scholarly journals UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL RIMPANGLENGKUAS PUTIH (Alpinia galanga L. Willd) TERHADAPBAKTERI Klebsiella pneumoniae ISOLAT URIN PADA PENDERITA INFEKSI SALURAN KEMIH

PHARMACON ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 975
Author(s):  
Arini Shintia ◽  
Fatimawali Fatimawali ◽  
Jainer P. Siampa

ABSTRACTWhite galangal rhizome is a plant that has properties such as antifungal and antibacterial. White galangal rhizome contains of active compounds, namely flavonoid, phenol and terpenoid compounds which can inhibit microbes. This study aimed to determine the antibacterial activity of ethanol extracts of white galangal rhizome against Klebsiella pneumoniae urine isolate in patients with urinary tract infections. White galangal rhizome plants were extracted using 96% ethanol solvent. Antibacterial activity test was performed using the disc and wells method. The result showed that ethanol extracts of white galangal rhizome has antibacterial activity against the bacteria Klebsiella pneumoniae. In the disc method with concentrations of 80%, 60%, 40%, 20% and 10% the diameter of the inhibition zone formed are 9,8 mm; 9 mm; 7,8 mm; 7,9 mm and 7,7 mm. Inhibition of the disc method is categorized as medium because the diameter of the zone formed is only around an average of 5-10 mm. Whereas in the wells method for concentrations of 80%, 60%, 40%, 20% and 10% the diameter of the inhibition zone are 11,3 mm; 10,3 mm; 9,3 mm; 6,3 mm and 2,6 mm. The inhibitory ability at concentrations of 80% and 60% is categorized as strong because it has an average of 10-20 mm, for concentrations of 40% and 20% are categorized as medium, because it has an average inhibition zone diameter of 5-10 mm, and for concentration of 10% is categorized as weak because it has a inhibition diameter <5 mm.Keywords: White Galangal Rhizome (Alpinia galanga L. Willd), Klebsiella pneumonia ABSTRAKRimpang lengkuas putih merupakan tanaman yang memiliki khasiat di antaranya sebagai antifungi dan antibakteri. Rimpang Lengkuas putih mengandung golongan senyawa aktif yaitu golongan senyawa flavonoid, fenol dan terpenoid yang dapat menghambat mikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak etanol rimpang Lengkuas putih terhadap bakteri Klebisella pneumoniae isolat urin pada penderita infeksi saluran kemih. Tanaman rimpang Lengkuas putih di ekstraksi dengan menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dengan metode cakram dan sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang Lengkuas putih memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada metode cakram dengan konsentrasi 80%, 60%, 40%, 20% dan 10% diameter zona hambat yang terbentuk ialah 9,8 mm; 9 mm; 7,8 mm; 7,9 mm dan 7,7 mm. Penghambatan pada metode cakram dikategorikan sedang karena diameter zona yang terbentuk hanya berkisar pada rata-rata 5-10 mm. Sedangkan pada metode sumuran untuk konsentrasi 80%, 60%, 40%, 20% dan 10% diameter zona hambatnya ialah 11,3 mm; 10,3 mm; 9,3 mm; 6,3 mm dan 2,6 mm. Kemampuan penghambatan pada konsentrasi 80% dan 60% di kategorikan kuat karena memiliki diameter zona hambat rata-rata 10-20 mm, untuk konsentrasi 40% dan 20% di kategorikan sedang, karena memiliki diameter zona hambat rata-rata 5-10 mm, dan untuk konsentrasi 10% di kategorikan lemah karena memiliki diameter zona hambat <5 mm. Kata Kunci: Rimpang lengkuas putih (Alpinia galanga L. Willd), Klebsiella pneumoniae

Jurnal MIPA ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Esterlina Aldora Puluh ◽  
Hosea Jaya Edy ◽  
Jainer Pasca Siampa

Daun Alpukat memiliki kandungan antara lain saponin, alkaloid, flavonoid, polifenol, quersetin yang bersifat sebagai antibakteri.  Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik dari ekstrak etanol daun alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan sebagai sediaan masker gel peel off berdasarkan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Penelitian ini menggunakan metode ekperimental laboratorium. Formula sediaan masker gel peel off ekstrak daun Alpukat dibuat dengan variasi konsentrasi 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25% dan 0.3%. Ekstrak tanaman daun alpukat diperoleh dengan cara maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Pengujian antibakteri dengan metode sumuran diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi 0,3% dengan diameter zona hambat 3 mm ± 0,32 dan kemampuan daya hambat dikategorikan lemah. Dapat disimpulkan bahwa konsentrasi terbaik dari ekstrak etanol daun Alpukat (Persea americana Mill.) yang diformulasikan sebagai sediaan masker gel peel off yaitu pada konsentrasi 0.3% dan dikategorikan kemampuan daya hambat lemahAvocado leaves contains saponins, alkaloids, flavonoids, polyphenols, quercetin which are as antibacterial properties. This study aims to obtain the best concentration of ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) which is formulated as a gel peel off mask preparation based on antibacterial activity test against Staphylococcus epidermidis bacteria. This study uses a laboratory experimental method. Avocado leaf extract peel off mask gel formula is made with a concentration variation of 0.1%; 0.15%; 0.2%; 0.25% and 0.3%. Avocado leaf extract is obtained by maceration using 96% ethanol solvent. Antibacterial testing with the largest inhibition zone diameter wells method is at a concentration of 0.3% with a diameter of inhibition zone 3 mm ± 0.32 and the ability of inhibition is categorized as weak. It can be concluded that the best concentration of ethanol extract of avocado leaves (Persea americana Mill.) Which is formulated as a gel peel off mask preparation is at a concentration of 0.3% and categorized as weak inhibitory ability


2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 16-27
Author(s):  
Yuani Setiawati ◽  
Wiwin Retnowati ◽  
Achmad Basori

Klebsiella pneumoniae as an opportunistic pathogen can cause nosocomial infection.  The main concern on this bacterium is directed on the extended-spectrum β-Lactamase (ESBL)-producing Klebsiella pneumoniae. The therapy of ESBL-producing Klebsiella pneumoniae infections is very limited because of its multidrug resistance. It had been found new local isolates Streptomyces sp-MWS1, Streptomyces sp-MWS3, and Streptomyces sp-MWS6 in mangrove East Coast of Surabaya. These isolates have potential to produce antibiotics (Retnowati, 2008). This study was aimed to prove these isolates may inhibit the growth of ESBL-producing Klebsiella pneumonia. The test of antibacterial activity of Streptomyces sp-MWS1, Streptomyces sp-MWS3, and Streptomyces sp-MWS6 using the modification Agar print method against clinical isolates of ESBL-producing Klebsiella pneumoniae. The diameter of inhibition zone (mm) formed shows activity of these isolates. The profiles of antibacterial activity of Streptomyces sp-MWS1, Streptomyces sp-MWS3, and Streptomyces sp-MWS6 were different in terms of periode required to reach peak activity, duration of activity and inhibition zone diameter produced during 10 days of observation. Streptomyces sp-MWS3 reached the peak activity most rapidly on day 3 with the largest inhibition zone diameter of 9 mm in ESBL-producing Klebsiella pneumoniae. There were significant differences in inhibition zone diameter between Streptomyces sp-MWS1, Streptomyces sp-MWS3, and Streptomyces sp-MWS6 against ESBL-producing Klebsiella pneumoniae.


PHARMACON ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 781
Author(s):  
Selphina Kumowal ◽  
Fatimawali Fatimawali ◽  
Imam Jayanto

ABSTRACTWhite galangal rhizome (Alpinia galanga (L.) Willd's) scientifically proven has properties as antibacterial, antifungal, anticancer, antitumor, antioxidant and cytotoxic. In nano size, the contact surface area of the particle becomes larger which can increase the amount of active substance which is isolated more so that the antibacterial activity is stronger. This study aims to determine whether the white galangal extract nanoparticles have antibacterial activity against the bacteria Klebsiella pneumoniae and measure the inhibitory ability of white galangal extract nanoparticles against bacterial growth and compared with white galangal ethanol extract. White galangal was extracted using maceration method with ethanol solvent and nanoparticle formulation made of white galangal extract by ionic gelation method. The antibacterial activity test was carried out using agar diffusion method and observations were made 1x24 hours incubation period, with inhibition zones measured using a millimeter ruler. The results showed that the white galangal extract nanoparticles had antibacterial activity to inhibit the bacteria Klebsiella pneumoniae, with the results of inhibition zone measurements of 22.5 mm. Keywords : Antibacterial, Extraction, Klebsiella pneumoniae, Nanoparticles, White galangal. ABSTRAKRimpang lengkuas putih (Alpinia galanga (L.) Willd) memiliki khasiat yang sudah dibuktikan secara ilmiah sebagai antibakteri, antijamur, antikanker, antitumor, antioksidan dan sitotoksik. Dalam ukuran nano, luas kontak permukaan partikel menjadi lebih besar yang dapat meningkatkan jumlah zat aktif yang terisolasi lebih banyak sehingga aktivitas antibakteri semakin kuat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nanopartikel ekstrak lengkuas putih memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae serta mengukur kemampuan daya hambat nanopartikel ekstrak lengkuas putih terhadap pertumbuhan bakteri dan dibandingkan dengan ekstrak etanol lengkuas putih. Lengkuas putih diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol dan dibuat formulasi nanopartikel ekstrak lengkuas putih dengan metode gelasi ionik. Untuk pengujian aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode difusi agar dan pengamatan dilakukan 1x24 jam masa inkubasi, dengan zona hambat diukur menggunakan penggaris millimeter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel ekstrak lengkuas putih memiliki aktivitas antibakteri untuk menghambat bakteri Klebsiella pneumoniae, dengan hasil pengukuran zona hambat sebesar 22,5 mm. Kata Kunci : Lengkuas putih, Nanopartikel, Antibakteri, Ekstraksi, Klebsiella pneumoniae.


PHARMACON ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 11
Author(s):  
Poetry Melinda Abubakar ◽  
Fatimawali Fatimawali ◽  
Paulina Yamlean

ABSTRACT Red galangal rhizome is a plant that has various properties including antifungal and antibacterial. Red galangal rhizomes contain a class of flavonoids, phenols and terpenoids, which can be, used as basic ingredients of modern medicines. Flavonoids and phenols are also known to inhibit microbes. Flavonoids can inhibit microbes that have been resistant to antibiotics. This study aims to determine the antibacterial activity of red galangal rhizome extract (Alpinia purpurata K.Schum) and test its inhibitory effect on the growth of Klebsiella pneumoniae bacteria in sputum isolates in patients with pneumonia resistant ceftriaxone antibiotics. Red galangal rhizome plant was extracted by maceration method using 96% ethanol. Antibacterial inhibitory tests were carried out using the disc and well method. The results showed that the red galangal extract of rhizome had a inhibitory effect on the bacterium Klebsiella pneumoniae. On the disc method for concentrations of 100%, 75%, 50%, 25% and 12.5% the diameter of the inhibition zone is 9.6 mm, 8.68 mm, 8.5 mm, 8.5 mm and 7.6 mm. The inhibition ability of bacterial growth on the disc method is categorized as moderate because it has an average inhibition zone diameter of 5-10 mm. Whereas in the well method for concentrations of 100%, 75%, 50%, 25% and 12.5% the diameter of the inhibition zone was 25.8 mm, 20 mm, 15.6 mm, 12.7 mm and 9.7 mm, respectively. The inhibition ability of bacterial growth in the well method for 100% concentration is categorized as very strong because it has an average inhibition zone diameter of >20 mm, for concentrations of 75%, 50% and 25% it is categorized as strong because it has an average inhibition zone of 10- 20 mm and for a concentration of 12.5% it is categorized as moderate because it has an average inhibition zone diameter of 5-10 mm. Keywords: Red galangal rhizome, Alpinia purpurata K.Schum, Klebsiella pneumonia  ABSTRAK Rimpang Lengkuas merah merupakan tanaman yang memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai antijamur dan antibakteri. Rimpang Lengkuas merah mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan moderen. Senyawa flavonoid dan fenol juga diketahui dapat menghambat mikroba. Flavonoid dapat menghambat mikroba yang telah resisten terhadap antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak rimpang Lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) dan menguji daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae isolat sputum pada penderita pneumonia resisten antibiotik seftriakson. Tanaman rimpang Lengkuas merah di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji daya hambat antibakteri dilakukan dengan metode cakram dan sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang Lengkuas merah memiliki daya hambat terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada metode cakram untuk konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25% dan 12,5% diameter zona hambatnya ialah 9,6 mm, 8,68 mm, 8,5 mm, 8,5 mm dan 7,6 mm. Kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri pada metode cakram di kategorikan sedang karena memiliki diameter zona hambat rata-rata 5-10 mm. Sedangkan pada metode sumuran untuk konsentrasi 100%, 75%, 50%, 25% dan 12,5% diameter zona hambatnya ialah 25,8 mm, 20 mm, 15,6 mm, 12,7 mm dan 9,7 mm. Kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri pada metode sumuran untuk konsentrasi 100% di kategorikan sangat kuat karena memiliki diameter zona hambat rata-rata >20 mm, untuk konsentrasi 75%, 50% dan 25% di kategorikan kuat karena memiliki diameter zona hambat rata-rata 10-20 mm dan untuk konsentrasi 12,5% di kategorikan sedang karena memiliki diameter zona hambat rata-rata 5-10 mm. Kata Kunci:Rimpang Lengkuas merah,  Alpinia purpurata K.Schum, Klebsiella pneumonia


PHARMACON ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 982
Author(s):  
Novanda S. Puasa ◽  
Fatimawali Fatimawali ◽  
Weny Wiyono

ABSTRACTRed galangal rhizome is a plant that has various properties including as an antibacterial and antifungal. Red galangal rhizome in addition to containing essential oils also contains flavonoid, phenol and terpenoid compounds. Red galangal is also used as a basic ingredient of modern medicine. The content of flavonoid compounds which are thought to inhibit the growth of bacteria. This study aims to determine the antibacterial activity of red galangal rhizome extract (Alpinia purpurata K.Schum) against the growth of Klebsiella pneumoniae bacteria of urine isolates in urinary tract infections patients. Red galangal rhizome plants were extracted by maceration method using 96% ethanol solvent. Antibacterial activity test was carried out using the disc and wells method. The results showed that the red galangal rhizome extract has antibacterial activity against the bacteria Klebsiella pneumoniae. In the disc method for concentrations of 80%, 60%, 40%, 20% and 10% the average diameter of the clear zone is 13 mm, 12.3 mm, 10.6 mm, 10.5 mm and 9.8 mm. The ability of antibacterial activity is included in the strong category because it has an inhibition of 10-20 mm. In the method of wells the average diameter of the clear zone is 15.6 mm, 14.6 mm, 13.6 mm, 13 mm and 11.3 mm. The ability of antibacterial activity in the well method of concentrations of 80%, 60%, 40%, 20% and 10% is included in the strong category because the average diameter of inhibition is 10-20 mm.Keywords: Alpinia purpurata K. Schum, Klebsiella pneumoniae, Red Galangal Rhizome ABSTRAKRimpang Lengkuas merah merupakan tanaman yang memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai antibakteri dan antijamur. Rimpang Lengkuas merah selain mengandung minyak atsiri juga mengandung golongan senyawa flavonoid, fenol dan terpenoid. Lengkuas Merah juga digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan moderen. Kandungan senyawa flavonoid yang diduga dapat menghambat pertumbuhan bakteri yang telah resisten antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak rimpang Lengkuas merah (Alpinia purpurata K.Schum) terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae isolat urin pada penderita infeksi saluran kemih. Tanaman rimpang Lengkuas merah di ekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Uji aktivitas antibakteri dilakukan dengan metode cakram dan sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak rimpang Lengkuas merah memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Pada metode cakram untuk konsentrasi 80%, 60%, 40%, 20% dan 10% rata-rata diameter zona beningnya 13 mm, 12,3 mm, 10,6 mm, 10,5 mm dan 9,8 mm. Kemampuan aktivitas antibakteri termasuk dalam kategori kuat karena memiliki daya hambat 10 – 20 mm. Pada metode sumuran rata-rata diameter zona beningnya ialah 15,6 mm, 14,6 mm, 13,6 mm, 13 mm dan 11,3 mm.  Kemampuan aktivitas antibakteri pada metode sumuran konsentrasi 80%, 60%, 40%, 20% dan 10% termasuk dalam kategori kuat karena rata-rata diameter daya hambatnya 10 – 20 mm.Kata kunci : Rimpang Lengkuas merah, Alpinia purpurata K.Schum, Klebsiella pneumoniae


2020 ◽  
Vol 20 (2) ◽  
pp. 219
Author(s):  
Huurun Iien ◽  
Lalu Zulkifli ◽  
Prapti Sedijani

Abstrak: Turi merupakan tanaman yang memiliki berbagai khasiat diantaranya sebagai anti bakteri. Turi mengandung golongan senyawa tanin, saponin dan terpenoid yang dapat digunakan sebagai bahan dasar obat-obatan modern. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan aktivitas ekstrak daun turi terhadap pertumbuhan Klebseilla pneumoniae berdasarkan diameter zona hambat. Pengujian dilakukan dengan mengekstraksi daun Turi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Uji daya hambat antibakteri dilakukan dengan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun turi memiliki daya hambat terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae dengan konsentrasi 10%, 25%, 40% dan 55% dengan diameter zona hambatnya ialah 7.2mm, 14.4mm, 17.9mm, dan 22.5mm. Kemampuan penghambatan pertumbuhan bakteri pada metode sumuran untuk konsentrasi 55%, 40% dan 25% dikategorikan sangat kuat karena memiliki diameter zona hambat rata-rata >12 mm dan konsentrasi 10% di kategorikan lemah karena memiliki diameter zona hambat rata-rata <8 berdasarkan  kategori Vasanthakumari. Uji aktivitas antibakteri dalam menghambat pertumbuhan Klebsiella pneumoniae mempunyai nilai tertinggi pada konsentrasi 55% dibandingkan konsentrasi lainnya.Kata kunci: Ekstrak Daun Turi, maserasi, antibakteri, Klebseilla pneumoniae, Metabolit SekunderAbstract: Turi is a plant that has various of benefits include as anti-bacterial. Turi contains some compounds include thanin, saponins and terpenoids which can be used for modern medicines. This study aims to determine the activity of turi leaf extract on the growth of Klebseilla pneumoniae based on the inhibition zone diameter. The test was carried out by extracting Turi leaves by maceration method using methanol as a solvent. The antibacterial inhibition test was carried out by the wells method. The results showed that turi leaf extract has inhibitory properties against Klebsiella pneumoniae with concentrations of 10%, 25%, 40% and 55% with clear zone diameters of 7.2mm, 14.4mm, 17.9mm, and 22. 5mm. The ability to inhibit bacterial growth in methods of 55%, 40% and 25% is categorized as sangat kuat because it has an average inhibition zone diameter> 12 mm and for a concentration of 10% is categorized lemah because the average inhibition zone diameter is <8 based on the Vasanthakumari theory. Antibacteria activity test in inhibiting the growth of Klebsiella pneumoniae has the highest value at a concentration of 55% compared to other concentrations.Keywords: Turi Leaf Extract, maceration, antimicrobial, Klebseilla pneumoniae, Secondary Metabolites


PHARMACON ◽  
2019 ◽  
Vol 8 (4) ◽  
pp. 870
Author(s):  
Misella R. C. Lasut ◽  
Fatimawali Fatimawali ◽  
Irma Antasionasti

ABSTRACTNanoparticles can increase the solubility of compounds, reduce the treatment dose and increase absorption. Flavonoid and phenol compounds in red galangal can inhibit the growth of bacteria that have been resistant to antibiotics. The bioactivity of red galangal compounds is expected to increase when the size of nanoparticles increases antibacterial activity. This study aims to determine the inhibition of the content of Red Galangal nanoparticles (Alpinia purpurata K.Schum) using chitosan on the growth of Klebsiella pneumoniae bacterial urine isolates of UTI antibiotic-resistant Ciprofloxacin. Nanoparticles extracts of red galangal rhizome was made using ionic gelation method, using extract concentration of 0.4%, tested for antibacterial activity using the wells method with a comparison of chitosan 0.4%, acetic acid 5%, red galangal extract 25%. Red galangal rhizome nanoparticles gave antibacterial activity value to the bacteria Klebsiella pneumoniae of 13.5 mm. Therefore, red galangal extracts nanoparticles can inhibit the growth of Klebsiella pneumoniae urine isolate in patients with urinary tract infections with strong inhibitory categories based on Davis and Stout categories.Keywords: Alpinia purpurata K. Schum, Klebsiella pneumonia, Nanoparticles. ABSTRAK Nanopartikel dapat meningkatkan kelarutan senyawa, mengurangi dosis pengobatan dan meningkatkan absorbsi. Senyawa flavonoid dan fenol dalam lengkuas merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri yang telah resisten terhadap antibiotik. Sifat bioaktivitas senyawa lengkuas merah diharapkan akan meningkat ketika berukuran nanopartikel untuk meningkatkan aktivitas antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat kandungan nanopartikel rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata K.Schum) menggunakan kitosan terhadap pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae isolat urin penderita ISK yang resisten antibiotik Ciprofloxacin. Nanopartikel ekstrak rimpang lengkuas merah dibuat dengan menggunakan metode gelasi ionik, dengan menggunakan konsentrasi esktrak sebesar 0,4 %, dilakukan pengujian aktivitas antibakteri mengunakan metode sumuran dengan pembanding kitosan 0,4%, asam asetat 5%, ekstrak lengkuas merah 25%. Nanopartikel rimpang lengkuas merah memberikan nilai aktifitas antibakteri terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae sebesar 13,5 mm. Oleh karena itu nanopartikel ekstrak rimpang lengkuas merah dapat menghambat pertumbuhan bakteri Klebsiella pneumoniae isolate urin penderita infeksi saluran kemih dengan kategori daya hambat kuat berdasrkan kategori Davis dan Stout.Kata Kunci: Alpinia purpurata K. Schum, Nanopartikel, Klebsiella pneumoniae


2021 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 26-31
Author(s):  
Ika Maruya Kusuma ◽  
Silfia Yohana Jastian

ABSTRAK   Kawista (Limonia acidissima L) merupakan tanaman buah famili Rutaceae yang ada di Indonesia. Kawista banyak mengandung flavonoid dan alkaloid yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Propionibacterium acnes. Pemanfaatan kulit buah kawista sebagai bahan obat belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak metanol kulit buah kawista terhadap P. acnes, melalui nilai diameter daya hambat. Metode penelitian meliputi pembuatan ekstrak secara maserasi dengan pelarut metanol, penapisan fitokimia, uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi cakram pada ekstrak dengan konsentrasi 25%, 50% dan 75%. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah kawista pada konsentrasi 25%, 50% dan 75% memiliki aktivitas anti bakteri pada P.acnes dengan nilai diameter daya hambat secara berurut yaitu 10,80 mm, 12,40 mm dan 13,31 mm, masuk kategori kuat.   ABSTRACT Kawista (Limonia acidissima L.) is a fruit from the Rutaceae in Indonesia and is known  to contain flavonoids and alkaloids, that have the potential to be antibacterial to Propionibacterium acnes. The use of kawista rind as a medicinal have not been used. This study aims to determine the activity of methanol extract of kawista rind through the value of Inhibition Zone Diameter against Propionibacterium acnes. Research methods include Limonia acidissima rind was macerated by methanol, phytochemical, antibacterial activity test on extracts, with concentrations of 25%, 50% and 75%. The results showed extracts with concentrations of 25%, 50% and 75% had antibacterial activity against Propionibacterium acnes with Inhibition Zone Diameter of 10,80 mm; 12,40 mm and 13,31 mm, strong category.


2020 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 60-67
Author(s):  
Iin Putriyani ◽  
Delianis Pringgenies ◽  
Ali Ridlo

Microorganisms that live in association with marine invertebrates are able to produce a compound similar  to those produced by marine invertebrates and are thought to be potential as bioactive materials. Supplement  extracts from the Photobacterium phosphoreum bacterial culture have been shown to have antibacterial activity. The purpose of this study was to determine the anti-bacterial activity of the chloroform extract of Photobacterium  phosphoreum biomass against pathogenic bacteria Bacillus substilis, Staphylococcus aureus, Salmonella sp. and  Escherichia coli. The extraction process was carried out by the liquid-liquid extraction method. Fractionation was  performed using Open Column Chromatography (KKT). The antibacterial activity test was conducted by the agar diffusion method according to Kirby-Bauer. The results showed that for the antibacterial activity test of crude  extract, the largest inhibition zone diameter occurred in Escherichia coli with a concentration of 50 µg / disk at 24 h incubation, namely (9.80 ± 0.75 mm), while the smallest inhibition zone diameter occurred in Salmonella sp. by  giving a concentration of 10 µg / disk at an incubation time of 48 hours, namely (6.03 ± 0.05) mm. Of the 6  fractions resulting from crude extract fractionation, it was known that fraction 5 was the most active fraction and  inhibited the growth of the tested bacteria. The largest inhibition zone diameter occurred in Escherichia coli (9.83  ± 0.28) mm, while the smallest inhibition zone diameter occurred in Salmonella sp. (8.63 ± 0.20 mm)


2021 ◽  
Vol 869 (1) ◽  
pp. 012033
Author(s):  
D R Utami ◽  
I Irwan ◽  
S Agustina ◽  
S Karina ◽  
S Afriani

Abstract Squid is one of the export commodities in Indonesia. In general, the use of squid meat, while the ink is only as waste. In fact, Squid ink contain bioactive compound that potential as anti-inflammatory, antihypertensive, anti-diabetic,anti-microbial and anti-malaria agents. The purpose of the study is to determine the types of secondary metabolite compounds contained in n-hexane extract of Loligo sp. ink using maceration method to determine its antibacterial activity against Escherichia coli. The results of secondary metabolite compounds obtained from the n-hexane extract of Loligo sp. ink are alkaloid, saponins, glycosides and phenol. The results of antibacterial test against E. coli using the disc method obtained the average of inhibition zone diameter at the concentration of 4% is 6.3 mm (intermediate), concentration of 8% is 7.83 mm (intermediate), concentration of 16% is 14.5 mm (susceptible) and concentration of 32% is 10.83 mm (intermediate). The antibacterial activity in n-hexane extract of Loligo sp. ink is optimal at the concentration of 16% against E. coli bacteria.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document