Abstrak: Banjir besar melanda bumi Kalimantan Selatan pada awal Januari 2021. Pada saat yang sama, muncul mitos-mitos yang berhubungan dengan banjir besar ini. Penelitian ini bertujuan untuk menguraikan mitos yang muncul pada saat banjir, menjelaskan hubungan antara banjir (lingkungan) dan mitos ini, dan mengungkap penyebab pengaruhnya kepada masyarakat. Ada beberapa tahapan dalam penelitian ini; Pertama, mendata mitos-mitos yang muncul pada saat banjir besar bulan Januari 2021; Kedua, menghubungkan dan mencari sumber mitos itu dari sastra lisan di Kalimantan Selatan. Ketiga, Mengungkapkan makna mitos tersebut. Keempat, menganalisis mitos-mitos dengan menggunakan teori ekokritik Garrard. Kelima, menghubungkan antara mitos dengan masyarakat serta pengaruh mitos itu dalam masyarakat. Ada dua mitos yang muncul pada saat banjir di Kalimantan Selatan, yaitu mitos naga dan mitos keladi. Mitos naga bersumber dari adanya cerita naga penunggu Sungai Barito dalam cerita Asal Mula Sungai Barito dan Sungai Amandit dalam cerita Legenda Lok Sinaga. Sementara itu, mitos keladi berkaitan dengan pamali yang dipercaya orang Banjar. Kedua mitos ini merefleksikan kebudayaan Banjar yang berkaitan dengan isu lingkungan. Mitos naga merupakan kritik sosial terhadap kondisi pegunungan Meratus yang sudah memprihatinkan akibat pertambangan dan perkebunan sawit, sedangkan mitos keladi merupakan kritik untuk bersikap adil terhadap hutan. Kedua mitos ini juga menunjukkan sikap urang Banjar yang tidak menyalahkan alam, lingkungan, dan cuaca, tetapi menyalahkan diri sendiri karena tidak mampu merawat alam.Kata kunci: mitos, naga, keladi, banjir, dan kerusakan lingkungan Abstract: A big flood hit South Kalimantan in early January 2021. At the same time, the myths related to this big flood came out. The research objectives are first, to describe the myths that came out during the flood, second, to explain the relationship between floods (environment) and these myths, the third, to reveal the causes of their effects on society. There are several stages in this research; First, to list the myths that emerged during the great flood in January 2021; Second, connecting and finding the source of the myth from oral literature in South Kalimantan. Third, revealing the meaning of the myth. Fourth, analyzing myths using Garrard's eco-critical theory. Fifth, connecting myths with society and the influence of these myths in society. Two myths emerged during the big flood in South Kalimantan, namely the dragon myth and the taro myth. The myth of the dragon comes from the story of the dragon guarding the Barito River in the origin story of the Barito River and the Amandit River in the Legend of Lok Sinaga. The taro myth relates to pamali believed by the Banjar people. These two myths reflect Banjar culture relates to environmental issues. The dragon myth is a social critique of the condition of the Meratus mountains, which is already alarming due to mining and oil palm plantations. Meanwhile, the taro myth is a criticism of being wise to the forest. These two myths also show the attitude of the Banjar people who do not blame nature, the environment, and the weather but blame themselves for ignorance of nature. Key word: myth, dragon, taro flood, and environmental damage