THE EFFECT OF THE USE ROLE PLAYING O HAND-WASHING METHOD THROUGH THE REVIEW OF STUDENT KNOWLEDGE

2018 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 58-71
Author(s):  
Solehudin Solehudin

Handwashing with soap one of the Clean and Healthy Behavior. PHBS is also conducted in schools based on KMK No. 1429 / MENKES / SK / XII / 2006, and became one of the duties of the nurse as an extension worker. The success of counseling with the selection of appropriate methods. The methods used in SMP N 1 Gunung Putri are lecture methods, group discussions, and role play methods. Known data of sick students in 2015/2016, 143 times tifoid become first sequence with incidence 60 times (42%), ISPA 30 times (21%) and skin disease 20 times (14%). By hand washing is expected to reduce disease and can improve student health status. This study analyzes the influence of the use of role play method on hand washing properly viewed from the knowledge of students of class VII SMP N 1 Gunung Putri Bogor in 2016. This type of research is quantitative, quasi experimental design with nonequivalent control group design. By probability sampling technique, that is cluster random sampling. Respondents 50 (25 experiments and 25 controls). Data were obtained through pre and post test with questionnaire and hand washing practice. Statistical analysis used independent t-test, paired t-test, ANNOVA followed by post hoc scheffe. Independent t-test result result is sig.0.610 which means there is no difference between the two classes (equivalent). The result of paired t-test result is sig value in both classes <0.05 which means there is influence of knowledge. The result of post hoc scheffe on the correct knowledge and hand washing produced interaction by looking at significance and mean value ie A2B1 with sig. 0.31 and A2B2 with sig. 0.14 which are both role play classes. Mean A2B2 75.00 which means there is interaction influence so it can be concluded that Ha accepted that there is interaction influence the use of role play method on hand washing is correct in terms of student knowledge. This research is expected to contribute in providing reference in choosing the right method. As well as to wash the right hands become a habit and entrust to the respondents in order to improve the degree of health.

2021 ◽  
Vol 5 (2) ◽  
pp. 91-101
Author(s):  
Yesi Nurmalasari ◽  
Rakhmi Rafie ◽  
Efrida Warganegara ◽  
Lingga Desta Wahyuni

Hemoglobin merupakan suatu protein tetrametrik eritrosit yang tersusun dari protein globin dan heme. Radikal bebas dapat menyebabkan lisisnya membran eritrosit. Proses tersebut dapat dicegah dengan pemberian antioksidan. Daun kelor termasuk dalam antioksidan alami yang memiliki sifat neurofektif melalui mekanisme antioksidatif. Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) Terhadap kadar hemoglobin pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan. Jenis penelitian eksperimental murni (true-experiment) menggunakan pre and post with control group design. Sampel adalah tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar jantan berusia 1-4 minggu dengan  berat  100-150  gram sejumlah 28 ekor. Sampel dibagi empat kelompok meliputi Kelompok murni (KM) kelompok yang tidak diberikan ekstrak daun kelor, Kelompok Perlakuan 1 (KP1) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 150 mg/kgBB, Kelompok Perlakuan 2 (KP2) kelompok yang diberi ekstrak daun kelor dosis 450 mg/kgBB,dan Kelompok Positif (KP) kelompok yang diberikan suplemen vitamin dosis 5,4 ml/kgBB. Uji Paired T-test menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05) pada Kelompok Murni (KM) p=0,155, Kelompok Perlakuan 1(KP1) p=0,329, Kelompok Perlakuan 2(KP2) p=0,014 dan Kelompok Positif (KP) p=0,012. Uji Kruskal-Wallis didapatkan p=0,027 (p>0,05)berarti tidak terdapat perbedaan bermakna antar kelompok, uji Post Hoc dengan menggunakan Mann-whitney menunjukkan adanya perbedaan bermakna secara statistik(p<0,05) pada Kelompok Perlakuan 2 (KP2) dengan nilai p=0,002, dan Kelompok Positif (KP) dengan nilai p=0,002. Terdapat pengaruh pemberian ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) terhadap kadar hemoglobin tikus putih (Rattus norvegicus) Galur wistar jantan pada  kelompok perlakuan 2 (KP2) dosis 450 mg/kgBB dan Kelompok Positif (KP) dosis 5,4 ml/kgBB.


Author(s):  
Ria Desnita ◽  
Defrima Oka Surya

The learning process in higher nursing education develops student competences, such as applying standard precautions, in providing professional nursing care. To improve student knowledge and compliance related to standard precautions requires innovation from lecturers in providing appropriate learning methods. Peer-assisted learning (PAL) can enhance the active role of students and improve achievement. The PAL method involves senior students as peer teachers who help junior students. Using a questionnaire as an assessment instrument, this study aimed to determine the effectiveness of PAL on knowledge and compliance in the application of standard precautions in student nurses. This study design was quasi experimental with pre and post assessment and a control group design approach. This research was conducted at the D Hospital in Padang, Indonesia, a hospital where students practice. This study was conducted in June–September 2017 with a sample size of 45. Data analysis using paired t-test showed that the average values of the level of knowledge and skills of students in the application of standard precautions before and after PAL methods differed significantly in the intervention group (p = 0.001). In conclusion, PAL can be applied in the learning process of nursing students to increase student achievement.  Abstrak Efektifitas Metode Peer-Assisted Learning (PAL) Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Mahasiswa Dalam Penerapan Kewaspadaan Standar. Proses pembelajaran pada pendidikan tinggi keperawatan mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam memberikan asuhan keperawatan profesional. Salah satu kompentensi mahasiswa adalah menerapkan kewaspadaan standar. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan mahasiswa terkait kewaspadaan standar membutuhkan inovasi dari dosen dalam memberikan metode pembelajaran yang sesuai. Metode peer-assisted learning (PAL) merupakan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan peran aktif mahasiswa serta meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa. Metode PAL melibatkan mahasiswa senior sebagai peer-teacher yang membantu juniornya dalam belajar. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas metode PAL terhadap tingkat pengetahuan dan kepatuhan dalam penerapan kewaspadaan standar pada mahasiswa keperawatan. Intrumen penelitian ini menggunakan kuesioner. Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan pendekatan pre dan post with control group design. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit D di Padang, Indonesia, sebagai salah satu rumah sakit yang menjadi tempat praktik mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada Juni – September 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 45 orang. Hasil analisis data menggunakan paired t test menunjukkan nilai rerata tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan kewaspadaan standar sebelum dan sesudah dilakukan metode PAL berbeda secara signifikan pada kelompok intervensi (p= 0,001). Metode PAL dapat diterapkan dalam proses pembelajaran mahasiswa keperawatan karena dapat meningkatkan pencapaian kompetensi mahasiswa. Kata kunci: kewaspadaan standar, mahasiswa keperawatan, peer-assisted learning (PAL)


2013 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 184-191
Author(s):  
Cut Arsyiyanti ◽  
Ahmad Syauqy ◽  
Kusmiyati Tjahjono

Latar Belakang : Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin yang jika jumlahnya berlebih dapat memicu berbagai macam penyakit diantaranya gout. Biji pepaya mengandung zat fitokimia seperti flavonoid, saponin, dan tanin yang dapat menormalkan kadar profil lipid dan menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jus biji pepaya terhadap kadar asam urat pada tikus dislipidemia. Metode: Jenis penelitian ini adalah true experimental dengan pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague Dawley dislipidemia yang kemudian dibagi secara acak dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol negatif yang hanya diberikan pakan standar, kontrol positif yang diberikan pakan standar dan tinggi lemak, serta dua kelompok perlakuan yang diberikan pakan standar, tinggi lemak dan jus biji pepaya dengan dosis 400 mg dan 800 mg selama 30 hari. Kadar Asam urat diperiksa dengan metode Spektrofotometri. Data di analisis dengan uji Paired t-test dan Anova serta uji LSD pada tingkat kepercayaan 95%. Hasil: Perubahan kadar asam urat kelompok kontrol negatif, k ontrol positif dan perlakuan 400 mg dan 800 mg secara berturut-turut adalah -11,21 (p=0,352), 18,91 (p=0,360), -30,43 (p=0,024), dan -16,67(p=0,127). Perubahan kadar asam urat antar kelompok dengan uji Anova menunjukkan signifikansi sebesar 0,017. dilanjutkan uji Post-Hoc antara kelompok kontrol negatif dengan kelompok perlakuan dosis 400 mg dan 800 mg menunjukkan signifikansi berturut-turut 0,003 dan 0,019. Simpulan: Pemberian jus biji pepaya selama 30 hari pada dosis 400 mg/ekor/hari efektif menurunkan kadar asam urat pada tikus dislipidemia.


2020 ◽  
Vol 23 (3) ◽  
pp. 162-169 ◽  
Author(s):  
Ria Desnita ◽  
Defrima Oka Surya

The learning process in higher nursing education develops student competences, such as applying standard precautions, in providing professional nursing care. To improve student knowledge and compliance related to standard precautions requires innovation from lecturers in providing appropriate learning methods. Peer-assisted learning (PAL) can enhance the active role of students and improve achievement. The PAL method involves senior students as peer teachers who help junior students. Using a questionnaire as an assessment instrument, this study aimed to determine the effectiveness of PAL on knowledge and compliance in the application of standard precautions in student nurses. This study design was quasi experimental with pre and post assessment and a control group design approach. This research was conducted at the D Hospital in Padang, Indonesia, a hospital where students practice. This study was conducted in June–September 2017 with a sample size of 45. Data analysis using paired t-test showed that the average values of the level of knowledge and skills of students in the application of standard precautions before and after PAL methods differed significantly in the intervention group (p= 0.001). In conclusion, PAL can be applied in the learning process of nursing students to increase student achievement. Abstrak Efektifitas Metode Peer-Assisted Learning terhadap Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Mahasiswa dalam Penerapan Kewaspadaan Standar. Proses pembelajaran dalam pendidikan tinggi keperawatan mengembangkan kompetensi siswa, seperti menerapkan tindakan pencegahan standar, dalam memberikan asuhan keperawatan profesional. Untuk meningkatkan pengetahuan dan kepatuhan mahasiswa terkait kewaspadaan standar, dibutuhkan inovasi dari dosen dalam memberikan metode pembelajaran yang tepat. Peer-assisted learning (PAL) dapat mening-katkan peran aktif siswa dan meningkatkan prestasi. Metode PAL melibatkan mahasiswa senior sebagai peer-teacher yang membantu mahasiswa junior. Menggunakan kuesioner sebagai instrumen penilaian, penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas PAL pada pengetahuan dan kepatuhan dalam penerapan kewaspadaan standar pada maha-siswa keperawatan. Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan penilaian pre dan post dan pendekatan control group design. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit D di Padang, Indonesia, sebuah rumah sakit tempat praktik mahasiswa. Penelitian ini dilakukan pada Juni–September 2017 dengan sampel 45. Analisis data menggunakan paired t-test menunjukkan bahwa nilai rerata tingkat pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan kewaspadaan standar sebelum dan sesudah metode PAL berbeda secara signifikan pada kelompok intervensi (p= 0,001). Kesimpulan-nya, PAL dapat diterapkan dalam proses belajar siswa keperawatan untuk meningkatkan prestasi siswa. Kata kunci: kewaspadaan standar, mahasiswa keperawatan, peer-assisted learning


2014 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Siti Muflikhatur R ◽  
Hesti Murwani Rahayuningsih

Latar Belakang: Peningkatan kadar kolesterol total merupakan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.  Manajemen kadar kolesterol total dapat dilakukan dengan upaya kuratif dan preventif. Simvastatin merupakan salah satu obat penurun kadar kolesterol total. Pengendalian asupan efektif untuk mencegah peningkatan kadar kolesterol total. Konsumsi makanan fungsional berpotensi dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total, salah satunya adalah konsumsi daun salam. Flavonoid yang terkandung dalam daun salam terbukti efektif dalam menurunkan kadar kolesterol total. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya perbedaan pengaruh antara ekstrak dan rebusan daun salam dalam mencegah peningkatan kadar kolesterol total darah tikus Sprague dawley.Metoda: Rancangan penelitian adalah true experimental jenis pre-post test randomized control group design terhadap 24 ekor tikus Sprague dawley yang dibagi acak dalam 4 kelompok. Tikus diberi pakan tinggi lemak bersamaan dengan pemberian ekstrak dan rebusan dengan dosis masing-masing ekstrak dari 0,72 gram daun segar dan rebusan 0,72 gram secara sonde sekali sehari. Kadar kolesterol total diperiksa dengan metode CHOD-PAP spektrofotometri. Data dianalisis menggunakan paired t-test dan uji one way ANOVA yang dilanjutkan uji Post-Hoc LSD pada tingkat kepercayaan 95%.Hasil: Kadar kolesterol total pada seluruh kelompok meningkat secara signifikan (p=0,000). Peningkatan kadar kolesterol total pada kelompok kontrol negatif adalah 147,88 %, kelompok control positif 11,64 %, kelompok perlakuan ekstrak 39,03 %, dan kelompok perlakuan rebusan 77,84 %. Terdapat perbedaan perubahan kadar kolesterol total antar kelompok secara signifikan (p=0,000).Simpulan: Perlakuan yang memiliki efek menahan laju peningkatan kadar kolesterol total terbesar sampai terkecil adalah 0,018 gram simvastatin, 0,034 gram ekstrak daun salam, dan 0,72 gram rebusan daun salam.


2018 ◽  
pp. 181-188
Author(s):  
F Fadila ◽  
Brian Wasita ◽  
Paramasari Dirgahayu

ABSTRAK Kurma merupakan salah satu buah dengan kandungan gizi terlengkap. Selain tinggi energi terutama karbohidrat (glukosa, fruktosa), kurma juga mengandung mineral besi yang berperan dalam metabolisme energi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kurma terhadap berat badan tikus (Rattus novergicus). Jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan pre-post test with control grup. Sampel adalah 24 ekor tikus putih jantan (Rattus novergicus) strain Wistar, dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu kelompok K1 (kontrol negatif), dan K2 (kontrol positif (diberikan suplemen FeSO )), P1 (perlakuan ekstrak air kurma mentah), dan P2 (perlakuan sari kurma). Analisis data dengan uji paired t-test untuk mengetahui perbedaan berat badan pre-post test, ANOVA untuk mengetahui perbedaan berat badan post test antar kelompok, yang dilanjutkan dengan post hoc test LSD, dengan α=0,01. Hasil penelitian menunjukan terjadi peningkatan berat badan pada semua kelompok sampel (K1, K2, P1, dan P2). Peningkatan berat badan tertinggi pada kelompok kontrol positif (K1) 11,12%, diikuti oleh kelompok perlakuan SK (P2) 11,00%, dan perlakuan EAKM (P1) 10,90%, sedangkan yang terendah pada kelompok kontrol negatif (K1) hanya 5,32%. Hasil analisis paired t-Test pada kelompok kontrol positif (K2), perlakuan EAKM (P1) dan SK (P2) menunjukan terdapat perbedaan berat badan pre- post test yang signifikan (p<0,01). Hasil analisis One Way Anova, diperoleh nilai p=0,000 (p<0,01) yang menandakan terdapat perbedaan berat badan post test yang signifikan antar 4 kelompok, di mana post hoc test LSD menunjukan perbedaan terletak antara kontrol negatif (K1) dengan kelompok yang diberikan perlakuan (K2, P1, dan P2), sedangkan diantara kelompok K2, P1, dan P2 tidak ada perbedaan yang signifikan. Kesimpulan: Kurma dapat meningkatkan berat badan tikus yang mengalami anemia defisiensi besi. Pengaruh kurma terhadap berat badan tikus sama dengan pengaruh dari pemberian suplemen FeSO4. Peningkatan berat badan tikus tanpa perlakuan sangat rendah jika dibandingkan dengan peningkatan berat badan tikus yang diberikan kurma dan suplemen FeSO .Kata Kunci: kurma (Pheonix dactylifera L.); ekstrak air kurma mentah (EAKM), sari kurma (SK), suplemen FeSO4, berat badan tikus. ABSTRACT Dates are one of the most nutritious fruits. In addition to high energy, especially carbohydrates, dates also contain iron minerals that play a role in energy metabolism. The purpose of this study was to determine the effect of dates on rat body weight (Rattus novergicus). Types of laboratory experimental studies with pre-post test with control group. The sample was 24 male white rats (Rattus novergicus) Wistar strain, divided into 4 groups, ie group K1 (negative control), and K2 (positive control (given FeSO4 supplement)), P1 (crude dates juice treatment), and P2 (dates juice treatment). Analysis of data with paired t-test to determine the difference of pre-post test weight, One Way Anova to know difference of post test between group weight, followed by post hoc test of LSD, with α = 0,01. The results showed that there was an increase in weight across all sample groups (K1, K2, P1, and P2). The highest weight gain in the positive control group (K1) was 11.12%, followed by the group of dates juice treatment (P2) 11.00%, and crude dates juice treatment (P1) 10.90%, while the lowest in the negative control group (K1) only 5 , 32%. The result of paired t-test analysis in positive control group (K2), crude dates juice treatment (P1) and dates juice treatment (P2) showed significant difference of pre-post test weight (p <0,01). The results of One Way Anova analysis showed that p = 0,000 (p <0,01) indicated that there was significant difference of post test weight between 4 groups, where post hoc test of LSD showed the difference between negative control (K1) and group that given treatment (K2, P1, and P2), whereas between groups K2, P1, and P2 there was no significant difference. Conclusion: Dates can increase the weight of rats with iron deficiency anemia. The effect of dates on body weight of rats is similar to that of FeSO4 supplementation. Increased rats weight without treatment is very low when compared with the increased weight of rats given dates and supplements of FeSO4.   Keywords: dates (Pheonix dactylifera L.); raw dates crude extract, dates juice, FeSO4 supplement, weight of rats.


2021 ◽  
Vol 1 (4) ◽  
pp. 345-358
Author(s):  
Prima Dian Furqoni ◽  
Rudi Winarno

ABSTRACT: EFFECT OF ROLE PLAYING METHOD ON PAUD CHILDREN'S INDEPENDENCE IN BUYER STATE Kindergarten, TRIMURJO DISTRICT, LAMPUNG CENTRAL Introduction: The independence of preschool-aged children is a developmental stage that must be carried out by preschool-aged children in accordance with developmental tasks that are appropriate for their age. However, not all children are able to pass developmental tasks optimally. One way to optimize the independence of preschool children is to use the method that children prefer, namely the role-playing method. Objective: This study was to determine the effect of the role-playing method on the independence of preschool children.Methods: The study was conducted on May 14-26 using observation sheets. The population in this study was TK Negeri Pembina students totaling 120 students. The number of samples was 60 students, 30 people as the control group and 30 people as the intervention group. The research method used is a quasi-experimental approach with a pre-post-test control group approach and uses t-test analysis (paired t-test) to measure the independence of preschool children before and after the role-playing method and independent t-test to see the difference between the interventions. and control group.Results: From statistical tests, it is known that there is an effect of the role-playing method on the independence of preschool children in Pembina State Kindergarten, Trimurjo District, Central Lampung in 2012 with a P-Value of 0.000 with a confidence level of 0.05 so that P-Value < (0.000 < 0.05).Conclusion: These results can apply the role-playing method with the design of activity plans that children like and are interested in. Keywords: Role Playing Method and PAUD Children's Independence  INTISARI: PENGARUH METODE BERMAIN PERAN TERHADAP KEMANDIRIAN ANAK PRASEKOLAH DI TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN TRIMURJO LAMPUNG TENGAH Pendahuluan: Kemandirian bagi anak usia prasekolah adalah suatu tahapan perkembangan yang harus mampu untuk dilakukan anak usia prasekolah sesuai dengan tugas perkembangan sesuai usia. Akan tetapi, tidak semua anak mampu melewati tugas perkembangan secara optimal. Salah satu cara mengoptimalkan kemandirian anak prasekolah adalah dengan sebuah metode yang disukai anak yaitu metode bermain peran. Tujuan: penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode bermain peran terhadap kemandirian anak prasekolah.Metode: Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14-26 Mei dengan menggunakan lembar observasi.P opulasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi TK Negeri Pembina yang berjumlah 120 siswa. Jumlah sampel 60 siswa, 30 orang sebagai kelompok kontrol dan 30 orang sebagai kelompok intervensi. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment dengan pendekatan pre post test control group dan menggunakan analisa uji t (paired t test) untuk mengukur kemandirian anak prasekolah sebelum dan sesudah dilakukan metode bermain peran  dan uji t-independen untuk melihat perbedaan kelompok intervensi dan kontrol.Hasil: Dari uji statistik didapatkan ada pengaruh metode bermain peran terhadap kemandirian anak prasekolah di TK Negeri Pembina Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah Tahun 2012 dengan P Value 0,000 dengan tingkat kepercayaan 0,05 sehingga P Value < α (0,000 < 0,05).Kesimpulan: Hasil ini dapat menerapkan metode bermain peran dengan rancangan rencana kegiatan yang lebih disukai dan diminati anak. Kata Kunci     : Metode Bermain Peran dan Kemandirian Anak Prasekolah


2014 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 34
Author(s):  
Nadia Fitri Hapsari ◽  
Ade Ismail ◽  
Oedijono Santoso

Background: Dental caries is the main problem of oral health in the world. The preventive is consumption cheddar cheese with caseinfosfoprotein and calcium. This study aimed to determine whether the consumption of 10 grams cheddar cheese can increase salivary pH. Method: The type of this research method is experimental with pre and post design. The samples in this research were 30 students FKG Unissula who inclusion criteria, 10 people the treatment group (consuming 10 grams of cheddar cheese), 10 people positive control group (consuming chocolate biscuits), and 10 people negative control group. The data analysis techniques using Paired T Test to determine the salivary pH before and after treatment. Furthermore, to know differences among the three groups using One Way Anova Test and Post Hoc Test . Result: Based Test Paired T Test showed that the treatment and negative group increased salivary pH. Positive control group decreased salivary pH. Based on One Way Anova test significant value 0.000 (p≤0.05), it means differences between 3 groups. Based on Post Hoc Test found significant value p≤0.05, it means differences between one group to another. Conclusion: From study result concluded that consumption 10 grams of cheddar cheese can raise the salivary pH.


Author(s):  
Rany Adelina ◽  
Noorhamdani Noorhamdani ◽  
Annasary Mustafa

<p>ABSTRACT</p><p><br />Background: Carrot is included in high beta carotene vegetable. Therefore, there were limited studies about the effect of cooking on nutrient content. Beta carotene found in carrots are provitamin A carotenoids that have strong antioxidant activity.</p><p><br />Objectives: To determine the amount of beta carotene in carrots treated with two different cooking methods, that were, boiling and sautéing.</p><p><br />Methods: A posttest–only control group design was used for this study. Samples of this study were local carrots varieties, and were selected by quota sampling. The carrots were divided into three groups, with fresh carrots (n=6) as control groups, and boiled carrots (n=6) and sautéed carrots (n=6) as treatment groups. Beta carotenes were extracted using petroleum ether-acetone solvents. They were separated by using column chromatography and measured by spectrophotometer at wave length 450nm. Data collected were analyzed with one way anova followed by post hoc tests duncan, independent t-test, and<br />paired t-test.</p><p><br />Results: The level of beta carotene between fresh carrots, boiled carrots, and sauteed carrots have significant difference with p=0.013 (anova, p&lt;0.05), whereas the level of beta carotene in boiled carrots and sauteed carrots have no significantly difference with p=0.376 (independent t-test, p&gt;0.05). However,<br />there is a significant decrease in the level of beta carotene in beginning and end groups from the boiling method with p=0.027, and the level of beta carotene in beginning and end groups from the sauteing method have a signifi cant decrease with p=0.020 (paired t-test, p&lt;0.05).</p><p><br />Conclusions: Boiling and sauteing decreased beta carotene levels in carrots.</p><p><br />KEYWORDS: beta carotene, boiling, carrot, sauteeing</p><p><br />ABSTRAK</p><p><br />Latar belakang: Wortel termasuk dalam sayuran dengan kandungan beta karoten yang tinggi. Walaupun demikian, studi mengenai pengaruh pemasakan terhadap kandungan gizinya masih terbatas. Beta karoten merupakan salah satu jenis karotenoid provitamin A dan berperan sebagai antioksidan kuat yang sangat bermanfaat bagi proses metabolisme yang terjadi pada tubuh manusia.</p><p><br />Tujuan: Untuk mengetahui perbedaan kandungan beta karoten pada wortel yang diolah dengan perebusan dan penumisan.</p><p><br />Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental rancangan acak lengkap. Desain penelitian ini adalah the posttest-only control group design. Populasi dan sampelnya adalah wortel varietas lokal. Sampel dipilih dengan cara kuota sampling untuk dibagi dalam tiga kelompok, yaitu wortel mentah (n=6) sebagai kelompok kontrol, sedangkan kelompok perlakuan adalah wortel yang direbus dengan air (n=6) dan wortel yang ditumis dengan minyak goreng (n=6). Variabel yang diukur adalah kandungan beta karoten pada masing-masing kelompok menggunakan kromatografi kolom dan spektrofotometri pada panjang gelombang 450 nm. Analisis data menggunakan oneway anova dilanjutkan dengan post hoc tests duncan, uji independent t-test, dan paired t-test.</p><p>Hasil: Kandungan beta karoten antara wortel mentah, direbus, dan ditumis berbeda secara signifikan yaitu p=0,013 (anova, p&lt;0,05). Kandungan beta karoten pada wortel direbus tidak berbeda secara signifikan dengan wortel ditumis yaitu p=0,376 (uji independent t-test, p&gt; 0,05). Terbukti adanya perbedaan kandungan beta karoten pada kelompok awal dan akhir dari teknik pengolahan perebusan menurun secara signifikan yaitu p=0,027, sedangkan kandungan beta karoten awal dan akhir dari teknik pengolahan penumisan menurun secara signifikan yaitu p=0,020 (uji paired t-test, p&lt;0,05).</p><p><br />Kesimpulan: Perebusan dan penumisan berpengaruh terhadap penurunan kandungan beta karoten dalam wortel.</p><p><br />KATA KUNCI: beta karoten, perebusan, penumisan, wortel</p>


2020 ◽  
Vol 6 (2) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
I Gusti Agung Ayu Kusuma Wardani

Kulit merupakan salah satu organ yang berperan penting dalam tubuh. Organ ini berfungsi untuk melindungi jaringan yang ada di bawahnya. Luka pada kulit menyebabkan berkurang atau hilangnya fungsi-fungsi tersebut pada bagian kulit yang luka. Luka bakar dapat menyebabkan kerusakan dan peningkatan permeabilitas pembuluh kapiler, serta kerusakan jaringan kulit. Pengobatan menggunakan tamanan obat atau herba juga memiliki kelebihan yaitu tidak menimbulkan efek samping yang terlalu tinggi. Bunga kecombrang adalah salah satu tanaman yang dapat menyembuhkan luka bakar karena kandungan senyawa aktif yang terdapat dalam bunga kecombrang mengandung saponin, flavonoid, terpenoid dan tanin. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pemberian gel ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior) terhadap penyembuhan luka bakar derajat IIA pada mencit putih (Mus musculus L.). Pengujian menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5 kelompok. Semua mencit dilukai menggunakan paku panas dengan diameter 80 mm. Semua kelompok mendapat pemberian obat dua kali sehari. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan metode Randomized Control Group Pretest Posttest Design. Pengamatan luka dilakukan setiap hari sampai salah satu hewan coba sembuh. Semua data kuantitatif diuji secara statistik menggunakan uji normalistas, uji homogenitas, uji paired t-test, uji One Way-ANOVA dan uji post hoc test (LSD). Dari uji One Way-ANOVA didapatkan nilai p=0,001 (p<0,05). Dari rata-rata selisih diameter luka bakar pada perlakuan 3 (gel ekstrak etanol bunga kecombrang konsentrasi 25% memiliki efektivitas paling tinggi untuk menyembuhkan luka bakar derajat II A, dibandingkan kelompok lainnya dalam penelitian ini.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document