scholarly journals Analisis Kelayakan Tekno-Ekonomi Produk Agroindustri Kacang Lurik Sangrai di Kota Tangerang Selatan

Jurnal IPTEK ◽  
2020 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 33-39
Author(s):  
Shinta Leonita ◽  
Graha Djustika Marsudi Harta ◽  
Annuridya Rosyidta Pratiwi Octasylva ◽  
Heru Irianto

Salah satu produk olahan kacang tanah yang cukup popular di Kota Tangerang Selatan adalah kacang sangrai.  Kacang tanah varietas lurik (Arachis Hypogaea L. ‘Lurik’ ) adalah kacang tanah unggul yang memiliki karakteristik berbeda dari  jenis kacang tanah pada umummnya dan berpotensi untuk dijadikan sebagai bahan baku pada agroindustri kacang sangrai di Kota Tangerang Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teknoekonomi industri pengolahan kacang lurik sangrai. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi, studi pustaka untuk mempelajari deskripsi produk, serta penelitian pengembangan industri kacang sangrai yang meliputi analisis produksi, analisis manajemen dan organisasi, analisis finansial, analisis sensitivitas, serta desain kemasan produk. Hasil penelitian diperoleh bahwa usaha kacang Lurik sangrai layak dijalankan dengan nilai investasi sebesar Rp520.095.000, biaya variabel Rp.1.638.128.668, kapasitas produksi 220 kemasan dengan netto 500 g, harga jual Rp. 29.908/kemasan, dan analisis usaha diperoleh nilai break even point 59.081/tahun, pay back period 1.23 tahun, net present value Rp. 1.097.788.068, net benefit cost ratio 1,34, internal rate of return 49,42%, dengan kapasitas produksi 405.594 kg per tahun, serta teknologi proses pengolahan kacang Lurik sangrai harus dilakukan sortasi bahan baku dan sortasi produk jadi agar menghasilkan produk kacang sangrai dengan karakteristik mutu yang baik.  

2021 ◽  
Author(s):  
Sapmaya Wulan ◽  
Tya Mei Astuti

Dunia bisnis saat ini berkembang pesat pada kota-kota berkembang maka tidak dapat dipungkiri pula akan berkembangnya bisnis-bisnis yang ada saat ini. Berkembangnya bisnis tersebut dikarenakan banyakanya permintaan konsumen akan kebutuhan yang harus mereka penuhi. Kebutuhan yang semakin meningkat ini tentunya juga memerlukan sarana dan prasarana dalam pendistribusiannya karena tidak semua orang dapat membuat sendiri kebutuhan sandang yang mereka butuhkan oleh sebab itu mulai bermunculan industri- industri dibidang fashion. Butik merupakan toko pakaian ekslusif yang menjual berbagai macam pakaian yang berbeda. Untuk mendirikan Butik Lady Center perlu ada rancangan perkiraan biaya yang diperlukan, modal yang dibutuhkan dan benefit yang akan diperoleh. Sebelum rencana Butik Lady Center dilaksan akan terlebih dahulu perlu dilakukan Analisis Kelayakan Bisnis untuk mengetahui kelayakan usaha tersebut. Untuk itu yang menjadi permasalahan penelitian iniadalah: Apakah rencana mendirikan Butik Lady Center di Pringsewu layak untuk dilaksanakan ? Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan rencana usaha Butik Lady Center di Pringsewu. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif, dimana untuk metode kuantitatif digunakan tiga Kriteria Investasi yaitu: Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR); Analisis Pay Back Period (PBP), dan Analisis Break Even Point (BEP)dan untuk metode kualitatif digunakan pendekatan non-finansial yakni aspek teknis, aspek pasar dan pemasaran, aspek yuridis (hukum), aspek birokrasi, aspek manajemen dan sdm, aspek ekonomis, dan aspek lingkungan. Berdasarkan hasil analisis finansial diperoleh NPV =Rp 467.412.569; Net B/C = 1,19 ; IRR = 35,83%, analisis Pay Back Period selama 3 tahun 9 bulan 9 hari, dan analisis Break Even Point selama 3 Tahun 1 Bulan 26 Hari. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif dan kualitatif dapat disimpulkan bahwa rencana mendirikan Butik Lady Center layak untuk dilaksanakan (go).


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Deby Rimba Samudra Fernandez Dacosta ◽  
Luh Putu Suciati ◽  
Djoko Soejono

ABSTRACT  One of the supporters of the national parks of Meru Betiri National Park (TNMB) in land rehabilitation is for the purpose of enhancing the ability and independence community in benefiting forest resource and land optimally. Chilli plant is a plant endemic to Java, which is in the Meru Betiri National Park National Park (TNMB) in addition Java is chili plants intercrop in Meru Betiri National Park as it can grow under the shade of a tree of principal. In addition the existence of the programme planning of aquaculture farming Java Chilli can also increase the income of farmers in land rehabilitation of Meru Betiri National Park National Park (TNMB). This research aims to know the: (1) financial feasibility analysis of effort of land rehabilitation Resort Java Chilli Wonoasri Meru Betiri National Park National Park (TNMB) District Jember; (2) the sensitivity of farming Java Chili against the decline in production and a decrease in the price of production. The research results showed that: (1) analysis ofthe feasibility of farming chili Java at Resort Wonoasri Garden Meru Betiri National Park (TNMB) with the investment criteria of Jember District shows the result with the value as follows: Net Present Value (NPV) worth Rp 94,783,796; PR worth 13.63; Net benefit Cost (Net/B/C) worth 13.63; Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) worth 3.71 and Internal Rate of Return (IRR) is worth 43.7%. Based on the results of financial eligibility criteria then Java chili farming deserves to be run and developed. (2) J ava chili farming is not sensitive to a decrease in production of 40% so that the Java chili farming is still eligible to run and developed and insensitive Java chili farming is taking action against a price reduction of 18%.Keywords: Java Chili, Feasibility Analysis, Sensitivity Analysis  ABSTRAK Salah satu kegiatan pendukung Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) di lahan rehabilitasi adalah dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam mendapatkan manfaat sumberdaya hutan dan lahan secara optimal. Tanaman cabe jawa merupakan tanaman endemik yang berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) selain itu tanaman cabe jawa merupakan tanaman sela di Taman Nasional Meru Betiri karena dapat  tumbuh dibawah naungan pohon pokok. Selain itu dengan adanya program tersebut perencanaan budidaya usahatani cabe jawa juga dapat meningkatkan pendapatan petani di lahan rehabilitasi Taman Nasional Meru Betiri (TNMB). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) analisis kelayakan finansial usaha cabe jawa lahan rehabilitasi Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Kabupaten Jember; (2) sensitivitas usahatani cabe jawa terhadap penurunan produksi dan penurunan harga produksi. Hasil penelitianmenunjukan bahwa: (1) analisis kelayakan usahatani cabe jawa di Resort Wonoasri Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) Kabupaten Jember dengan kriteria investasi menunjukkan hasil dengan nilai sebagai berikut: Net Present Value (NPV) bernilai Rp 94.783.796; PR bernilai 13,63; Net benefit Cost (Net B/C) bernilai 13,63; Gross Benefit Cost Ratio (Gross B/C) bernilai 3, 71 dan Internal Rate of Return (IRR) bernilai 43,7%. Berdasarkan hasil kriteria kelayakan finansial maka usahatani cabe jawa layak untuk dijalankan dan dikembangkan. (2) Usahatani cabe jawa tidak peka terhadap penurunan produksi sebesar 40% sehingga usahatani cabe jawa masih layak untuk dijalankan dan dikembangkan dan usahatani cabe jawa tidak peka tehadap penurunan harga sebesar 18%. Kata Kunci: Cabe Jawa, Analisis Kelayakan, Analisis Sensitiitas.


2017 ◽  
Vol 4 (1) ◽  
pp. 42
Author(s):  
I N Tidi Wahyunitya S ◽  
A A Gede Maharta Pemayun ◽  
Antonius Ibi Weking

Pemadaman yang dilakukan untuk pekerjaan pemeliharaan, menyebabkan kerugian bagi konsumen dan PLN. Kerugian yang dialami adalah diskontinuitas pelayanan penyaluran energi listrik dan kWH yang diproduksi oleh PLN tidak dapat tersalurkan, maka dari itu perlu dilakukan pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB). Sebelum melakukan pekerjaan bertegangan, perlu dilakukan studi kelayakan investasi peralatan bertegangan dari aspek ekonomis. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu Net Present Value (NPV), Internal Rate Of Return (IRR) dan Net Benefit Cost Ratio (NET B/C), sehingga dapat diketahui besar nilai tingkat keuntungan melalui pemeliharaan bertegangan. Pemeliharaan dalam keadaan bertegangan (PDKB) di PT PLN (Persero) Rayon Kuta dapat menyelamatkan rupiah kWh sebesar Rp.8.941.763.694/ tahun. Sistem Average Interruption Duration Index (SAIDI) yang ditekan adalah 991,812243 menit/ pelanggan, untuk System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) adalah 14.60000046 kali/ pelanggan, Net Present Value bernilai positif sebesar Rp.27.347.312.169, Internal Rate Of Return diperoleh sebesar 18,111%, sedangkan Net Benefit Cost Ratio diperoleh 6,462 lebih besar dari 1. Dengan demikian pekerjaan pe-meliharaan bertegangan secara teknis dan ekonomis sangat layak untuk dilaksanakan.


2014 ◽  
Vol 1 (3) ◽  
pp. 125 ◽  
Author(s):  
Ermiati Ermiati ◽  
Abdul Muis Hasibuan ◽  
Agus Wahyudi

<p>Penguasaan lahan dan produktivitas kakao di tingkat petani masih sangat rendah sehingga berdampak pada rendahnya pendapatan petani. Kabupaten Kolaka merupakan salah satu sentra utama kakao dengan jumlah petani kakao sangat besar di Sulawesi Tenggara. Penelitian bertujuan mengetahui profil dan kelayakan usahatani kakao di tingkat petani. Penelitian dilaksanakan di Desa Atula dan Desa Dangia, Kecamatan Ladongi, Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara pada bulan April sampai Juli 2012. Pengambilan data menggunakan metode survei dengan wawancara langsung terhadap 30 orang petani kakao yang diambil secara acak sederhana. Data dianalisis secara deskriptif dan kelayakan usahatani melalui analisis benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), dan internal rate of return (IRR). Hasil analisis dengan discount factor 18% per tahun diketahui nilai NPV Rp19.646.384,00; B/C ratio 2,87; dan IRR 51% sehingga diketahui usahatani layak untuk diusahakan. Pendapatan petani Rp7.697.674,00/tahun (Rp641.743,00/bulan). Jika produktivitas tetap (773 kg/ha) diperoleh break even point (BEP) harga sebesar Rp8.043,00/kg. Jika harga tetap (Rp18.000,00/kg), BEP produktivitas adalah 345,5 kg/ha/tahun. Periode pengembalian modal pada tahun keenam. Hal ini menunjukkan usahatani kakao di lokasi penelitian dapat memberikan sumbangan pendapatan ke petani, meskipun dengan keuntungan relatif kecil. Berdasarkan analisis tersebut, luas areal minimal untuk memenuhi kebutuhan hidup layak petani adalah 2 ha atau produktivitas di atas 1,5 ton/ha/tahun.</p><p>Kata kunci: Profil usahatani, pendapatan petani, kelayakan usahatani, kakao</p><p>Limitation of land tenure and productivity in farmers’ level causing lower farmers income. Kolaka District is one of cocoa main producers in Southeast Sulawesi with a large number of farmers. The objective of this study was to investigate the profile and feasibility of cocoa farming system in farmers level. The research was conducted at Atula and Dangia Village, Ladongi Subdistrict, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi, in April to July 2012. Data was collected by survey method and direct interview with 30 farmers. Data was analyzed descriptively and feasibility analysis method with criteria of benefit cost ratio (B/C ratio), net present value (NPV), and internal rate of return (IRR). The result showed that cocoa farming system is feasible (NPV of IDR19,646,384.00; B/C ratio of 2,87 and IRR of 51%). Farmers income was of IDR7,697,674.00 per year (IDR641,743.00 per month). If the yield is constant (773 kg/ha), then price break even point (BEP) is IDR8,043.00/kg. If the price is constant (IDR18,000.00/kg), then BEP of yield is 345,5 kg/ha/year. This result showed that cocoa farming gives a relatively low level of income for farmers, eventhough it is feasible. Based on those analysis, minimum area of 2 ha per households of productivity or 1.5 ton/ha/yr required to meet income decent life.</p>


2019 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 64-72
Author(s):  
Wan Alga Affanta ◽  
Riena F Telussa

Teknik penangkapan ikan menggunakan bagan apung dilandaskan pada pemanfaatan tingkah laku (behavior) ikan target terutama sifat fototaksis ikan. Hasil tangkap ini merupakan variabel yang fluktuatif, baik terhadap waktu maupun terhadap tempat. Faktor-faktor yang mempengaruhi fishing ground diantaranya parameter oseanografi, dan sifat ikan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut menyebabkan sebaran ikan dan zona potensi tangkap ikan akan berbeda-beda. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Dilakukan dengan cara observasi, wawancara secara langsung kepada nelayan dan juga pencatatan secara sistematis dengan menggunakan kuesioner terlampir terhadap objek yang akan diteliti. Sampel diambil menggunakan metode purposive sampling metode ini adalah pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Metode analisis data yang digunakan yaitu perhitungan Kelayakan Finansial seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Period (PP. Hasil penelitian menunjukan bahwa aspek-aspek yang diketahui dari perhitungan kelayakan usaha perikanan bagan apung di Palabuhanratu adalah aspek ekonomis meliputi : Investasi Rp.48.000.000, biaya Tetap pertahun bernilai Rp.17.572.000, biaya Variabel pertahun Rp.51.840.000, penerimaan pertahun Rp.300,753,000. Hasil analisis usaha kritria investasi dengan cara menghitung nilai NVP, Net B/C, IRR, dan PP diperoleh nilai NVP Sebesar Rp. 54.264.000 pada tingkat suku bunga 12%. Nilai tersebut menunjukan bahwa usaha perikanan bagan apung di Palabuhanratu dapat memberikan manfaat bersih selama umur proyek 5 tahun kedepan dan usaha perikanan bagan apung ini dikatakan layak. Nilai Net B/C bernilai 1,05 hal ini menunjukan kontribusi manfaat bersih terhadap biaya selama umur proyek 5 tahun dengan tingkat suku bunga 12%. Berdasarkan perhitungan nilai IRR sebesar 51,76% dan Payback Period (PP) bernilai 1,7.


2021 ◽  
Vol 28 (1) ◽  
pp. 64-71
Author(s):  
Halimah Tussadia ◽  
Made Antara ◽  
Christoporus Christoporus

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kelayakan finansial usahatani kakao di Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 80 orang. Penentuan sampel dilakukan dengan metode sampel acak sederhana  (Simple Random Sampling), dan metode sensus. Alat analisis data yang digunakan  dalam  penelitian ini yakni kelayakan finansial. Hasil Analisis kelayakan finansial Menunjukkan bahwa petani kakao di Kecamatan Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong tergolong dalam kategori layak untuk diusahakan usahatani kakao dengan hasil perhitungan Net Present Value (NPV) yang diperoleh sebesar Rp. Rp. Rp 7.474.442.506 lebih besar dari 0, Net Benefit  Cost Ration ( Net B/C ) Sebesar, 1,96 lebih besar dari 1, Internal Rate Of Return ( IRR ) sebesar 10 persen dan Payback Pariode memiliki masa pengembalian selama 1,2 tahun. Dengan tingkat sensitivitas usahatani kakao di Kecamatan Kasimbar, Kabupaten Parigi Moutong dengan asumsi bahwa Analisis Sensivitas. Berdasarkan hasil  perhitungan  tersebut, diperoleh dalam nilai (NPV) sebesar Rp. 6.014.270.920 lebih besar dari 0 Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) sebesar 1,77 lebih besar dari 1. Internal Rate of Return (IRR) sebesar 39,35 persen lebih besar dari tingkat suku bunga awal yaitu 15 persen dan Payback Period memiliki masa pengambalian selama 1,3 tahun terjadi penurunan produksi sebesar 10% persen.


2019 ◽  
Vol 2 (04) ◽  
pp. 98-103
Author(s):  
M. Yusuf ◽  
Dyah Wahyuning Aspriati ◽  
Ratna Kumala Dewi

Penelitian dilaksanakan di peternakan milik Bapak H. Sholeh di Desa Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik. Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan yaitu bulan Januari 2015 hingga April 2015. Penelitian ini menggunakan kriteria kelayakan usaha dari aspek nonfinansial dan kelayakan aspek finansial dari kriteria investasi yaitu  Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio  (NetB/C), Internal Rate of Return (IRR),Payback Period (PP). Dari hasil penelitian evaluasi kelayakan usaha domba dan kambing milik H. Sholeh berdasarkan aspek non finansial yang layak untuk dijalankan adalah aspek pasar, aspek hukum, aspek sosial dan ekonomi, dan aspek lingkungan, sedangkan  aspek manajemen belum layak untuk dijalankan. Evaluasi kelayakan usaha berdasarkan aspek finansial layak dijalankan karena NPV  lebih besar dari nol yaitu sebesar 1.157.000 rupiah dengan umur usaha delapan tahun. Nilai  Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) lebih besar dari satu yaitu 1,08. Nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 9,18 persen, lebih tinggi dari tingkat  Discount Rate (DR) yang ditentukan yaitu 7 persen. Payback Period (PP) yang dihasilkan dari analisis tersebut adalah delapan tahun atau sama dengan umur ekonomis usaha yaitu delapan tahun.


2020 ◽  
Vol 3 (2) ◽  
pp. 94-101
Author(s):  
Elita Rostianti ◽  
Kurniawan Kurniawan ◽  
Teguh Ferdinand

Usaha bagan tancap dikategorikan alat tangkap ikan pelagis. Usaha penangkapan dengan alat tangkap Bagan Tancap merupakan usaha yang potensial dengan hasil tangkapan yang terus menerus serta memiliki harga jual yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kelayakan usaha dari penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap bagan tancap di Pangkalan Pendaratan Ikan Desa Kurau Kabupaten Bangka Tengah. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019, di (PPI) Kurau Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung. Penelitan menggunakan metode survei. Metode analisis kuantitatif yang digunakan yaitu dengan mengkaji aspek kelayakan usaha melalui pendekatan aspek finansial dengan menggunakan kriteria kelayakan investasi yang meliputi, Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PP). NPV dari 11 nelayan semuanaya positif, B/C ratio > 1, PP (Payback Periode) semuanya dibawah 3 tahun, ROI 125,87 %, dan nilai IRR rata-rata70 % lebih besar dari nilai bunga, yang berarti semua kegiatan penangkapan usaha bagan tancap dapat dikatakan layak (feasible) dilanjutkan.


Author(s):  
Putu Sri Adnyasari ◽  
I GAA Ambarawati ◽  
I Wayan Budiasa

Bali Agro Investama unit perkebunan Penyaringan, Jembrana salah satu yang memiliki potensi tinggi dalam pengembangan kelor dan kelapa pandan wangi. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis kelayakan usahatani kelor dan kelapa pada PT. Bali Agro Investama; (2) Untuk menganalisis kelayakan usahatani kelor dan kelapa pada PT. Bali Agro Investama. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Dirancang dengan analisis deskriptif dan analisis kelayakan usaha menggunakan kriteria investasi yaitu NPV (Net Present Value (NPV)), IRR (Internal Rate of Return (IRR)), Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C), payback period, serta analisis sensitivitas. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan studi pustaka. Adapun variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel manfaat dan biaya. Hasil penelitian pada aspek non finansial dimana perusahaan ini memenuhi kelima aspek yaitu aspek hukum, aspek pemasaran, aspek manajemen, dan aspek teknis. Analisis kelayakan usaha menggunakan kriteria investasi didapat hasil yaitu sebagai berikut (1) NPV > 0 (2) IRR > 1%. (3) Net B/C > 1. (4) Payback period tanpa pembiayaan bank selama 6,85tahun dan dengan pembiayaan bank selama 7,52 tahun. Berdasarkan hasil analisis sesitivitas, proyek ini sensitif terhadap perubahan biaya operasional dan perubahan penerimaan. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa usahatani kelor dan kelapa pandan wangi  di PT. BAI layak untuk dijalankan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pihak yang membutuhkan.  


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 47-55
Author(s):  
Martua Siadari ◽  
Sherly Sartika J Samosir

Industri kecil tempe di Kelurahan Tomuan menghadapi permasalahan seperti permodalan, teknologi dan akses informasi pasar. Dengan berbagai permasalahan dan kelemahan itu industri kecil tempe di Kelurahan Tomuan dapat mengalami resiko kegagalan. Penelitian ini untuk mengetahui kelayakan industri kecil tempe dan untuk mengetahui strategi pengembangan sektor industri kecil tempe di Kelurahan Tomuan Kota Pematangsiantar. Analisis kelayakan menggunakan analisis Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Net Benefit Cost Ratio, untuk mengetahui suatu usaha layak atau tidaknya. Matriks SWOT untuk menciptakan strategi pengembangan industri kecil tempe. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kecil tempe di Kelurahan Tomuan berjumlah 18 unit usaha. Analisis Kelayakan dari industri kecil tempe di Kelurahan Tomuan Kota Pematangsiantar dengan nilai NPV adalah sebesar Rp 1.053.326.238  layak dilakukan. Nilai BCR adalah sebesar 1,49 layak dilakukan. Nilai IRR adalah sebesar 25,22%, layak dilakukan. Berdasarkan hasil analisis SWOT industri tempe di Kelurahan Tomuan mempunyai keunggulan membuat tempe menjadi tradisi, dan kelemahan dalam hal kurang memahami manajemen. Industri tempe memiliki peluang permintaan produk tinggi dan ancaman dalam banyak pesaing  industri tempe lain dan tempe yang mudah busuk.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document