Paedagogie: Jurnal Pendidikan dan studi ISlam
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

15
(FIVE YEARS 15)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By STAI DR. KH. EZ. Muttaqien Purwakarta

2723-5971, 2337-6848

2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 59-76
Author(s):  
Qorri ‘Ainan Salsabila ◽  
Zachrina Aqinar ◽  
Muhamad Ridwan Effendi

Learning stress or academic stress is a category of distress in which students perceive academic demands as disturbing. It can also be interpreted as pressure related to the ability to master a science. Symptoms of learning stress include physical reactions, behaviour, thought processes, and emotions. Based on various research results, the level of learning stress increases during the COVID-19 pandemic. This is considered related to the change in the face-to-face learning system to online (in the network), which raises new factors as triggers for learning stress. This research was conducted to determine how the COVID-19 pandemic affects stress in learning and find solutions to overcome feelings of stress in learning, especially solutions from an Islamic perspective. The method used by the author in this study is a qualitative method with a literature study approach with analysis of the theory of Robert J. Van Amberg about the stages of stress. The results of the study revealed that learning stress factors during the covid-19 pandemic were in the form of lack of understanding of the material, a lot of assignments, declining grades, a tiring and boring learning system, quota constraints and internet networks, individual internal factors, and social factors other. Islam views stress as a trial that every Muslim must face. Islam also provides solutions for stress, namely patience, tawakkal, and the discipline of worship. Other solutions for learning stress during the COVID-19 pandemic can also be in the form of problem-focused coping and emotional focused coping, web-based Solution-Focused Brief Counseling (SFBC), and spiritual, emotional freedom technique (SEFT).


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 95-107
Author(s):  
Iis Siti Robe'ah ◽  
Siswan To

Peran guru di sekolah sangat penting dalam penanaman dan pembentukan karakter siswa. Salah satu karakter yang harus dibentuk, yang merupakan dasar dari karakter yang lain adalah religious. Karakter religious merupakan karakter yang menunjukkan bahwa setiap pikiran, perkataan, dan perbuatan yang dilakukan oleh seseorang selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan ajaran agama yang dianutnya. Maka dari itu, karakter religious sangat penting untuk ditanamkan pada siswa di sekolah sebagai tempat pendidikan formal. Salah satu cara untuk membentuk karakter religious siswa di sekolah  yaitu dengan melalui pendidikan ramah anak dalam perspektif pendidikan Islam. Pendidikan ramah anak yaitu pendidikan yang dapat membuat rasa nyaman, aman, sehat, dan kondusif, menerima anak apa adanya dan menghargai potensi anak. Pendidikan ramah anak dalam pendidikan Islam adalah upaya yang dilakukan oleh orang tua maupun pendidik untuk untuk mendidik siswa dengan menciptakan lingkungan yang penuh kasih sayang sebagai hakikat perlindungan dalam Islam. Penelitian ini mengacu pada teori dari Imam Al-Ghozali, bahwa pendidikan merupakan proses memanusiakan manusia sejak masa kejadiannya sampai akhir hayatnya melalui berbagai ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam bentuk pengajaran secara bertahap, dimana proses pengajaran itu menjadi tanggung jawab orang tua dan masyarakat menuju pendekatan diri kepada Allah Swt sehingga menjadi manusia yang sempurna. Di SD Negeri 2 Taringgul Tonggoh kec. Wanayasa kab. Purwakarta merupakan salah satu sekolah ramah anak yang menerapkan pendidikan ramah anak. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mendeskripsikan peran guru sebagai pembimbing dalam pembentukan karakter religious siswa melalui pendidikan dalam perspektif pendidikan Islam di SD Negerti 2 Taringgul Tonggoh kec. Wanayasa kab. Purwakarta (2) mendeskripsikan peran guru sebagai teladan dalam pembentukan karakter siswa melalui pendidikan ramah anak dalam perspektif pendidikan Islam di SD Negeri 2 Taringgul Tonggoh Kec. Wanayasa Kab. Purwakarata, dan  mendeskripsikan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pembentukan karakter religius siswa kelas rendah melalui pendidikan ramah anak di SD Negeri 2 Taringgul Tonggoh Kec. Wanayasa Kab. Purwakarata. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa:  peran guru sebagai pembimbing karakter religius siswa melalui pendidikan ramah anak dalam perspektif pendidikan Islam yaitu guru selalu mengingatkan dan menasihati siswa setiap saat agar tidak melakukan kekerasan, melakukan hal-hal baik yang diajarkan oleh ajaran Islam, menjuhi hal-hal buruk yang dilarang oleh ajaran Islam, dan juga selalu melakukan ibadah yang harus dilakukan.  Peran guru sebagai teladan dalam pembentukan karakter religius siswa  melalui pendidikan ramah anak dalam perspetif pendidikan Islam yaitu dengan cara memberi contoh kepada siswa melalui ikut dalam pembiasaan-pembiasaan yang ada di sekolah ataupun memberi contoh akhlak yang baik dan kebiasaan-kebiasaan baik sehingga dapat dicontoh oleh para siswa.


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 109-123
Author(s):  
Siti Masitoh ◽  
Sofia Gussevi ◽  
Imam Tabroni

The background of the problem: The working mother / career woman first meets the economic needs of the family, the two wives have a bachelor's degree to develop knowledge, the third can share time. The importance of this research is to know and analyze how the role of women according to their nature, Islamic views of housewives career outside the home and the role of career women in children's education. The research method uses qualitative where the data primary and secondary obtained through interviews, observation and documentation. Respondents were female teachers at SDIT Al Bina Purwakarta. The results showed that career women / teachers of SDIT Al Bina can help families in the field of economy / money income. Carry out his nature fitroh properly and correctly. Carry out its functions as a housewife, wife and teacher well, and can raise children at home properly. Can practice science, can pursue a career as a professional teacher and can play a dual role as a mother Wife and Teacher. Keywords: Career woman, Al Bina SDIT teacher


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 125-139
Author(s):  
Alif Kurniawan ◽  
Surya Hadi Darma ◽  
Abdurrahman Saleh

This research is based on the results of observations made by the author, namely the number of victims of traffic accidents aged 16-30 years, many victims of traffic accidents, traffic accidents in Karawang every year lose up to 500 children's lives under the age of 25 years, and including six students from class XII SMK Texmaco Purwasari among them. The author assumes that the incident was caused by the low awareness of students in understanding traffic laws. This study aimed to find out the answers to assumptions regarding students' awareness in understanding traffic laws and the role of teachers in shaping traffic awareness, especially at SMK TEXMACO Purwasari. The approach used by the researcher is a descriptive qualitative approach with theoretical analysis of -O-R (Stimulus Organism Response) to identify that student awareness can be formed through the communication of the role of the PAI teacher. This study indicates that the role of the PAI teacher in shaping student traffic law awareness includes: a) the first as an Informator, b) the dual role as an organizer, c) the third role as a motivator. d) The fourth role is as a facilitator, e) the fifth role is as a supervisor, f) the last role is as a class manager.


2021 ◽  
Vol 2 (02) ◽  
pp. 77-93
Author(s):  
Sari Hodijah ◽  
Dede Supendi

ABSTRAK Sari Hodijah; “Pengaruh Aktivitas Menghafal Al-Qur’an Terhadap Kecerdasan Spiritual Peserta Didik Kelas X di MA Al-Huda Jatiluhur”, Purwakarta, STAI.DR.KHEZ.Muttaqien.2020. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan di MA Al-Huda mengenai aktivitas menghafal Al-Qur’an diperoleh informasi sementara yaitu adanya program tahfidz Al-Qur’an yang dilaksanakan oleh peserta didik di MA Al-Huda sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kecerdasan spiritual yang dimiliki peserta didik. Tujuan penelitian ini tidak lain adalah untuk mengetahui seberapa tinggi kecerdasan spiritual yang dimiliki peserta didik yang didorong oleh aktivitas menghafal Al-Qur’an, sehingga dapat dikatakan adanya pengaruh antara aktivitas menghafal Al-Qur’an terhadap kecerdasaan spiritual peserta didik. Penelitian ini bertolak pada urgensi pendidikan yang mengutamakan pendidik yang berakhlakul karimah. Hipotesis pada penelitian ini adalah semakin sering aktivitas menghafal Al-Qur’an maka semakin tinggi kecerdasan spiritual yang dimilikinya. Seseorang yang dilatih untuk menghafal Al-Qur’an akan mengalami peningkatan kecerdasan spiritual dengan sangat baik. Karena dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an secara tidak langsung telah menjalin hubungan dengan Allah Swt, dan menjadikan Al-Qur’an sebagai sarana untuk berdzikir kepada Allah Swt. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan metode korelasional. Untuk teknik pengambilan sampel menggunakan sampel jenuh dengan jumlah sampel 33 peserta didik. Adapun untuk teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan penyebaran angket dengan pengukuran skala likert. Analisis data yang digunakan adalah data kuantitatif dengan cara menguji validitas dan reliabilitas seluruh instrument kemudian diuji hipotesis sampai tingkat korelasi dari dua variable yang diteliti. Pada penelitian ini ditemukan tingkat korelasi yang sedang antara hubungan aktivitas menghafal Al-Qur’an memiliki pengaruh terhadap kecerdasan spiritual pesertadidik. Dengan didapatkan hasil pengaruh berdasarkan perhitungan koefisien korelasi sebesar 0,254, berarti terdapat pengaruh yang sedang antara aktivitas menghafal Al-Qu’an terhadap kecerdasan spiritual peserta didik.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 32-45
Author(s):  
Aida Noer Aini ◽  
Euis Nurjanah ◽  
Muhamad Ridwan Effendi
Keyword(s):  

SDS Inklusi Azaddy Al-Ghozali Jatinangor merupakan sekolah yang eksistensinya memberi penguatan nilai – nilai akhlak  dengan integrasi pendidikan melalui daily routine. Penelitian ini  bertujuan untuk mengetahui lebih dalam terkait integrasi pendidikan tersebut. Metode yang digunakan yaitu kualitatif deskriptif. Penelitian ini mengacu pada teori Abdul Hamid. Terdapat 5 standar nilai – nilai yang harus dipertahankan, yaitu; 1) Tingkah Laku; 2) keindahan; 3) keadilan; 4) kebenaran:  5) efisiensi. Teori akhlak mengacu pada Imam Al-Ghazali. Terdapat 4 pembagian kriteria akhlak, yaitu; 1) kekuatan ilmu; 2) kekuatan marah yang terkontrol oleh akal; 3) kekuatan nafsu syahwat, 4) kekuatan keseimbangan. Teori Integrasi mengacu pada Anwar Sanusi meliputi : 1) kesatuan yang utuh; 2) tidak terpecah belah. Adapun teori inklusi mengacu pada teori Jamilah Candra Pratiwi. Sekolah inklusi tidak memandang dari 5 aspek, yaitu : 1) emosi; 2) fisik; 3) intelegensi; 4) social; 5) emosional. Berdasarkan hasil penelitian sekolah ini menanamkan nilai – nilai akhlak melalui strategi integrasi pendidikan dengan indikator neurosains, nutrisi dan stimulus. Aspek ini diimplementasikan terhadap anak normal maupun anak berkebutuhan khusus dalam menanamkan nilai – nilai akhlak.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 19-31
Author(s):  
Dede Hikmah ◽  
Didin Syaprudin ◽  
Miftachul Jannah
Keyword(s):  
T Test ◽  

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perhatian orangtua dengan kemandirian anak usia dini  di RA. Jannatu ‘Adn Purwakarta tahun pelajaran 2019-2020. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dengan pengambilan sampel dari jumlah populasi.  Sedangkan analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis deskriptif, uji prasyarat analisis, analisis uji hipotesis, analisis korelasi dan regresi dengan menggunaakan bantuan software SPSS. Adapun indikator teori yang digunakan untuk variabel X (perhatian) dari Slameto yakni pemberian bimbingan belajar, nasehat, motivasi dan penghargaan, memenuhi kebutuhan, dan pengawasan, sedangkan untuk variabel Y (kemandirian) dari Carl Rogers yaitu percaya diri, motivisi tinggi, berani mengambil keputusan, kreatif dan inovatif, bertanggungjawab, mampu beradaptasi, tidak ketergantungan pada orang lain. Berdasarkan hasil analisis diketahui perhatian orangtua berkualifikasi cukup yakni (60,94%). Sedangkan kemandirian anak usia dini berkualifikasi cukup yakni (61,94%). Koefisien korelasi kedua variabel adalah sebesar 0,531 dan termasuk korelasi sedang dengan arah korelasi positif. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Uji T dengan bantuan software (Independent sample t-test),  diperoleh Thitung 3,766 > Ttabel 2,034 dengan nilai sig (2 tailed) (0,000) < α (0,05), maka Ho ditolak dan menerima Ha. Dengan demikian terdapat hubungan perhatian orangtua terhadap kemampuan kemandirian anak usia dini di RA. Jannatu ‘Adn Purwakarta tahun pelajaran 2019-2020. Besarnya hubungan perhatian orangtua  terhadap kemandirian  anak usia dini sebesar  28,1%.  Hal ini berarti bahwa selain perhatian orangtua, masih terdapat faktor lain sebesar  71,9%  yang dapat mempengaruhi kemandirian  anak usia dini di RA. Jannatu ‘Adn Purwakarta tahun pelajaran 2019-2020.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 7-18
Author(s):  
Dede Supendi

Indonesia merupakan salah satu negara yang terdampak penyebaran global wabah Coronavirus Disease 2019 (COVID 19). Virus telah mengubah gaya hidup di semua aspek kehidupan secara signifikan. Salah satu perubahan di bidang pendidikan. Proses pembelajaran di semua jenjang mengalami perubahan, semula dilakukan secara tatap muka, namun sekarang dilakukan secara online. Kondisi tersebut memaksa seluruh elemen pendidikan tak terkecuali mahasiswa dan dosen untuk mengikuti perubahan prosedur, mekanisme, sistem, dan budaya pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif melalui survei dengan teknik multistage random sampling. Penelitian ini menggunakan beberapa teori, diantaranya tesis Hilary Parraton (1988) tentang pembelajaran jarak jauh, teori transaksional jarak jauh Michael Moore (1970) dan tesis Wedemeyer (1981) tentang inti dari pendidikan jarak jauh adalah kemandirian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat siswa yang belum memiliki fasilitas proses pembelajaran online, meskipun jumlahnya lebih sedikit. Hanya 0,6%. Artinya masih ada siswa yang tidak dapat mengikuti proses pembelajaran online. Selain itu, mereka tidak memiliki fasilitas proses pembelajaran online, dan juga terkendala kuota dan jaringan internet. Sehingga, semua siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran online karena keterbatasan fasilitas tersebut. Menurut hasil penelitian, kualitas pelaksanaan proses pembelajaran jarak jauh online sangat mencengangkan. Mereka menunjukkan 74% responden mengatakan bahwa kinerja kuliah jarak jauh online selama pandemi COVID 19 tidak lebih baik dari studi reguler atau kuliah tatap muka. 8,9% responden mengatakan lebih baik daripada penyelidikan tradisional, dan 17% responden mengatakan bahwa pelajaran online sama dengan kuliah tatap muka di kampus.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 1-6
Author(s):  
Ega Rahmat Pauzi ◽  
Imam Tabroni Tabroni

Educational actors are still confused in setting funding priorities for the development of pilot schools. This paper is intended to understand the priority allocation of pilot school funding originating from BOS funds. This research uses a qualitative method with an action research approach. The theory used is the concept of allocation and budgeting from Nanang Fattah. The problem that arises is what kind of financing sector gets more budgeting in pilot schools. From the findings in the field, it was found that the largest portion of the allocation of BOS funds for three years was in the funding of salaries for teachers and education staff. The budget design of SDIT Bina Insan Qur'ani uses a model of budgeting by line item. However, every year there is a change in the budgeting format. This was done to simplify school spending.


2021 ◽  
Vol 2 (01) ◽  
pp. 46-57
Author(s):  
Sofia Gussevi ◽  
Nur Aeni Muhfi

Revolusi Industri 4.0 adalah bagaimana teknologi seperti kecerdasan buatan dan internet memengaruhi kehidupan manusia. Teknologi, khususnya internet, memiliki banyak dampak positif tetapi juga dapat merugikan penggunanya jika "tidak pintar" dalam menggunakannya, termasuk dalam hal pendidikan. Keluarga memiliki fungsi yang luas, dan semuanya berhubungan. Misalnya pada bagian agama, dalam fungsi ini keluarga berperan memberikan pengalaman dan pendidikan spiritual kepada anggota keluarga, bagaimana keluarga mengajarkan nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Islam untuk dijadikan sebagai sikap hidup. Keluarga juga mempunyai fungsi pendidikan, sebagai interaksi dalam lingkungan keluarga, orang tua dapat mendidik dan membimbing anaknya dengan baik, dengan kata lain, teladan orang tua menjadi pendidikan yang strategis dalam mengarahkan sikap anak karena perilaku yang baik yang dicontohkan oleh orang tua akan menjadi tolak ukur untuk a anak dalam berbuat baik. Pendidikan dalam keluarga harus berorientasi pada masa depan, artinya pendidikan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya lebih kepada persiapan praktis agar anak dapat menghadapi jaman yang akan dialaminya di masa depan, seperti yang tertuang dalam hadits: “Ketahuilah bahwa kelak anak-anak anda kelak akan mengalami usia yang berbeda dari masa sekarang. “Seringkali orang tua membandingkan kehidupan mereka di masa lalu untuk membuat sebuah“ standar nilai ”yang harus diterapkan pada anak mereka, meskipun Nabi memperingatkan tentang hal ini dalam hadits. Teknologi khususnya internet yang semakin maju di era sekarang ini menjadi salah satu tantangan dalam mendidik generasi milenial muslim. Penanaman nilai-nilai dalam Alquran diharapkan mampu mengatasi tantangan tersebut. Membekali anak-anak dengan penanaman nilai-nilai agama sejak dini, diharapkan teknologi tidak mempengaruhi generasi milenial muslim, namun sebaliknya generasi milenial muslim dapat menundukkan dan memanfaatkan teknologi.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document