Sawala : Jurnal pengabdian Masyarakat Pembangunan Sosial, Desa dan Masyarakat
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

19
(FIVE YEARS 19)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Padjadjaran

2716-4705

Author(s):  
Yulianto Yulianto ◽  
Selvi Diana Meilinda ◽  
Teuku Fahmi ◽  
Dewi Ayu Hidayati ◽  
Astiwi Inayah

Tujuan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini yakni meningkatkan pengetahuan dan pengalaman masyarakat lokal dalam memetakan potensi desa, khususnya produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades). Untuk berikutnya, hasil pemetaan Prukades tersebut dapat dijadikan pengembangan usaha BUMDes di Pekon Sukabanjar. Metode PkM mencakup tiga tahapan, yakni (1) tahapan pendekatan, mulai dati upaya peningkatan aspek kognitif terhadap peserta PkM hingga tahap pendampingan dan pemberdayaan; (2) tahapan pekerjaan, yakni identifikasi faktor kekuatan dan kelemahan dalam upaya menemukenali potensi desa-Prukades; dan (3) tahapan tindak lanjut program. Mengacu dari hasil pelaksanaan PkM terungkap bahwa keberadaan BUMDes di Pekon Sukabanjar belum berdampak secara optimal meningkatkan kesejahteraan masyakat sekitar. Setidaknya kendala terbesar terletak pada masih lemahnya aspek tata kelola pengelolaan BUMDes di pekon tersebut. Adapun hasil pemetaan prukades di Pekon Sukabanjar mencakup: (1) keunggulan hasil pertanian yakni alpukat, kopi, singkong, sayur mayur, dan peyediaan bibit tanaman, dan (2) keunggulan potensi wisata mencakup jasa angkutan wisata air Danau Ranau, pemandian air panas di kaki Gunung Seminung, hingga ziarah tempat keramat/suci. Rekomendasi hasil PkM ini menekankan pada prukades yang dimiliki oleh pekon dapat dijadikan pengembangan jenis usaha pada BUMDes di Pekon Sukabanjar.


Author(s):  
Achmad Buchari ◽  
Eka Nurcahya
Keyword(s):  

Salah satu penopang pertumbuhan ekonomi yaitu kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern melalui usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).Digitalisasi menjadi hal penting untuk dipahami. Di Kelurahan Kebon Baru khususnya masyarakat daerah Suratno, para Ibu Rumah Tangga banyak yang memiliki usaha rumahan dengan pasar masyarakat sekitar. Mereka berjualan secara konvensional dan juga online namun belum mengoptimalkan peran digital dalam pemasaran produk. Mereka hanya menjual melalui whatsapp yang berarti hanya terdiri dari orang terdekat. Cakupan marketnya belum begitu luas.Berdasarkan keadaan tersebut, “Pengembangan Strategi Pemasaran melalui Digitalisasi pada Era New Normal” memiliki program sosialisasi pembukuan, sosialisasi pemasaran melalu instagram dan Facebook, pembuatan logo sebagai identitas produk. Dengan tujuan dapat mengoptimalkan peran media sosial dalam pengembangan usahanya terutama dalam pemasaran. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.Hasil kesimpulan dapat disimpulkan bahwa seluruh pelaku usaha di Kebon Baru, Cirebon masih bergantung kepada pertemuan luring dan promosi dari mulut ke mulut untuk memasarkan produk mereka.Belum terbiasa melakukan kegiatan ekonomi seperti penjualan, pembelian, pemasaran, pembukuan dan sebagainya dan penggunaan digitalisasi. 


Author(s):  
R. Dudy Heryadi ◽  
Mohammad Benny Alexandri ◽  
Deasy Silvya Sari
Keyword(s):  

Social Distancing sebagai upaya memutus pandemi Covid-19 menuntut masyarakat untuk menjaga supply bahan makanan sebagai upaya bertahan hidup. Kemandirian pangan secara sederhana dapat dimulai dari rumah dengan membudidayakan tanaman dan ikan dengan menggunakan berbagai metode dan media tanam, mulai dari media tanah dan metode non tanah seperti hidroponik dan akuaponik. Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah eksperimen. Hasil eksperimen memperlihatkan bahwa pekarangan rumah dapat dimanfaatkan untuk budidaya tanaman (sayuran) dan ikan. Dengan melihat potensi derah sendiri, kemandirian pangan dapat pula dilakukan dengan memanfaatkan produk tetangga seperti susu kambing yang dapat diolah menjadi kefir dan keju.


Author(s):  
Elisa Susanti ◽  
Didin Muhafidin ◽  
Nina Karlina

Tujuan dari kegiatan pengabdian ini adalah sebagai upaya untuk mengembangkan agrowisata berbasis community based tourism melalui pengenalan bahasa asing. Kegiatan pengenalan bahasa asing ini juga merupakan upaya untuk meningkatkan promosi daerah agrowisata. Analisis situasi menunjukkan bahwa pelaku agrowisata kurang memiliki kemampuan berbahasa asing, kurangnya keterampilan penggunaan media digital, dan juga daerah agrowisata yang kurang dikenal. Tahapan kegiatan pengabdian meliputi: analisis situasi masyarakat, merancang kegiatan pengabdian, pelaksanaan kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan di empat lokasi yaitu Desa agrowisata Cihideung Kabupaten Bandung Barat, Kebun Mini Serba Ada Kabupaten Bandung Barat, Cibugary Jakarta Timur, dan Hutan Mangrove Kota Tegal. Terdapat lima bahasa asing yang dikenalkan yaitu bahasa inggris, bahasa jepang, bahasa prancis, bahasa jerman dan bahasa rusia. Kegiatan yang dilakukan dalam pengenalan bahasa asing adalah dengan pemasangan poster/ornament bahasa asing, membagikan buku edukasi pengenalan bahasa asing,  serta pembuatan video promosi dengan menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa asing. Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya pengembangan sumber daya manusia agar mereka dapat berpartisipasi dalam pengembangan agrowisata berbasis komunitas. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa Kegiatan-kegiatan pengenalan bahasa asing tersebut diterima dengan baik oleh pengelola agrowisata dan juga masyarakat sekitar, dianggap memberikan pengetahuan mengenai bahasa asing, juga membantu mempromosikan daerah agrowisata melalui video promosi berbahasa asing.


Author(s):  
Nani Sunarni ◽  
Asep Yusup Hudaya

Organisasi Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) merupakan salah satu organisasi penggerak pemberdayaan masyarakat khususnya kaum ibu-ibu mulai dari tingkat yang paling kecil yaitu tingkat RT hingga tingkat nasional. Organisasi ini beranggotakan ibu-ibu rumah tangga yang berperan sebagai pelaku dalam kegiatan domestik keluarganya dan memiliki kemampuan peran ganda. Peran tersebut selain bertanggung jawab mengurus keluarga, juga memiliki peran mengurus hal lainnya termasuk dalam penanganan sisa buangan rumah tangga yang disebut sampah. Salah satu sampah yang cukup banyak yaitu bungkus kopi. Hal ini karena rata-rata masyarakat Indonesia menyukai kopi instan yang dibungkus dalam kemasan, sehingga menghasilkan sampah berupa bungkus kopi, dimana apabila dimanfaatkan dapat memiliki nilai ekonomis. Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat, dilakukan penyuluhan dan pendampingan terhadap ibu-ibu PKK di tingkat yang paling kecil, yaitu tingkat RT. Mengingat tingkat ini merupakan ujung tombak dalam kegiatan kemasyarakatan yang melibatkan ibu-ibu. Diharapkan dari tingkat yang kecil ini dapat menjadi pelopor dalam bidang kebersihan lingkungan dan kreatif dalam bidang ekonomi. Dalam praktik pelaksanaan kegiatan ini digunakan pendekatan sosial budaya. Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya perubahan positif yaitu perilaku ibu-ibu rumah tangga dari “budaya buang sampah” menjadi “budaya bank sampah”. 


Author(s):  
Nina Karlina ◽  
Didin Muhafidin ◽  
Elisa Susanti

Abstrak Pengabdian Pada Masyaraka ditujukan untuk memberikan pengetahuan kepada pengelola agrowisata maupun kepada masyarakat luas akan pentingnya penerapan protokol kesehatan covid-19 di objek wisata pada era transisi seperti sekarang ini. Protokol kesehatan covid – 19 ini sangat penting untuk diterapkan oleh pengelola dan penting untuk dipatuhi oleh masyarakat sebagai pengunjung tempat wisata. Kegiatan  pengabdian ini dilakukan di 4 (empat)  objek agrowisata yaitu Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa  wisata Cihideung. Program ini, diawali dengan identifikasi awal mengenai permasalahan yang berkaitan dengan penerapan protokol covid-19 di Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa  wisata Cihideung. Hasil identifikasi yang didapatkan dari wawancara dan observasi menunjukan bahwa pengelola   Asia Farm - Pekanbaru, Taman Celosia Desa Gunung Keling, Desa wisata Cireong dan Desa wisata Cihideung belum siap untuk menyambut pengunjung dengan menerapkan protokol covid -19. Begitupun dengan wisatawan yang berkunjung, tidak terlalu memperdulikan protokol kesehatan covid -19 yang dapat diterapkan secara pribadi. Dalam menanggapi hal tersebut, maka pengabdian ini menyampaikan tentang pentingnya pariwisata berbasis ecoutoursm yaitu  menikmati dan menghargai keindahan alam dengan  meminimalisir  dampak negatif  dari pengunjung, dan memberikan kesempatan  bagi masyarakat lokal untuk terlibat aktif dalam sosial-ekonomi serta  penerapan protocol covid di tempat pariwisata khususnya di agrowisata. Dengan Pengabdian ini maka  diharapkan dapat memberikan pengetahuan serta menumbuhkan kesadaran baik kepada pengelola agrowisata maupun masyarakat secara umum. Adapun program kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuat program webinar “pentingnya penerapan protokol covid”, video edukasi dan promosi “berwisata saat pandemi ?” serta instagram story “pamflet tentang protokol covid-19 saat berwisata/ bepergian.” 


Author(s):  
Herlina Suksmawati ◽  
Megahnanda Alidyan ◽  
Roziana Febrianita ◽  
Praja Firdaus Nuryananda

Desa Tegaren adalah salah satu desa di Kabupaten Trenggalek yang diarahkan untuk mengembangkan kepariwisataannya. Desa Tegaren sendiri menyimpan potensi yang besar dalam hal eduwisata. Atraksi eduwisata yang paling utama adalah besek (proses pembuatan besek). Hampir 100% penduduk perempuan di Desa Tegaren memiliki pekerjaan tambahan sebagai pengrajin besek. Oleh karena itu, besek telah membentuk ekosistem dan sendi-sendi kehidupan di Desa Tegaren. Dengan menggunakan pendekatan ABCD dan CBT, tim pengabdian masyarakat membantu masyarakat Desa Tegaren dalam pengembangan eduwisata di desa mereka. ABCD dan CBT digunakan sebagai pendekatan yang lebih mengutamakan masyarakat lokal, sehingga dua pendekatan ini mampu meminimalisir permasalahan konflik horizontal yang terjadi antar pemangku kepentingan. Dalam pelaksanaan kegiatan, tim pengabdian masyarakat juga berhasil mengartikulasikan konsep glokalisasi sebagai salah satu konsep yang digunakan untuk menambah nilai global dari komoditas besek. Hal ini tercermin dari adanya program Bekurban yang diadakan untuk menjadi reaksi lokal atas permasalahan global sampah plastik di laut. Dengan masuknya norma global dalam besek, maka eduwisata di Desa Tegaren berpotensi tidak hanya mewujud sebagai eduwisata lokal, tapi juga bisa mewujud sebagai eduwisata global.


Author(s):  
Sri Ita Tarigan ◽  
Suryani Kurniawi Kahi Leba Kapoe ◽  
Yonce Melianus Killa ◽  
Uska Peku Jawang ◽  
Marten Umbu Nganji

Desa Tanau merupakan salah satu desa dengan komoditi utama tanaman padi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan di Desa Tanau, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sasaran dalam kegiatan ini adalah kelompok tani Tunas Jaya dan Maramba. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan kepada petani padi tentang cara pembuatan pupuk organik cair berbahan mikroorganisme lokal (MOL). Metode yang diterapkan dalam kegiatan ini berupa workshop dan pendampingan praktik pembuatan pupuk organik cair berbahan MOL serta aplikasinya pada tanaman padi di lapangan. Hasil pendampingan menunjukkan bahwa petani memahami pengetahuan tentang pupuk organik cair berbahan MOL, cara pembuatannya dan aplikasinya pada tanaman padi di lapangan. Selain itu, aplikasi pupuk organik cair MOL buah buahan pada dosis 4,8 L/ha (400 cc/14 L air) dengan frekuensi 4 hari sekali memberikan hasil peningkatan pada tinggi tanaman, jumlah anakan/rumpun, dan bobot 1000 biji dibandingkan dengan tanaman padi yang tidak diaplikasikan pupuk organik cair MOL buah-buahan. 


Author(s):  
Rd. Ahmad Buchari ◽  
Ivan Darmawan

Kecamatan Jatinangor saat ini dikenal dengan kawasan pendidikan berkat hadirnya beberapa Universitas maupun institut skala nasional seperti, UNPAD, ITB, IPDN, dan IKOPIN. Desa Cikeruh sendiri merupakan salah satu dari delapan desa yang terdapat di Jatinangor, keberadaan kampus-kampus tersebut yang sangat dekat dengan Desa Cikeruh turut mempengaruhi perkembangan sosial dan ekonomi di Desa Cikeruh. Masyarakat Desa Cikeruh memiliki mata pencaharian yang hampir merata di sektor wirausaha, pertanian, jasa, dan transportasi. Adapun sebagian produk-produk yang dihasilkan meliputi makanan ringan, yakni kripik pangsit, yoghurt, dan rengginang. Permasalahan yang dialami oleh masyarakat yang berwirausaha berupa kurangnya pengetahuan dan pemahaman serta akses untuk mempromosikan produk-produk tersebut menggunakan media sosial sehingga mengakibatkan penjualan yang dilakukan kurang maksimal dan penghasilan masyarakat tidak berkembang. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah setempat dapat meningkatkan potensi wirausaha masyarakat Desa Cikeruh melalui kebijakan mikro dan budaya, penyediaan fasilitas, memberikan pendidikan dan pengetahuan kepada masyarakat bekerja sama dengan kampus-kampus sekitar. Pemerintah juga perlu memberikan perhatian kepada para wirausahawan agar dapat menggunakan media sosial sebagai media pemasaran sehingga dapat mengekspansi pasar lebih luas yang pada akhirnya akan membantu perekonomian masyarakat Desa Cikeruh. Jatinangor district is currently known as an educational area due to the presence of several universities and national scale institutes such as UNPAD, ITB, IPDN, and IKOPIN. Cikeruh Village itself is one of eight villages located in Jatinangor, the existence of these universities which are very close to Cikeruh Village also influenced the social and economic development of Cikeruh Village. The people of Cikeruh Village have almost equal livelihoods in the entrepreneurship, agriculture, services and transportation sectors. Some of the products produced include snacks, namely dumpling chips, yogurt, and rengginang. Problems experienced by entrepreneurs are in the form of lack of knowledge and understanding as well as access to promote these products using social media resulting in sales that are made less than the maximum and the income of the community is not developing. Therefore, the entrepreneurial potential needs to be increased using digital-based marketing or through online media. Digital-based marketing using social media is one of the effective potential in promoting business quickly, easily, and cheaply. In this case, the local government can increase the entrepreneurial potential of the Cikeruh Village community through micro and cultural policies, the provision of supporting facilities, as well as providing education and knowledge to the community in collaboration with surrounding universities. The government also needs to pay attention to entrepreneurs in order to be able to use social media as a marketing medium so that it can expand the wider market which will ultimately help the economy of the Cikeruh Village community.  


Author(s):  
Elisa Susanti
Keyword(s):  

ABSTRAK. Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh UMKM di Desa Sayang adalah masalah pemasaran dan keterampilan menggunakan teknologi. UMKM di Desa Sayang memerlukan pengembangan usaha berbasis teknologi sehingga dapat bersaing dengan usaha-usaha baru yang bersifat online. Tujuan dari penulisan paper ini adalah 1)  Mengidentifikasi penggunaan media pemasaran pada  UMKM di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor 2) Menggambarkan upaya pengembangan usaha berbasis teknologi pada UMKM Desa Sayang Kecamatan Jatinangor melalui pelatihan digital marketing. Metode yang digunakan dalam identifikasi penggunaan media pemasaran adalah dengan observasi, wawancara, penyebaran kuisioner dan FGD. Metode yang digunakan dalam upaya pengembangan usaha berbasis teknologi adalah metode pendidikan masyarakat dan pelatihan. Materi-materi dalam upaya pengembangan usaha berbasis teknologi pada UMKM Desa Sayang melalui pelatihan digital marketing meliputi : 1) Menumbuhan jiwa kewirausahaan dan memberikan insipirasi dari keberhasilan bisnis online, 2) Sharing session, 3) Pelatihan digital marketing (menggunakan grab food dan go food). Hasil identifikasi menunjukkan bahwa banyak UMKM di Desa Sayang menggunakan teknologi sederhana dalam pemasaran, yaitu didominasi dengan media Whatsapp dan Facebook. Bahkan masih banyak UMKM yang menjalankan usahanya secara offline tanpa bantuan teknologi. Hasil evaluasi dari kegiatan pelatihan digital marketing  menunjukkan bahwa kegiatan ini mendapatkan tanggapan yang positif, dinilai dapat memberikan wawasan dan ilmu, dan memberikan inspirasi. Hampir seluruh pelaku usaha ingin mempraktekan bisnis online ini dalam pengembangan usahanya.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document