AbstrakPada penelitian ini dilakukan investigasi parser dengan pendekatan left-corner untuk data tweet bahasa Indonesia. Total koleksi tweet sebanyak 850 tweet yang dibagi menjadi tiga kumpulan data, yakni data train POS Tagger, data train dan data uji. Left-corner menggabungkan dua metode yakni top-down dan bottom-up. Dimana top-down digunakan pada proses pengenalan kelas kata dan bottom-up digunakan pada proses pengenalan struktur kalimat. Adapun jenis tag yang digunakan dalam proses top-down berjumlah 23 tagset dan frasa yang digunakan untuk menentukan struktur kalimat frasa yakni frasa nomina, frasa verbal, frasa adjektiva, frasa adverbia dan frasa preposisional. Hasilnya adalah untuk pendekatan left corner mencapai nilai precision 88,29%, nilai recall 68,3% dan F1 measure 77,02%. Nilai yang diperoleh dengan pendekatan left-corner lebih besar dibandingkan nilai dengan pendekatan bottom-up. Hasil dari nilai yang diperoleh dengan bottom up mencapai nilai precision 68,79%, nilai recall 47,12% dan F1 measure 55,9%. Hal ini disebabkan penggunaan kelas kata pada proses top-down berpengaruh pada sturuktur kalimat pada proses bottom up.AbstractIn this research, we investigated parser with left-corner parser approach for data tweet in Indonesian language. The data used was consisted of 850 tweets which divided for into three data set, that is data train for POS Tagger, data train for parser and data test. The left-corner combines two methods, top-down and bottom-up methods. Top-down used for processes a sequence of words, and attaches a part of speech tag to each and bottom-up used for processes a sentence structure. We used 41 tags and the pharse used to define the sentence structure is noun phrase, verbal phrase, adjective pharse, adverd phrase and prepositional pharse. The result was that precision 88,29%, recall 68,3% and F1 measure 77,02% of left-corner approach. The value obtained by the left-corner approach is greater than the value with the bottom-up approach. The result was that precision 68,29%, recall 47,12% and F1 measure 55,9% of bottom-up approach. This is because the use of word class in top-down process affect the sentence structure in the bottom up process. that is because the use of word class in top-down process affect the sentence structure in the bottom up process.