<p>Abstract : The recognized sexual orientation in Indonesia is heterosexual. This makes gays often get discrimination from people who are causing gay difficulties in interacting and seeking sexual relationships, so they should find ways to interact safely. Qualitative research with case study approach conducted in Surakarta aims to find out the utilization of social media in finding gay sexual relation. Sampling technique using purposive sampling. Data collection was conducted with in-depth interviews with gay as the main actors and documentation of recording interviews, screenshoot chat and gay activity in social media. Data analysis was conducted with the basis of four activities: data collection, data reduction, data presentation, and verification using source triangulation. The results showed that social media became a safe enough tool for gays in searching for sexual relations. Gay feel their identity is more awake when interacting in social media. Social media is also instrumental in expanding the network of gay friends, this is considered quite important because gays assume that the more friends they have the greater their chances of getting sexual relations. Gay has a special trick in order to attract the attention of the same social media users by installing exciting status, installing photos and videos with seductive poses, and posting location information for easy access. Like no human is perfect, using social media to search for sexual relationships of gays also has some weaknesses. Nevertheless, social media has remained the main vehicle of most gays in Surakarta in search of sexual relations.<br />Keywords: Gay, social media, exploitation, sexual relations.</p><p>Abstrak : Orientasi seksual yang diakui di Indonesia adalah heteroseksual. Hal ini membuat gay sering mendapatkan diskriminasi dari masyarakat yang mengakibatkan gay kesulitan dalam berinteraksi dan mencari relasi seksual, sehingga mereka harus mencari cara agar dapat berinteraksi secara aman. Penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus dilakukan di Kota Surakarta bertujuan untuk mengetahui pemanfaatn media sosial dalam mencari relasi seksual gay. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam bersama gay selaku pelaku utama dan dokumentasi berupa rekaman wawancara, screenshoot chat dan aktivitas gay di media sosial. Analisis data dilakukan dengan berpangkal dari empat kegiatan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa media sosial menjadi sarana yang cukup aman bagi gay dalam mencari relasi seksual. Gay merasa identitas mereka lebih terjaga ketika berinteraksi di media sosial. Media sosial juga sangat berperan dalam memperluas jaringan pertemanan gay, hal ini dinilai cukup penting karena gay beranggapan bahwa semakin banyak teman yang mereka miliki maka semakin besar kesempatan mereka untuk mendapatkan relasi seksual. Gay memiliki trik khusus agar dapat menarik perhatian gay pengguna media sosial yang sama dengan cara memasang status menggairahkan, memasang foto dan video dengan pose menggoda, dan memasang informasi lokasi agar mudah ditemui. Sepertihalnya manusia tidak ada yang sempurna, menggunakan media sosial untuk mencari relasi seksual para gay juga memiliki beberpaa kelemahan. Meskipun demikian, sampai sekarang media sosial tetap menjadi sarana utama kebanyakan gay di Surakarta dalam mencari relasi seksual.</p><p>Kata kunci: Gay, media sosial, pemanfaatan, relasi seksual.</p>