ABSTRACT
The filariasis mass drug administration (MDA) program is one of the strategies to eliminate lymphatic filariasis. First round coverage in Kuningan Regency was 85.4%, but only 50% of sub-districts have reached the target. The aim of this research was to determine the improvement of knowledge, attitude, and practice (KAP) of health cadres through intervention to increase the filariasis MDA coverage in Kuningan Regency. A quasi-experimental research was conducted in Cibeureum and Cibingbin Sub-District of Kuningan Regency using pretest-posttest design from May to October 2016. Selected subjects of this research were 32 health cadres who were given intervention in the form of workshop utilizing leaflets, handbooks, and video. The difference is treatment group was taught about filariasis related materials by an expert but the control group was not. Data were analyzed with paired t-test. The result showed that there was a significant difference between pre-test and post-test in terms of KAP in both groups with p-value of 0,000, but there was no difference in value between the two groups. Thus, the study concluded that training on cadres with a filariasis expert could be an effective strategy as to increase MDA coverage.
Keywords: Intervention, filariasis MDA, knowledge, cadre
ABSTRAK
Pemberian Obat Massal Pencegahan (POMP) merupakan salah satu strategi eliminasi filariasis di Indonesia. Hasil cakupan POMP putaran pertama di Kabupaten Kuningan mencapai 85,4% dari total target penduduk, namun hanya 50% kecamatan yang mencapainya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kader setelah dilakukan intervensi dalam rangka meningkatkan cakupan pengobatan filariasis di Kabupaten Kuningan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Cibeureum dan Cibingbin, Kabupaten Kuningan pada bulan Mei - Oktober tahun 2016 dengan eksperimen semu menggunakan desain pretest-posttest control group. Sampel penelitian adalah 32 kader yang diberi intervensi berupa pelatihan dengan media cetak dan video. Perbedaan antara kelompok intervensi dengan kontrol adalah bahwa kelompok intervensi diajarkan materi terkait filariasis oleh seorang ahli dan kelompok kontrol tidak diberikan pelatihan. Data dianalisis menggunakan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan pada skor nilai pretest-posttest pengetahuan, sikap, dan perilaku pada masing-masing kedua kelompok dengan hubungan bermakna (p-value 0,000), tetapi tidak terdapat perbedaan nilai pretest-posttest antara kelompok intervensi dan kontrol. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol. Kesimpulannya bahwa pelatihan pada kader menggunakan media cetak dan video dengan narasumber pakar filariasis merupakan salah satu strategi efektif untuk meningkatkan cakupan pengobatan POMP filariasis.
Kata kunci: Intervensi, POMP, pengetahuan, kader