Test Design and Acceleration for Product Lifetime Reliability Demonstration

Author(s):  
Milena Krasich
PsycCRITIQUES ◽  
2006 ◽  
Vol 51 (7) ◽  
Author(s):  
Peter Merenda

2019 ◽  
Vol 26 (1) ◽  
pp. 105
Author(s):  
Abdullah Tamrin ◽  
Hikmawati Masud ◽  
Indah Suci Ramadani
Keyword(s):  

ABSTRAK Berbagai masalah gizi diderita oleh sebagian besar masyarakat Indonesia dan salah satu masalah gizi utama adalah anemia gizi besi. Salah satu upaya untuk memperbaiki pola konsumsi pangan dan pola kebiasaan yang bertujuan untuk menanggulangi anemia dikalangan masyarakat terutama ibu hamil dengan melalui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang dengan penyuluhan gizi dan mengonsumsi tablet tambah darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penyuluhan gizi, asupan gizi dan pemberian tablet tambah darah terhadap kadar hemoglobin ibu hamil di Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan rancangan one-group pre-test and post-test design. Data diperoleh dari hasil Pre test dan Post test menggunakan kuesioner, pengambilan Hb, recall 24 jam dan data tablet tambah darah yang di konsumsi. Kadar hemoglobin ibu hamil pada awalnya anemia (100%) dan pada akhir terdapat sebanyak 8 orang (53,33%). Hasil pre dan post test ibu hamil yang memiliki criteria baik sebelum mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 2 orang (13,33 %) dan setelah mendapatkan penyuluhan gizi sebanyak 4  orang (26,67%). Asupan gizi (energi) ibu hamil yang memiliki criteria asupan baik di awal sebanyak 1  orang (6,67 %) dan di akhir sebanyak 9  orang (60%). Asupan gizi (protein) baik di awal sebanyak 3 orang (20 %) dan di akhir sebanyak 4  orang (26,67%). Pada umumnya asupan Fe di awal dan di akhir dari 15 ibu hamil 100% tergolong kurang. Ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah dengan baik sebanyak 6 orang (40%). Disarankan ibu hamil turut berpartisipasi setiap pemeriksaan rutin yang diadakan oleh Puskesmas guna mencegah terjadinya masalah gizi.


2018 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
Author(s):  
Supriyadi . ◽  
Nurul Makiyah ◽  
Novita Kurnia Sari

<p><em>Buerger Allen Exercise</em> mampu meningkatkan pemakaian glukosa oleh otot yang aktif sehingga glukosa dalam darah dapat menurun, dapat membantu mencegah terjadinya penyakit arteri perifer, serta meningkatkan aliran darah ke arteri dan berefek positif pada metabolisme glukosa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2setelah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Jenis penelitian ini adalah <em>quasy-experiment </em>dengan<em> pre-post test design with control group</em><em>.</em> Jumlah sampel 60 penderita diabetes melitus tipe 2 dengan <em>purposive sampling</em>, dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Responden kelompok perlakuan diberikan intervensi <em>Buerger Allen exercise</em> sebanyak 12 kali  selama 15 hari.Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Kecamatan Nganjuk.Data hasilpengukuran nilai <em>ankle brachial index</em>berupa ratio dan diuji statistik dengan <em>Paired Samples Test</em>. Didapatkan <em>p value</em> 0.001 untuk kelompok perlakuan (<em>p value</em>&lt; 0.05) yang menunjukkan bahwa adanya perubahan bermakna secara statistik nilai <em>ankle brachial index</em> sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>. Dapat disimpulkan bahwa nilai <em>ankle brachial index</em>pada penderita diabetes melitus tipe 2 meningkat sesudah melakukan <em>Buerger Allen exercise</em>.</p><p> </p><p> <strong>Kata kunci :penderita diabetes melitus tipe2, <em>Buerger Allen Exercise, Ankle brachial index</em></strong></p><p> </p>


2017 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 01
Author(s):  
Emy Sutiyarsih ◽  
Sr. Felisitas A Sri S

Depression in eldery couldn’t be easily detected because physical complaint was more often than emotional complaint. In severe case, depression could cause suicidal behaviour (Irawan, 2013). Therefore, elderly need assistance to deal with depression, and Emotional Freedom Technique (EFT) is one of the solution. Research design is pre-experimental design, using pre-test and post-test design. Before intervention, Geriatric Depression Scale test were given to one group of elder people. EFT intervention were given two times for four weeks, and Geriatric Depression Scale test were tested after intervention. Population was elder people who fulfill inclusion criterias, and 30 elderly were obatained. The significancy result was 0,000 (α = 0,05), it could be inferred that EFT has a strong relationship to depression scale. EFT could significantly reduce depression scale in elderly, so it can bes used effectively.


2017 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Putri Megasari

Hepatitis has become a health problem in the world. The hepatitis virus infected many people. According to the teacher of MTsN 02 Bondowoso more than 20 students have hepatitis A viral infection. The purpose of this research was to know the differences of students' knowledge about hepatitis A before and after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015. This study used pre-experimental (pre-post test design). This study used stratified random sampling technique, 127 students from 270 sample involved this research,and 143 students was excluded. We used questionnaires to collect data. The results showed that the mean value of the students 'knowledge about hepatitis A before counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015 was 83.96 with the lowest value of 37.5 and the highest value was 100. The mean value of the students' knowledge about hepatitis A after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015 was 93.21 with the lowest value waf 62.5 and the highest value was 100. Paired t test showed that t (-9.07) > t table (1.98), the null hypothesis (H0) was rejected. There was a difference between students' knowledge about hepatitis A before and after counseling in MTsN 02 Bondowoso 2015. This study showed that routine counseling by healthcare provider was important to prevent hepatitis A infection.; Keywords: counseling, knowledge of students, hepatitis


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 164-170
Author(s):  
Dewi Nurlaela Sari ◽  
Aay Rumhaeni

ABSTRAK Sectio caesarea merupakan tindakan alternatif dalam proses persalinan untuk menyelamatkan ibu dan janin. Ibu Bersalin dengan operasi sectio caesarea dilakukan pembedahan pada dinding abdomen dan dinding rahim. Dampak yang paling sering muncul dirasakan oleh postpartum dengan post operasi sectio caesarea adalah  nyeri. Nyeri akan berdampak pada bounding attachment terganggu, mobilisasi terbatas, Activity Daily Living (ADL) terganggu serta berpengaruh  terhadap Inisiasi Menyusui Dini (IMD). Asuhan yang diberikan terbatas pada terapi farmakologi dibandingkan  non farmakologi. Foot massage adalah salah satu terapi non farmakologi yang dapat membantu menutup gerbang di posterior horns dari sumsum tulang belakang dan memblokir bagian dari nyeri ke sistem saraf pusat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea di RS AMC. Penelitian ini merupakan penelitian pre eksperimen dengan pendekatan one group pre test post test design. Jumlah sampel yang digunakan berjumlah 27 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah Numeric Rating Scale (NRS) dan prosedur kerja foot massage. Responden dilakukan foot massage selama 20 menit selama 2 hari. Data di analisis dengan menggunakan uji wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah klien post operasi sectio caesarea berada di skala nyeri 6 sebelum dilakukan foot massage dan hampir setengah memiliki skala nyeri 3 sesudah dilakukan foot massage dan didapatkan nilai p value = 0.000, sehingga disimpulkan ada pengaruh foot massage terhadap skala nyeri pada klien post operasi sectio caesarea. Diharapkan rumah sakit dapat menjadikan foot massage sebagai salah satu alternatif manajemen non farmakologi dalam penanganan nyeri.   Kata kunci: Foot Massage; Post Partum; Nyeri; Sectio Caesarea      


2017 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 8-15
Author(s):  
Yitno Yitno ◽  
Asep Wahyu Riawan

Seseorang dengan usia yang sudah tua akan mengalami penurunan fungsi organ tubuh, begitu pula dengan kepekaanya terhadap insulin. Data WHO tahun 2011 didapatkan jumlah penduduk dunia yang menderita Diabetes Militus meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan rendahnya pengetahuan dalam mengelola gaya hidup sehat oleh karna itu perlu dilakukan kegiatan untuk mengelola pola hidup lansia untuk menurunkan kadar gula darah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh jalan kaki ringan 30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia diabetes melitus tipe 2. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen One-Group Pre-post Test Design. Populasi penelitian ini adalah lansia penderita diabetes melitus tipe 2 di Desa Dukuh yang  dilakukan pada 19 mei 2017, menggunakan tehnik purposive dengan total 24 responden. Pengambilan data dengan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit. Kemudian data diolah dengan tehnik Editing, Coding, Scoring dan Tabulating dan diuji dengan statistik Wilcoxon Sign Rank Test.sebelum dilakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit dari 24 responden Sebagian besar mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 20 responden (83%), sesudah di lakukan perlakuan jalan kaki ringan 30 menit sebagian besar responden mempunyai kadar gula darah acak dalam kategori diabet yaitu 14 responden (58.3%). hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan jalan kaki ringan  30 menit terhadap penurunan kadar gula darah pada lansia penderita diabetes melitus tipe 2 yang ditunjukkan dengan nilai p=0,000 dan α = 0,05 yang berarti nilai (p≤0,05).Oleh karena itu peneliti berpendapat bahwa pemberian perlakuan jalan kaki ringan 30 menit  sangat penting  bagi penderita diabetes melitus tipe 2 hal ini terbukti bisa menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document