Allometric model to estimate biomass and carbon of seedling in Pangarengan mangrove forest, Cirebon, West Java
Ekosistem mangrove di Desa Pangarengan, Kabupaten Cirebon memberikan manfaat jasa lingkungan, diantaranya sebagai penjerap dan penyimpan karbon. Umumnya, pendugaan simpanan karbon hutan mangrove menggunakan persamaan alometrik. Namun demikian, persamaan alometrik yang tersedia saat ini masih disusun dari tahapan pertumbuhan pancang, tiang, dan pohon. Tujuan penelitian ini adalah menyusun model alometrik untuk semai di hutan mangrove. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021 di hutan mangrove Desa Pangarengan, Kabupaten Cirebon. Alat yang digunakan dalam penelitian adalah kaliper, pita ukur, timbangan digital, dan gunting tanaman. Bahan penelitian berupa semai mangrove jenis Rhizophora mucronata, Avicennia marina, dan Sonneratia caseolaris sebanyak 25 sampel. Model alometrik terbaik dalam menduga biomassa berat kering dengan prediktor diameter pangkal adalah Y = 35,013 Dp1,860 (R2 adj = 0,873; SEE = 0,472) dengan menggunakan prediktor diameter ujung adalah Y = 249,573 Du2,276 (R2 adj = 0,524; SEE = 0,710), sedangkan alometrik penduga kandungan karbon semai adalah Y = 5,835 Dp1,804 (R2 adj = 0,831; SEE = 0,528) dan Y = 35,750 Du2,107 (R2 adj = 0,607; SEE = 0,805). Model alometrik power dengan prediktor diameter pangkal cukup baik dalam menduga biomassa berat kering dan kandungan karbon semai di hutan mangrove Desa Pangarengan. Kata kunci: akuntansi karbon, mitigasi, iklim, regresi