Abstract. Initiating the Education based on Entrepreneurship in Islamic College: a Study at Syariah and Islamic Economic Faculty IAIN "SMH" Banten 2014-2015. There has been a concern over a high unemployment rate among graduates of Islamic higher education and a low proportion of entrepreneurs in Indonesia. In fact, a high proportion of entrepreneurs is one of indicators of a country’s welfare. This has generated a question: to what extent do Islamic values cultivate entrepreneurial culture among its adherents? How to cultivate entrepreneurial culture in Islamic higher education? This paper will investigate this matter using a case study of Faculty of Islamic Law and Economics at Banten State Institute for Islamic Studies. The paper argues that the curriculum at the faculty of Islamic Law and Economics has not been oriented towards building entrepreneurial culture. The curriculum consists of subjects to enhance the students’ competence and skills to prepare them as bachelors of syari`ah economics for the professions such as manager, lecturer, researcher, syari`ah auditor, etc, instead of preparing them for entrepreneurs who are capable to build his or her own business from the scratch. To propose Islamic entrepreneurship study program at the FSEI of IAIN SMHB, it is important to havea strong political will not only from the internal IAIN but also higher authoritative body such as the Ministry of Religious Affairs to facilitate this from not only the accreditation process but also financial support. A further feasibility study needs to be undertaken to build its infrastructure such as qualified lecturers, appropriate curriculum structure, and recruitment student system. Since this field has a strong link with a ‘real sector’, there has been an urgent need to build cooperations with business sector to enable the students to undertake their apprentice and build their networks to facilitate their ability to develop their own business. Abstrak. Menggagas Pendidikan Berwawasan Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi Islam: Studi Kasus Fakultas Syari`Ah Dan Ekonomi Islam Iain “Smh” Banten 2014-2015. Penelitian ini berangkat dari keprihatinan terhadap tingginya tingkat pengangguran di kalangan para sarjana lulusan perguruan tinggi (Islam) dan masih rendahnya proporsi pengusaha di Indonesia. Padahal tingginya proporsi pengusaha dapat menjadi salah satu indikator kemakmuran sebuah negara. Oleh karena itu timbul pertanyaan sejauh mana nilai-nilai Islam mendorong budaya wirausaha di kalangan umatnya? Dan bagaimana budaya wirausaha ditumbuh-kembangkan di lembaga pendidikan tinggi Islam? Penelitian ini bersifat deskriptif eskploratif dengan studi kasus pendidikan kewirausahaan di Fakultas Syari`ah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN “SMH” Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum prodi-prodi yang ada di FSEI belum sepenuhnya berwawasan kewirausahaan. Mahasiswa umumnya banyak dibekali dengan kompetensi dan ketrampilan yang mempersiapkan mereka sebagai sarjana ekonomi syari`ah yang akan mengisi profesi-profesi yang membutuhkan kompetensi di bidang ini seperti manajer, dosen, peneliti, dewan pengawas syariah, dan sebagainya, ketimbang profesi wirausahawan yang berkompetensi untuk merintis usaha dari bawah. Untuk membangun prodi kewirausahaan Islam/bisnis syari`ah di FSEI IAIN SMHB dibutuhkan political will yang kuat dari tidak hanya pihak kampus tetapi juga lembaga otoritas seperti Diktis Kemenag untuk memfasilitasi berdirinya prodi ini baik dari segi perizinan maupun pendanaan. Studi kelayakan awal yang lebih komprehensif perlu dilakukan untuk memetakan kebutuhan sarana dan prasarana seperti kebutuhan formasi dosen yang qualified di bidangnya, struktur kurikulum yang dapat membekali mahasiswa dengan berbagai karakter dan ketrampilan sebagai (calon) pengusaha handal, dan sistem perekrutan untuk menjaring calon mahasiswa unggul. Mengingat profesi ini sangat berhubungan erat dengan sektor rill, perlu dibangun berbagai kerjasama dengan dunia usaha yang dapat digunakan oleh mahasiswa tidak hanya sebagai ‘laboratorium hidup’ dari ilmu yang digelutinya, tetapi juga sarana membangun networking yang dapat memfasilitasi mereka berjejaring sehingga lebih memudahkan ketika akan memulai usahanya kelak