Identification and quantification of arsenocholine and acetylarsenocholine in trace amounts in biological material by use of pyrolysis gas chromatography/mass spectrometry

1987 ◽  
Vol 14 (3) ◽  
pp. 117-125 ◽  
Author(s):  
Harald Norin ◽  
Alexandros Christakopoulos ◽  
Lars Rondahl ◽  
Anders Hagma ◽  
Sven Jacobsson
2008 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
Author(s):  
Markus Heryanto Langsa

<p>Penelitian ini bertujuan untuk menentukan senyawa organik khususnya organic karbon terlarut (DOC) dari dua spesies daun tumbuhan (<em>wandoo eucalyptus </em>and <em>pinus radiate, conifer</em>) yang larut dalam air selama periode 5 bulan leaching eksperimen. Kecepatan melarutnya senyawa organic ditentukan secara kuantitatif dan kualitatif menggunakan kombinasi dari beberapa teknik diantaranya Total Organic Carbon (TOC) analyser, Ultraviolet-Visible (UV-VIS) spektrokopi dan pyrolysis-gas chromatography-mass spectrometry (Py-GC-MS).</p><p>Hasil analisis DOC dan UV menunjukkan peningkatan yang tajam dari kelarutan senyawa organic di awal periode pengamatan yang selanjutnya berkurang seiring dengan waktu secara eksponensial. Jumlah relatif senyawa organic yang terlarut tergantung pada luas permukaan, aktifitas mikrobiologi dan jenis sampel tumbuhan (segar atau kering) yang digunakan. Fluktuasi profil DOC dan UV<sub>254</sub> disebabkan oleh aktifitas mikrobiologi. Diperoleh bahwa daun kering lebih mudah terdegradasi menghasilkan senyawa organic dalam air dibandingkan dengan daun segar. Hasil pyrolysis secara umum menunjukkan bahwa senyawa hidrokarbon aromatic dan fenol (dan turunannya) lebih banyak ditemukan pada residue sampel setelah proses leaching kemungkinan karena adanya senyawa lignin atau aktifitas humifikasi mikrobiologi membuktikan bahwa senyawa-senyawa tersebut merupakan komponen penting dalam proses karakterisasi DOC.</p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document