scholarly journals Smart Card Madani: Solusi Berbasis Komunikasi Inovasi pada Pemerintahan Kota Pekanbaru, Riau

2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 232-246
Author(s):  
Toni Hartono ◽  
Febby Amelia Trisakti ◽  
Gista Aprilia
Keyword(s):  

Artikel ini hendak mendiskusikan eksistensi inovasi baru yang digagas pemerintah Kota Pekanbaru, yakni produk Smart Card Madani. Smart Card Madani merupakan salah satu inovasi dari program Smart City yang digadang-gadang mampu menjadi solusi permasalahan masyarakat perkotaan. Program ini dicanangkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru sejak tahun 2017. Smart Card Madani merupakan inovasi pemerintah Kota Pekanbaru yang diatur dalam UU No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bab XXI bertajuk Inovasi daerah pasal 386-390. Dalam undang-undang tersebut dikatakan bahwa pemerintah daerah harus melakukan inovasi yang menunjang pembangunan daerah. Program ini diyakini bisa menyelesaikan berbagai masalah perkotaan seperti pelayanan publik, kemacetan, penumpukan sampah, dan keamanan warga. Artikel ini disajikan untuk menjawab permasalahan yang terjadi pada masayarakat Kota Pekanbaru terkait penggunaan Smart Card Madani. Studi ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa inovasi program Smart Card Madani membantu pemerintah dalam memberikan pelayanan publik berbasis teknologi seperti mengganti uang tunai menjadi uang elektronik, sebagai alat transasksi nontunai di lembaga pendidikan, bandara, dan supermarket, serta sebagai alat untuk absensi bagi Aparatur Sipil Negara pemerintahan Kota Pekanbaru.

2018 ◽  
Vol 29 ◽  
pp. 319-328 ◽  
Author(s):  
Trupil Limbasiya ◽  
Mihir Garg ◽  
Shivam Shandil

2020 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 364-370
Author(s):  
Muhammad Syarif Hartawan ◽  
Arman Syah Putra ◽  
Ayub Muktiono

Abstract. The development of cities that adopt smart is very much around the world, many cities in the world have developed the concept of a smart city in all aspects of life from identity to law enforcement systems in the traffic sector, smart cities have begun to be implemented in the city of Jakarta from 2000 onwards, Starting from the online payment system to the use of CCTV in law enforcement in the city of Jakarta, almost all aspects of government have used the system, from absences to public service applications, in this study using the literature review method, by studying many previous studies in order to deepen research that is is being carried out and finding renewable research problems, this research will produce a proposed system that can be used in the future as a concept for the development of a smart city Jakarta, with the proposed system as renewable research from existing research.


2018 ◽  
Author(s):  
Ahmad Harakan ◽  
Muchlas M. Tahir

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Bagaimana Pelaksanaan Program Smart Card sebagai Inovasi Pemerintah Daerah di Kota Makassar dengan menganalisis atribut-atribut inovasi yang digunakan dalam menilai pelaksanaan inovasi. Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kota Makassar sebagai tempat penerapan pelaksanaan program smart card sebagai pendukung terciptanya smart city di kota Makassar sehingga dijadikan sebagai fokus utama penelitian dalam menggali informasi serta mendapatkan gambaran akan penerapan program inovasi ini. Penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif, Untuk memperdalam analisis data maka dilakukan wawancara secara mendalam (Indepth Interview) dengan teknik penentuan informan dilakukan secara Purposive Sampling dan pendalaman informasi dalam penelitian ini berkembang mengikuti informasi yang ada atau data yang dibutuhkan (snowball), Penelitian ini di fokuskan pada pelaksanaan program Smart Card sebagai inovasi pemerintah daerah di kota Makassar berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dan atribut inovasi yang dijadikan sebagai ukuran pelaksanaan inovasi pemerintahan daerah.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan program smart card berdasarkan prinsip Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah dilihat dari prinsip Peningkatan Efisiensi; Perbaikan Efektifitas; Perbaikan Kualitas Pelayanan; Tidak ada konflik kepentingan; Berorientasi kepada kepentingan umum; Dilakukan secara terbuka; Memenuhi nilai-nilai kepatutan; Dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri. Dan artibut inovasi sebagai ukuran untuk menilai pelaksanaan inovasi pemerintah daerah yaitu : Relative Advantage atau Keuntungan Relatif, Compatibility atau Kesesuaian, Complexity atau Kerumitan, Triability atau Kemungkinan dicoba, Observability atau Kemudahan diamati semua berjalan dengan baik.


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 038
Author(s):  
Rizky Haifulloh ◽  
Eko Priyo Purnomo ◽  
Lubna Salsabila

This study examines how the presence of "Madani Smart Card" and "Child Identity Card" which is a program rather than the development of smart cities in the city of Pekanbaru. Smart city which then emerged as one of the hot discourses was discussed in the discourse on sustainable development, which in this case will be applied in every city in all corners of the world. The author then in this study uses qualitative research methods, where data and field findings will be presented descriptively. By measuring how the causes of the two smart cards are presented, the author tries to find an understanding of any urgency that arises or real problems faced by Pekanbaru City. So in the theoretical framework the writer uses Dye's theory in analyzing the process of program formulation or termination and policies taken by the government, in this case the Pekanbaru City government. The findings which were then obtained by the authors through this research are that after referring to the Pekanbaru City Medium Term Development Planning 2017-2022 document, finally the author can pick up or know the backrest and framework that presents the two smart card program. So that from this study the authors can get the following results: First, theoretically the presence of the two smart card program will have a good impact on the ability or literacy of technology and information usability in the city of Pekanbaru. Second, the implementation of the two smart card program would have been right on target if it referred to one of the problems facing the city of Pekanbaru. Third and finally, although the presence of this program is good in some respects, on the other hand there are holes that should be prioritized to be patched actually by the city government through its innovations, one example of how the poor or marginal in the city can be utilized through the concept of smart city (smart city) and its development there. Penelitian ini menelaah tentang bagaimana kehadiran “Kartu Smart Madani” dan “Kartu Identitas Anak” di mana merupakan program daripada pengembangan kota pintar (smart city) di Kota Pekanbaru. Smart city yang kemudian muncul sebagai salah satu wacana yang hangat di perbincangkan dalam diskurus mengenai pembangunan berkelanjutan, yang dalam hal ini akan di terapkan di setiap kota di seluruh penjuru dunia. Penulis kemudian dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana data dan hasil temuan lapangan akan di sajikan secara deskriptif. Dengan menakar bagaimana penyebab dihadirkannya kedua kartu pintar tersebut, penulis mencoba untuk mencari pengertian dari setiap urgensi yang muncul atau permasalahan yang nyata di hadapi oleh Kota Pekanbaru. Sehingga dalam kerangka teoritis penulis memakai teori dari Dye dalam menganalisis proses perumusan atau pemutusan program serta kebijakan yang diambil oleh pemerintah, dalam hal ini pemerintah Kota Pekanbaru. Temuan yang kemudian di dapatkan oleh penulis lewat penelitian ini adalah setelah merujuk pada dokumen Rancangan Pembangunan Jangka Menengah  Kota Pekanbaru 2017-2022 akhirnya penulis bisa mengambil atau mengetahui sandaran serta kerangka kerja yang menghadirkan program dua kartu pintar tersebut. Sehingga dari penelitian ini bisa penulis dapatkan hasil sebagai berikut: Pertama, secara teoritis kehadiran program dua kartu pintar ini akan berdampak baik terhadap kecakapan atau literasi teknologi dan dayaguna informasi di kota Pekanbaru. Kedua, pengimplementasian daripada program dua kartu pintar ini kiranya sudah tepat sasaran jika merujuk kepada salah satu permasalahan yang dihadapi kota Pekanbaru. Ketiga dan terkahir, walaupun kehadiran program ini dalam beberapa hal baik adanya, namun di sisi lain terdapat lobang yang seharusnya lebih didahulukan untuk ditambal sebenarnya oleh pihak pemerintah kota melalui inovasi-inovasinya, salah satu contohnya bagaimana masyarakat miskin atau marginal di kota tersebut dapat didayagunakan lewat konsep kota pintar (smart city) dan pengembangannya di sana.


Author(s):  
Rosaria Battarra ◽  
Carmela Gargiulo ◽  
Rosa Anna la Rocca ◽  
Laura Russo
Keyword(s):  

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document