scholarly journals Pengaruh perbandingan berat padatan dan waktu reaksi terhadap gula pereduksi terbentuk pada hidrolisis bonggol pisang

2018 ◽  
Vol 9 (3) ◽  
pp. 77
Author(s):  
Sri Rahayu Gusmarwani ◽  
M Sri Prasetyo Budi ◽  
Wahyudi Budi Sediawan ◽  
Muslikhin Hidayat

One of the promising biofuel is bioethanol which can be produced from agricultural waste cellulosic biomass such as banana plant waste. Production of banana rhizome waste in Indonesia is about 107.5 Mton annually. Banana rhizome contains 58.89% cellulose material that can be processed to produce bioethanol through biological and chemical processes. Sulfuric acid can be used in hydrolysis of cellulose material in banana plant waste to produce sugars, and Saccharomyces cereviseae can be used to convert  sugars into  bioethanol. This paper presents the result of studies on effects of solid ratio and time in hydrolysis of banana plant waste to produce sugars at 120 oC. One litre of water and 10 mL of sulfuric acid was mixed with various weight of banana plant waste then heated in an autoclave. The liquid samples were taken at various time and its sugar contents were analyzed by Lane and Eynon Methode. The  solid ratio was varied between 1:6.25, 1:5.88, 1:5.55, 1:5.25, 1:5, 1:4.75, 1:4.54, and 1:4.375 and the time was varied between 0 minute and 90 minutse with 10 minutes interval. The highest yield of glucose of 13.08 g/100 mL was achieved in 80 minutes and 1:5 of solid ratio.Keywords: Bioethanol, banana rhizome, hydrolysisAbstrakBioetanol adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang menjanjikan. Sumber energi bioetanol dapat berasal dari limbah pertanian yang jarang dimanfaatkan seperti bonggol pisang. Produksi bonggol pisang di Indonesia mencapai 107,5 Mton per tahun. Selulosa yang terkandung dalam bonggol pisang mencapai 58,89% dapat diubah menjadi etanol melalui proses biologi dan kimia (biokimia). Untuk mengubah selulosa menjadi glukosa (gula) diperlukan proses hidrolisis dengan bantuan asam, misalnya asam sulfat (H2SO4), sedangkan untuk mengubah gula menjadi bioetanol dipergunakan ragi Saccharomyces cereviseae. Dalam makalah ini disampaikan pengaruh perbandingan berat padatan dan waktu hidrolisis terhadap glukosa yang terambil pada reaksi hidrolisis untuk mengubah selulosa pada bonggol pisang menjadi glukosa yang dilakukan pada suhu 120oC. Satu liter aquades dan 10 mL larutan asam sulfat pekat ditambahkan pada padatan dengan perbandingan (padatan:air) yang bervariasi dari 1:6,25, 1:5,88, 1:5,55, 1:5,25, 1:5, 1:4,75, 1:4,54, dan 1:4,375. Selanjutnya campuran dipanaskan dalam autoclave sampai suhu yang diinginkan tercapai (120 oC) dan dijaga konstan. Sampel diambil sebanyak 6 mL setiap 10 menit sampai waktu 90 menit tercapai. Analisis glukosa yang terbentuk dilakukan dengan metode Lane-Eynon. Hasil glukosa yang paling baik sebesar 13,08 g/100 mL didapatkan pada suhu 1200C dalam waktu 80 menit dengan perbandingan padatan:aquadest 1:5.Kata Kunci: Bioetanol, bonggol pisang, hidrolisis

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document