengetahui gambaran pola asuh orang tua pada remaja dengan kecanduan internet.Metode: Penelitian deskriptif-kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa kelas X dan XI SMA Negeri Jatinangor, sebanyak 838 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dengan kriteria inklusi mengalami kecanduan internet, orang tua lengkap dan tinggal bersama orang tua dengan jumlah sampel sebanyak 100 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan Instrumen Parental Authority Questionnaire (PAQ) yang telah dialih bahasakan dan diuji validitasnya dengan nilai koefisien ≤ 0.300, serta reliabilitasnya dengan nilai Alpha Cronbach≤ 0.700. Hasil penelitian dianalisis  dengan teknik analisis univariat.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan pola asuh ayah demokratis yang dipersepsikan remaja (38%), pola asuh ibu demokratis yang dipersepsikan remaja (43%), pola asuh ayah otoriter yang dipersepsikan remaja (25%), pola asuh ibu otoriter yang dipersepsikan remaja (28%), pola asuh ayah permisif yang dipersepsikan remaja (28%), dan pola asuh ibu permisif yang dipersepsikan remaja (16%).Simpulan: Sebagian besar pola asuh yang dipersepsikan remaja dengan kecanduan internet adalah pola asuh ibu demokratis.


Author(s):  
Maren Greschner ◽  
Jörg Michael Müller ◽  
Katajun Lindenberg ◽  
Corinna Reck ◽  
Georg Romer ◽  
...  

Zusammenfassung. Zielsetzung: In der Entstehung von pathologischem Internetgebrauch (PIG) wird diskutiert, ob das Internetverhalten als Surrogat zur Befriedigung von Bindungsbedürfnissen dienen kann. Dabei wird angenommen, dass die unerfüllten Bindungsbedürfnisse aus unsicheren Bindungsstilen resultieren. Die vorliegende Pilotstudie untersuchte den Zusammenhang zwischen PIG und Bindungsstilen. Methodik: Bei 10 Probanden mit PIG und 10 Probanden einer geschlechts-, alters- und bildungsgematchten Kontrollgruppe erfolgte erstmals eine interviewgestützte Erhebung des Bindungssystems mit dem Attachment Style Interview durch zwei geschulte Rater. Die Definition des PIG erfolgte kategorial mit dem Internetsucht-Interview (Distinguishing Characteristics of Internet Addiction) und dimensional durch die Skalen zum Onlinesucht- und Computerspielverhalten. Ergebnis: Probanden mit PIG wiesen signifikant häufiger unsichere und desorganisierte sowie seltener sichere Bindungsstile auf als gesunde Kontrollprobanden [χ²(2) = 7.505; p = .023]. Schlussfolgerung: Unsichere und desorganisierte Bindungsstile sollten in der multifaktoriellen Ätiopathogenese des PIG als Risikofaktor berücksichtigt werden.


Author(s):  
Ralf Demmel

Zahlreiche Falldarstellungen sowie die Ergebnisse einer Reihe empirischer Untersuchungen lassen vermuten, dass die exzessive Nutzung von Onlinediensten mit erheblichen Beeinträchtigungen der Lebensführung einhergehen kann. In der Literatur wird oftmals auf Ähnlichkeiten zwischen der sog. <I>Internet Addiction</I> einerseits und Abhängigkeitserkrankungen oder Störungen der Impulskontrolle andererseits hingewiesen. Die Validität des Konstrukts ist jedoch umstritten. In Abhängigkeit von der jeweiligen Symptomatik können verschiedene Subtypen der Internet»sucht« beschrieben werden:<I><OL><LI>addiction to online sex, <LI>addiction to online gambling, <LI>addiction to online relationships, <LI>addiction to web cruising and e-mail checking</I> und <I><LI>addiction to multi-user dungeons.</OL></I> Zur Prävalenz der Internet»sucht« in der Allgemeinbevölkerung liegen bislang keine zuverlässigen Schätzungen vor. Verschiedene Personenmerkmale (Alter, Geschlecht, psychische Störungen etc.) sowie spezifische Merkmale der verschiedenen Onlinedienste (Anonymität, Ereignishäufigkeit etc.) scheinen das Risiko einer exzessiven und somit möglicherweise schädlichen Nutzung zu erhöhen. Die vorliegenden Daten sind widersprüchlich und erlauben lediglich vorläufige Schlussfolgerungen, da sich die Soziodemographie der Nutzer innerhalb weniger Jahre deutlich verändert hat und darüber hinaus hinsichtlich der Nutzung des World Wide Web nach wie vor erhebliche geographische Ungleichheiten vorausgesetzt werden müssen. Vor dem Hintergrund erheblicher Forschungsdefizite einerseits und zahlreicher »Schnittstellen« andererseits erscheint es naheliegend und dringend notwendig, dass die Forschung auf diesem Gebiet künftig in weitaus stärkerem Maße als bislang von den Fortschritten anderer Disziplinen profitiert. Aufgabe empirischer Forschung sollte neben der Entwicklung reliabler und valider Erhebungsinstrumente und der Durchführung aufwändiger Längsschnittstudien an repräsentativen Zufallsstichproben die Formulierung evidenz-basierter Behandlungsempfehlungen sein.


PsycCRITIQUES ◽  
2017 ◽  
Vol 62 (50) ◽  
Author(s):  
John S. Wodarski
Keyword(s):  

2013 ◽  
Author(s):  
Yeo-Ju Chung ◽  
Sungman Shin ◽  
Do Hyung Lee ◽  
Ji Yun Kim ◽  
Su Jung Ryu ◽  
...  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document