scholarly journals PENDAMPINGAN PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN IPA MELALUI LESSON STUDY FOR LEARNING COMMUNITY (LSLC) DI SMP KOTA MATARAM

Author(s):  
Hikmawati Hikmawati ◽  
Agus Ramdani ◽  
Gito Hadiprayitno ◽  
Muntari Muntari ◽  
Mukhtar Haris

Permasalahan yang dihadapi Mitra: (1) Rendahnya nilai mata ujian IPA pada ujian nasional tahun pelajaran 2018/2019 di Kota Mataram yaitu sebesar 46,49; (2) Kurangnya kolaborasi antar guru mata pelajaran IPA dalam merancang perencanaan pembelajaran sesuai Kurikulum 2013. Tujuan kegiatan pengabdian: pendampingan peningkatan mutu pembelajaran IPA melalui Lesson Study for Learning Community (LSLC). Metode pelaksanaan pengabdian: Kegiatan pendampingan diawali dengan sosialisasi LSLC tanggal 15 Februari 2020 yang diikuti oleh semua guru di SMPN 20 Mataram dan guru-guru IPA dari SMPN 5 Mataram, kepala sekolah SMPN 20 Mataram dan SMPN 5 Mataram, Pengawas Mata Pelajaran IPA dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Mataram. Siklus LS terdiri atas 3 tahapan yaitu plan, do, see. Pada tahap plan, guru-guru mata pelajaran IPA dari kedua sekolah berkolaborasi membuat chapter design dan lesson design. Pada tahap plan juga ditentukan guru model dan observer. Pada tahap do, guru model melaksanakan pembelajaran sesuai lesson design yang telah dibuat, sedangkan observer mengamati aktivitas siswa. Pada tahap see, dilakukan refleksi yaitu guru model memberikan komentar terhadap pelaksanaan pembelajaran dan observer mengemukakan hasil pengamatan. Kegiatan see dipandu oleh moderator yaitu kepala sekolah. Tim pengabdian (dosen) bertindak sebagai narasumber. Tahap plan dilaksanakan tanggal 20 Februari 2020, sedangkan tahap do dan see dilaksanakan tanggal 28 Februari 2020. Hasil kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu (1) menghasilkan chapter design dan lesson design untuk materi: Getaran, Gelombang, dan Bunyi; (2) Memberikan pengalaman langsung bagi guru model, guru IPA SMPN 20 Mataram dan SMPN 5 Mataram, Kepala Sekolah SMPN 20 Mataram, dan Pengawas Guru Mata Pelajaran IPA di Kota Mataram tentang praktik LSLC; (3) Aktivitas siswa selama pembelajaran termasuk kategori aktif, dan siswa dapat menjawab soal evaluasi di akhir pembelajaran dengan benar. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di SMPN 20 Mataram dan SMPN 5 Mataram.

2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 602
Author(s):  
Muhammad Syazali ◽  
Baiq Niswatul Khair ◽  
Hasnawati Hasnawati ◽  
Lalu Wira Zain Amrullah

ABSTRAKTuntutan pembelajaran abad 21 adalah kompetensi 4C - colaboration, communication, critical thinking, creativity. Fasilitas pembelajaran yang tepat untuk ini adalah LSLC. Sejauh ini guru di SD/MI Ponpes Darussholihin NW Kalijaga belum pernah mengikuti kegiatan LSLC. Pengabdian ini sebagai langkah awal untuk mendampingi guru dalam ber-LSLC. Adapun tahapan pertama dalam LSLC adalah plan yg di dalamnya memuat penyusunan lesson design dan chapter design. Target luaran yaitu guru-guru SD/MI di Ponpes Darussolihin NW Kalijaga mampu menyusun chapter design dan lesson design. Kegiatan ini menggunakan metode pendampingan dan dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu: (1) workshop LSLC secara daring, (2) presentasi dari tim terkait chapter design dan lesson design, dan (3) mendampingi peserta dalam kelompok untuk mengembangkan chapter design dan lesson design. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan lancar. Workshop online terselenggara pada interval 12 – 14 Agustus 2021. Presentasi dari tim dan pendampingan kelompok dalam mengembangkan chapter design dan lesson design terlaksana pada tanggal 18 September 2021 di MI NW Kalijaga. Jumlah peserta yang hadir sebanyak 33 peserta dari beberapa SD/MI di bawah naungan Ponpes Darussolihin NW Kalijaga. Diakhir kegiatan pendampingan, hasil kolaborasi masing-masing kelompok guru telah berhasil menyusun chapter design dan lesson design dengan kualitas yang baik dan siap untuk dimplementasikan dalam pembelajaran. Kata kunci: chapter design; lesson design; pendamipingan LSLC; ponpes NW kalijaga. ABSTRACTThe demands of 21st century learning are 4C competencies - collaboration, communication, critical thinking, creativity. The right learning facility for this is LSLC. So far, teachers at SD/MI Ponpes Darussholihin NW Kalijaga have never participated in LSLC activities. This service is the first step to assist teachers in LSLC. The first stage in the LSLC is a plan which includes the preparation of lesson designs and chapter designs. The output target is that SD/MI teachers at Ponpes Darussolihin NW Kalijaga are able to compile chapter designs and lesson designs. This activity uses the mentoring method and is carried out in three stages, namely: (1) online LSLC workshops, (2) presentations from teams related to chapter design and lesson design, and (3) assisting participants in groups to develop chapter designs and lesson designs. This activity went well and smoothly. An online workshop will be held on August 12-14, 2021. Presentations from the team and group assistance in developing chapter design and lesson design will take place on September 18, 2021 at MI NW Kalijaga. The number of participants who attended was 33 participants from several SD/MI under the auspices of Ponpes Darussolihin NW Kalijaga. At the end of the mentoring activity, the results of the collaboration of each group of teachers have succeeded in compiling chapter designs and lesson designs with good quality and ready to be implemented in learning. Kata kunci: chapter design; lesson design; LSLC mentoring; ponpes NW kalijaga. 


2018 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 33-38
Author(s):  
Rulik Setiani

Untuk meningkatkan mutu pendidikan terutama ditingkat perguruan tinggi STKIP Muhammadiyah Kotabumi dibutuhkan upaya dan usaha tenaga pendidik atau dosen yang dapat memperbarui dan meningkatkan pembelajaran agar hasil belajar meningkat. Salah satu upaya yang dilakukan oleh para dosen, yaitu dengan menerapkan lesson study karena lesson study merupakan suatu proses kolaboratif atau model pembinaan profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning. Untuk membangun learning community dilakukan tiga tahapan, yaitu plan, do, dan see. Dalam tahap plan dosen model menyampaikan lesson design yang sudah dirancang sesuai dengan tujuan pembelajaran pada mata kuliah vocabulary development program studi pendidikan bahasa Inggris semester satu kelas A. Dosen model menyiapkan lembar kerja mahasiswa untuk mengukur tingkat pemahaman terhadap materi yang sudah dipelajari.  Pada tahap do melalui model pembelajaran TAI, dosen menyuruh mahasiswa untuk membentuk kelompok beranggotakan 3 sampai 4. Dosen menjelaskan materi pembelajaran, setelah itu setiap mahasiswa pada masing-masing kelompok diberi lembar kerja yang pada awalnya mereka harus mengerjakanya masing-masing dan kemudian mereka dapat berdiskusi dengan sesama anggota kelompoknya. Jika mereka sudah selesai, dosen mengecek hasil kerjanya dengan cara mahasiswa mempresentasikanya ataupun juga dengan dibahas bersama-sama. Dosen jaga memberi apresiasi pada setiap kelompok yang dapat menjawab dengan benar, pada tahap ini dosen lainnya sebagai pengamat mengamati kegiatan mahasiswa selama proses pembelajaran berlangsung. Tahap yang terahir, yaitu see, pada tahap ini dosen model beserta para dosen lain atau para pengamat  dipandu dengan moderator menyampaikan temuan-temuan selama proses pembelajaran dan memberikan saran.Hal ini bertujuan untuk perbaikan agar proses pembelajaran pada tahap berikutnya lebih baik dan meningkat.


2020 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
Author(s):  
Hikmawati Hikmawati ◽  
Agus Ramdani ◽  
Gito Hadi Prayitno ◽  
Muntari Muntari ◽  
Mukhtar Haris

Tujuan  kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pemahaman bagi guru tentang Lesson Study for Learning Community (LSLC) sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA di SMP Kota Mataram. Kegiatan ini telah dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2020 bertempat di SMP Negeri 20 Mataram. Peserta kegiatan sosialisasi LSLC ini terdiri atas seluruh guru di SMP Negeri 20 Mataram serta guru-guru IPA dari SMP Negeri 5 Mataram. Materi tentang LSLC yang diberikan oleh Tim kepada peserta terdiri dari 4 hal yaitu: (1) Tahapan Kolaboratif dalam LSLC; (2) Chapter and Lesson Design; (3) Teknik Observasi Saat Pembelajaran; (4) Teknik Refleksi. Setelah semua materi disampaikan oleh Tim, kegiatan dilanjutkan dengan tanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti oleh peserta. Kegiatan sosialisasi ini telah memberikan pemahaman bagi guru tentang Lesson Study for Learning Community (LSLC) sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran IPA. Kegiatan sosialisasi ini akan dilanjutkan dengan Pendampingan Praktik Lesson Study for Learning Community (LSLC) berbasis Zonasi bagi Guru-Guru IPA SMP di Kota Mataram.


2018 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Ayu Fitriani ◽  
Eko Retno Mulyaningrum ◽  
Rivanna Cittraning Rachmawati

<p><em>P</em><em>enelitian ini bertujuan untuk mengetahui </em><em>komparasi</em><em> pembelajarn IPA terpadu tipe connected </em><em> dan tipe webbed </em><em>terhadap hasil belajar kognitif siswa</em><em> pada materi sistem pernapasan di SMP Negeri 11 Semarang</em><em>. </em><em>Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperimen non-equivalent pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan menghasilkan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen 1 (connected) dan VIII G sebagai kelas eksperimen 2 (webbed). Instrumen yang digunakan dalam bentuk tes pilihan ganda, lembar observasi terbuka dan lembar wawancara. Penelitian dilakukan karena banyak guru yang tidak mengetahui tentang  pembelajaran IPA terpadu, hasil belajar kognitif siswa masih rendah dan untuk mengukur profesionalisme guru melalui lessnon study for learning community terhadap hasil belajar kognitif siswa. Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh rata-rata skor pretest pada kelas eksperimen 1 adalah 56,12 dan kelas eksperimen 2 skor rata-ratanya adalah 55,07. Sedangkan rata-rata skor posttest pada kelas eksperimen 1 adalah 74,2 dengan kriteria baik dan pada kelas eksperimen 2 adalah 80,1 dengan kriteria sangat baik. Analisis data tes dilakukan dengan teknik statistik uji-t dua pihak untuk menguji perbedaan rata-rata skor hasil belajar kognitif siswa dengan taraf signifikan α=0,05. Diperoleh nilai hasil t<sub>hitung</sub> = 0,4204 dan t<sub>tabel</sub> = 2,0243 yang berarti hipotesis diterima. Nilai rata-rata posttest hasil belajar kognitif kelas eksperimen 2 lebih tinggi dari kelas eksperimen 1 sehingga disimpulkan bahwa ada perbedaan pembalajaran IPA terpadu tipe connected dan webbed melalui LSLC terhadap hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan di SMP Negeri 11 Semarang dan IPA terpadu. </em>Komparasi hasil belajar kognitif siswa pada materi sistem pernapasan manusia yang memiliki presentase dengan kriteria sangat baik adalah pembelajaran IPA terpadu tipe <em>webbed</em> dan pembelajaran IPA terpadu tipe <em>connected</em> memiliki presentase dengan kriteria baik melalui <em>Lesson Study for Learning Community</em> sehingga pembelajaran IPA terpadu yang efektif untuk digunakan pada materi sistem pernapasan manusia melalui <em>lesson study for learning community</em> di SMP N 11 Semarang adalah tipe <em>webbed</em>.</p>


2019 ◽  
Author(s):  
Fariha Azalea

This research aims to promote the development of the character of learning community at Madrasah Tsanawiyah of Bantul Regency Yogyakarta, and two problems posed to be addressed: why the character of community learning pattern does not realize as it has been expected, and how does the development of the character of learning community at MTs of Bantul look like? The research uses the Research and Development model that is consisted of four stages: exploration, development, tests, and dissemination. The data were collected by means of observatiosn, interviews, questionaire, and review of documentation. The results show: (1) the character of learning community at the MTs in Bantul Regency has not been fully established because the teachers were not active in preparing their lesson study, and they did not benefit from it. Also, they were too busy in fulfilling their obligations as teachers; (2) the development of the character of learning community at MTs in Bantul could be implemented through Classroom Action Research-based lesson study plans which are consisted of five stages: consolidation of lesson study concepts, explanation of Classroom Action Research as a form of scientific publication, planning, implementation of action, and reflection.


2021 ◽  
Vol ahead-of-print (ahead-of-print) ◽  
Author(s):  
Xingfeng Huang ◽  
Rongjin Huang ◽  
Mun Yee Lai

PurposeThis paper presented the learning process of a group of primary mathematics teachers who participated in two iterations of lesson design, enactment and reflection in a Chinese Lesson Study.Design/methodology/approachAn expansive learning theory was employed to examine the teachers’ learning process in lesson study (LS) on representing fractions on a number line. The evolution of a germ cell was utilized to feature the transformation of the object of activity from abstract to concrete through resolving contradictions among LS members. The videos of lesson planning, research lessons (RLs) and debriefing meetings were collected and analyzed to reveal the expansive learning process.FindingsThe analysis showed that the teachers expanded their learning through transforming the object from diffuse to concrete and expanded through consciously articulating the germ cell. The outcomes of object-oriented activity include improving the enacted lesson which promoted students’ conceptual understanding.Originality/valueThis study made a unique contribution to understanding the learning process of teachers in Chinese LS from the perspective of expansive learning.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 398-413
Author(s):  
Ulvi Atika Suri ◽  
Eko Retno Mulyaningrum

ABTRACTThe development of the 21st century skills requires educators to prepare students for global economic competition by having special skills, one of which is problem solving. Achievement of the 21st skills century is done by improving the teaching profession, one of which is through lesson study for learning community. The purpose of this study is to determine whether there is an influence on the application of the auditory intellectually repetition (AIR) learning model through lesson study for learning community on the problem solving abilities of students. This study uses a quasi experimental design method through the randomized posttest-only control group design using matched subjects. The study was conducted at Semarang 11 Public High School in the 2018/2019 school year. Based on the research, the results of statistical tests on the problem solving ability variable have a significance value (2-tailed) of 0.000 <0.05 so that it can be concluded that there are significant differences in students' problem solving abilities between the experimental class and the control class. The experimental class scored better than the control class, with the acquisition of the experimental class number of 76.96 and the control class of 65.94. Based on these results it can be concluded that the application of auditory intellectually repetition (AIR) learning models through lesson study for learning community can improve students' problem solving abilitiesKeywords: Auditory Intellectually Repetition (AIR) Learning Model, Lesson Study for Learning Community, Problem Solving 


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document