Background: Rhinosinusitis is one of major health problems which increased the economic burden. With symptoms include nasal congestion, rhinorrhea, facial pain, and sometimes reduced or loss of smell, this condition may impair work productivity and quality of life (QOL). Rhinosinusitis is one of the comorbidity of allergic rhinitis. Allergen specific immunotherapy provides protection against the occurence of allergic symptoms and inflammatory reactions due to allergen exposure, that results in improvement of QOL of allergic rhinosinusitis patients. To assess the effectiveness of immunotherapy in the severity of the disease, nasal symptoms, nasoendoscopic findings, drugs intake, and the QOL in allergic rhinosinusitis patients treated with specific immunotherapy. Methods: A retrospective descriptive study conducted at the Rhinology-Allergy Clinic of ORL-HNS Department, Dr.Hasan Sadikin General Hospital, Bandung, on January - December 2011, towards 25 patients, by anamnesis, severity of the disease using Visual Analogue Scale (VAS), nasal symptoms from Weeke, Davis and Okuda, nasoendoscopic findings from Lund-Kennedy, drug intake score, and QOL assesment using Rhinoconjuctivitis Quality of Life Questionaire. Results: There was a significant correlation (p<0,05) between specific immunotherapy for 1 year observed by reduced disease severity, reduced nasal symptoms, nasoendoscopic findings improvement, reduced drug intake, and increased Quality of Life which shows significant results from 3 months after immunotherapy using Wilcoxon differential test (p<0,001). Conclusion: Immunotherapy for 1 year was significantly reduced disease severity, reduced nasal symptoms, improved nasoendoscopic findings, reduced drug intake, and improvement of QOL in patients with allergic rhinosinusitis began from 3 months after immunotherapy and maintained afterwards. Key words: allergic rhinosinusitis, nasal symptoms, nasoendoscopy, specific immunotherapy, quality of life Abstrak : Latar belakang: Rinosinusitis merupakan salah satu masalah kesehatan yang semakin meningkat sehingga menjadi beban besar terhadap perekonomian masyarakat. Dengan gejala berupa hidung tersumbat, rinore, nyeri pada wajah dan dapat disertai berkurang atau hilangnya penciuman, kondisi ini dapat menurunkan produktivitas kerja dan kualitas hidup. Rinosinusitis merupakan salah satu komorbiditas dari rinitis alergi. Imunoterapi alergen spesifik bertujuan untuk memberikan perlindungan terhadap timbulnya gejala alergi dan reaksi inflamasi akibat pajanan alergen, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien rinosinusitis. Tujuan: Membuktikan efektivitas imunoterapi terhadap tingkat beratnya penyakit, gejala hidung, nasoendoskopi, penggunaan obat dan kualitas hidup pasien rinosinusitis alergi yang diberikan pengobatan imunoterapi selama 3, 6, dan 12 bulan. Metode: Dilakukan penelitian deskriptif retrospektif, di Poliklinik Rinologi Alergi Ilmu Kesehatan THT-KL RSHS Bandung, dalam periode JanuariDesember 2011 pada 25 pasien, menggunakan anamnesis, tingkat berat penyakit berdasarkan Visual Analogue Scale (VAS), gejala hidung berdasarkan Weeke, Davis dan Okuda, pemeriksaan nasoendoskopi berdasarkan Lund-Kennedy, penggunaan obat dan penilaian kualitas hidup dengan Rhinoconjuctivitis Quality of Life Questionaire. Hasil: Didapatkan hubungan bermakna berdasarkan uji chi-kuadrat-Friedman antara imunoterapi selama 1 tahun (p<0,05) terhadap penurunan tingkat berat penyakit, penurunan gejala hidung, perbaikan temuan nasoendoskopi, penurunan penggunaan obat, serta peningkatan kualitas hidup. Didapat perbaikan secara bermakna sejak 3 bulan pasca imunoterapi (p<0,001) berdasarkan uji beda Wilcoxon. Kesimpulan: Imunoterapi selama 1 tahun efektif terhadap penurunan tingkat berat penyakit, penurunan gejala hidung, perbaikan temuan nasoendoskopi, penurunan penggunaan obat, serta peningkatan kualitas hidup pada pasien rinosinusitis alergi, dengan perbaikan sejak 3 bulan dan bertahan hingga 1 tahun pasca-imunoterapi. Kata kunci: rinosinusitis alergi, gejala hidung, nasoendoskopi, imunoterapi, kualitas hidup