steroid alkaloid
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

43
(FIVE YEARS 14)

H-INDEX

8
(FIVE YEARS 1)

2021 ◽  
Vol 7 (21) ◽  
pp. 93-99
Author(s):  
Đại Trần Đức ◽  
Hùng Đào Việt ◽  
Thu Lê Vũ Thị ◽  
Đạt Vũ Thành
Keyword(s):  

Từ thân cây Kê huyết đằng (Millettia dielsiana Harms) đã xử lý và chiết mẫu thu nhận được các cặn chiết, trong đó cặn chiết tổng EtOH (220 g) và cặn chiết phân đoạn lần lượt là etyl axetat (MDE, 60 g), nước (MDW, 150 g). Phân tích định tính cặn chiết tổng của thân cây Kê huyết đằng chứa các nhóm chất thuộc steroid, alkaloid, flavonoid, coumarin, saponin và tannin. Thử hoạt tính kháng viêm của các cặn chiết thu nhận được từ thân cây Cỏ máu cho thấy, cặn tổng EtOH tại nồng độ 100 µg/ml có khả năng ức chế sản sinh NO mạnh và không gây độc cho cho tế bào với giá trị IC50 là 46,98 µg/ml. Đối với cặn MDE và MDW biểu hiện hoạt tính kháng viêm tốt với giá trị IC50 lần lượt là 33,07 µg/ml và 95,46 µg/ml.


2021 ◽  
Vol 24 (2) ◽  
pp. 177-184
Author(s):  
Murtihapsari Murtihapsari ◽  
Mathelda K. Roreng ◽  
Apriani Parubak ◽  
Alif Rahman

It is generally admitted that marine sponge has rich of secondary metabolite as alkaloids, peptides and terpene. Those various compounds can be used for antimalarial drug.  This study aims to evaluate the in vivo antimalarial activity and to characterize the effectiveness of dose (ED50) of n-hexane extracted from Xestospongia sp. by using the Plasmodium berghei infected to mices. In the present study, we used Peter’s four day suppressive test, where the mice infected with Plasmodium berghei intra peritoneal with a suspension containing infected red blood cell origin from donor mice with parasitemia. Results of present study exhibited that the sponge Xestospongia sp. contains secondary metabolite including tritepenoid/steroid, alkaloid and saponin. Furthermore, an in vivo test revealed the affectivity dose (ED50) was 0.24 mg/kg of body weight. This finding is categorized a signifant decreasing level of parasitemia.   Secara umum, spons laut mempunyai kandungan metabolit sekunder seperti alkaloid, peptide dan terpena. Berbagai senyawa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai obat antimalaria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan kimia dan mengevaluasi aktivitas antimalarial secara in vivo untuk efektivitas dosis (ED50) ekstrak n-heksana dari spons Xestospongia sp. dengan menggunakan Plasmodium berghei yang diinfeksi ke tikus. Penelitian ini digunakan metode the 4-day Supresive Test, dimana mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei secara intra peritoneal dengan suspensi yang mengandung sel darah merah terinfeksi yang berasal dari mencit donor. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya kandungan metabolit sekunder diantaranya tritepenoid/steroid, alkaloid dan saponin. Selanjutnya, uji in vivo diperoleh nilai ED50 sebesar 0,24 mg/kg BB dikelompokan sangat baik, yang dapat menurunkan tingkat parasitemia secara signifikan. Dengan demikian, spons laut asal pulau Yapen dapat dijadikan sebagai sumber metabolit potensial untuk obat antimalaria.


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 137-145
Author(s):  
Luh Gde Sri Adnyani Suari ◽  
Abiyyu Didar Haq ◽  
Luh Ade Dita Rahayu
Keyword(s):  

ABSTRAK   Pendahuluan: Malaria merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang menjadi perhatian banyak negara di seluruh dunia, terutama di Indonesia yang merupakan negara dengan iklim tropis. Untuk meminimalkan penularan malaria maka dilakukan upaya pengendalian terhadap Anopheles sp sebagai nyamuk penular malaria. Beberapa upaya pengendalian vektor yang dilakukan misalnya dilakukan larviciding. Insektisida konvensional seperti malathion, DDT dan piretroid yang umumnya digunakan untuk pengendalian vektor, diketahui menyebabkan masalah seperti polusi lingkungan, efek residu dan resistensi pada spesies nyamuk. Maka dari itu, kita harus mencari alternatif dari penggunaan insektisida yang berlebihan, mencari alternatif yang lebih aman dan ramah lingkungan. Salah satu tanaman yang berpotensi dijadikan larvasida alami yaitu bunga kamboja dan bunga kluwih. Metode: Tinjauan pustaka ini menggunakan berbagai bentuk sumber yang didapatkan dari portal publikasi daring. Pembahasan: Ekstrak bunga Plumeria sp. menunjukkan adanya steroid, alkaloid, flavonoid, glikosida, tanin dan minyak atsiri. Senyawa steroid, flavonoid, dan alkaloid merupakan beberapa senyawa yang diperkirakan memiliki efek larvisida. Steroid dapat menghambat pertumbuhan serangga yaitu perubahan dari stadium larva ke pupa dan sebaliknya. Flavonoid bekerja sebagai racun pernapasan. Alkaloid berperan sebagai racun kontak dan menghambat acetylcholinesterase, menimbulkan rasa pahit sehingga mengganggu proses pengambilan makan oleh larva. Sedangkan bunga kluwih mengandung senyawa seperti saponin, flavonoid, polifenol, yang memiliki efek mekanisme berurutan yaitu penghambat rangsang makan serangga, inhibitor pernafasan, hormon penghambat moulting. Simpulan: Kombinasi ekstrak bunga kamboja (Plumeria sp.) dan bunga kluwih (Artocarpus camansi) memiliki potensi untuk digunakan sebagai biolarvasida nyamuk Anopheles sp.   Kata Kunci: Kamboja, Kluwih, Biolarvasida, Malaria


2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 83-89
Author(s):  
Nur Aji

Telah dilakukan penelitian potensi ekstrak bunga bugenvil sebagai tabir surya dalam sediaan gel. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kandungan kimia bungan bugenvil, menguji potensi tabir surya ekstrak bunga bugenvil dan formulasi dalam sediaan gel menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis. Hasil penelitian ini menunjukan, ekstrak bunga bugenvil memiliki kandungan kimia yang merupakan golongan  saponin, steroid, alkaloid, dan polifenol. Ekstrak bunga bugenvil memiliki nilai SPF tertinggi pada konsenterasi 1,5 % yaitu sebesar 16,96 dan dikategorikan memiliki daya proteksi sedang. Sediaan gel memiliki pH berada dalam kisaran 7 sampai 7,4, merupakan pH yang dapat diterima kulit. Selain itu gel memiliki viskositas pada kisaran 1.011.657 cP sampai 1.180.781 cP. Formula dengan konsentrasi ekstrak 1% merupakan formula yang memiliki viskositas tertinggi. Penambahan dan pengurangan konsentrasi ekstrak dari 1% pada sediaan gel menyebabkan penurunan viskositas. Sediaan memiliki daya sebar berkisar antara 17,60 sampai 29,23 cm2 pada kisaran tersebut gel mudah diaplikasikan pada kulit. Sediaan gel memiliki nilai SPF tertinggi pada formula keempat dengan konsenterasi ekstrak sebesar 1,5% menghasilkan nilai SPF sebesar 28,77 dengan kategori proteksi sedang.


2020 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 116
Author(s):  
Maria Antonia Margaretha Fernandez ◽  
Ngurah Intan Wiratmini ◽  
Ni Made Rai Suarni

Lamtoro (Leucaena leucocephala Lam. De Wit) merupakan tanaman yang digunakan sebagai obat dan pakan ternak. Lamtoro mengandung zat aktif dari golongan senyawa streroid, alkaloid, flavonoid, polifenol dan tannin. Zat aktif yang terkandung pada lamtoro bersifat fitoestrogen karena mengandung golongan senyawa steroid, alkaloid dan flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun lamtoro terhadap kadar hormon estrogen dan ketebalan endometrium tikus (Rattus norvegicus) betina yang telah diovariektomi. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan empat perlakuan yaitu K- (kontrol negatif diberi minyak jagung), K+ (kontrol positif diberi estrogen sintetik 2 mg), P1dan P2 diberi diberi ekstrak daun lamtoro sebanyak 200 mg/kg BB dan 250 mg/kg BB). Masing masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan sehingga digunakan 24 ekor tikus betina. Ekstrak daun lamtoro diberikan secara oral sebanyak 2 ml/ekor/hari selama 15 hari. Data yang diperoleh dianalisis dengan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan pemberian ekstrak daun Lamtoro (Leucaena leucocephala Lam. De Wit) dosis 250 mg/kg BB dapat meningkatkan kadar hormon estrogen serum darah dan ketebalan endometrium tikus betina yang diovariektomi. Kata kunci: Leucaena, Ovariektomi, Estrogen, Endometrium, Tikus    


2019 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 20-30
Author(s):  
Dianing Pawestri ◽  
Tristi Indah D. Kurnia ◽  
Hasyim As’ari

Hiperkolesterolemia sering dijumpai pada penderita diabetes mellitus, hal ini dikarenakan resistensi insulin pada diabetes mellitus meningkatkan lipolisis pada jaringan adiposa sehingga terjadi peningkatan lemak dalam darah termasuk kolesterol dan trigliserida, sehingga apabila kadar kolesterol tinggi dalam tubuh, maka dapat memicu berbagai penyakit (komplikasi) seperti penyakit jantung koroner, strok, dan ginjal. Oleh karena itu perlu dikembangkan alternatif pengobatan dengan menggunakan bahan alami yang diharapkan lebih efektif dan efisien. Biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) adalah salah satu alternatif bahan alami yang memiliki kandungan antioksida karena mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, glikosida, steroid, alkaloid, saponin, dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap penurunan kadar kolesterol mencit (Mus musculus) jantan penderita diabetes dengan metode sondase lambung dengan kontrol positif glibenklamid dan kontrol negatif aquades steril. Pada uji pengaruh pemberian ekstrak biji ganitri (Elaeocarpus sphaericus Schum.) terhadap penurunan kadar kolesterol mencit, dosis ekstrak biji ganitri yang digunakan 650mg/kgBB, 1300mg/kgBB dan 2600mg/kgBB. Hasil uji ANOVA menunjukkan bahwa  nilai signifikasi sebesar 0,000 (P<0,05), Karena nilai P<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata dari masing-masing perlakuan dosis terhadap penurunan kadar kolesterol mencit. Hasil  uji Duncan menunjukkan  ekstrak biji  ganitri (Elaeocarpus sphaericus  Schum.) berpengaruh efektif pada pengobatan hari ke-25 yang terdapat pada perlakuan P3 yang menggunakan biji ganitri dengan dosis 2600mg/kgBB yaitu dengan hasil kadar kolesterol 84,00 mg/dL.  


Genomics ◽  
2019 ◽  
Vol 111 (6) ◽  
pp. 1360-1372 ◽  
Author(s):  
Mahsa Eshaghi ◽  
Behrouz Shiran ◽  
Hossein Fallahi ◽  
Rudabeh Ravash ◽  
Bojana Banović Đeri

Author(s):  
Sanima Laia ◽  
Sukarjati

Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia.terhadap sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc). banyak ditanam sebagai tanaman hias, semak, dan tumbuh di daerah tropis dan subtropis. Daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) juga merupakan salah satu jenis tanaman yang berpotensi sebagai antifertilitas. Jenis senyawa bioaktif yang terkandung pada tumbuhan, utamanya senyawa-senyawa yang berasal dari golongan steroid, alkaloid, isoflavanoid, tripernoid, dan xanthon memiliki aktivitas sebagai bahan antifertilitas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pemberian ekstrak Daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinasinya kedua ekstrak jumlah sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. Sampel penelitian ini adalah mencit sebanyak 48 ekor dengan berat badan 25-30 gram, berumur 2-2,5 bulan. Mencit di bagi 12 kelompok, masing-masing kelompok dibagi 4 perlakuan. Metode pembuatan ekstrak  dangan menggunakan maserasi Adapun perlakuan yang diberikan adalah ekstrak Daun sambung nyawa (Gynura procumens) serta kombinasi kedua ekstrak dengan dosis kontrol, 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) dengan dosis kontrol, 200 mg/kg BB, 250 mg/kg BB dan 300 mg/kg BB serta kombinasi kedua ektrak dengan dosis 100:100 mg/kg BB, 125:125 mg/kg BB dan 150:150 mg/kg BB pemberian ekstrak selama 35 hari. Pada hari ke 37 mencit di bedah untuk diambil testis untuk pengamatan penimbangan berat testis.Testis kemudian dibuat preparat histologi dan di hitung sel leydig, diukur diameter tubulus seminiferus. berat testis di timbang dengan menggunakan alat timbang analitik yang memiliki akurasi o,o1 gram, sel leydig diamati di dalam preparat dengan alat mikroskop, diamter tubulus seminiferus dihitung dengan alat mikrometer yang di letakkan di dalam tabung lensa objektif miroskop pembesaran 400x10 merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis uji F, varian (ANOVA) Satu arah dan dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significant Different).  Hasil dari penelitian ini menujukkan ada pengaruh ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinsa kedua ekstrak terhadap jumlah sel leydig, diameter tubulus dan berat testis, (P<0,05), Perlakuan terbaik yang dapat meningkatkan sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis berat, adalah kombinsa kedua ekstrak  dengan dosis 150:150 mg/kg BB. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sambung nyawa (Gynura procumens) dan biji mahoni (Switenia mahagoni jaqc) serta kombinsa kedua ekstrak dapat meningkatkan jumlah sel leydig, diameter tubulus seminiferus dan berat testis. Kedepannya diharapkan penelitian dapat dikembangkan sebagai bahan antifertilitas pada pria.   Kata Kunci: ekstrak daun sambung nyawa, dan biji mahoni, berat testis mencit hiperglikemia.


2019 ◽  
Vol 7 (1) ◽  
pp. 86-91
Author(s):  
Fredryk W Mandey ◽  
Endah Handayani ◽  
Wahyuni Eka Nanda ◽  
Alfian Noor

The aim of this research to isolate and identify and to test the antioxidant activity of extract and fraction of polyfloral honey originated from Bone regency, South Sulawesi. The results showed that methanol gave results in flavonoid, tannin, saponnin, steroid, and alkaloid with IC50 value of DPPH method of 683,153 µg/mL. DCM extract gave positive results for tannin, steroid and alkaloid with IC50 values of 701,743 µg/mL. n-hexane extract positively contains tannin and alkaloid with IC50 1709,536 µg/Ml, water extract positevely contains tannin, sapponin steroid, alkaloid with IC50 value 1698,345 µg/mL. Pure honey contains all aspects tested with IC50 values 2826,471 µg/mL. This showed extracts and sample have weak antioxidant activity.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document