Desain Sensor Kelembapan Relatif Udara Menggunakan Fiber Optik

Kelembapan udara menjadi faktor penting dalam kehidupan manusia yaitu untuk menjaga kesetabilan kesehatan tubuhyang jugai akan berpengaruh kepada kenyamanan kerja. Diperlukan sensor untuk mengetahui kelembapan dalam ruangan. Alat bisa dikatakan sensor jika memiliki linearitas dan sensitivitas, dalam hal ini fiber optik cocok untuk sensor dikarenakan kemampuan alaminya yang tahan terhadap gangguan elektromagnetik, tahan terhadap suhu tinggi, memiliki sensitivitas dan fleksibelitas yang tinggi, dan dapat digunakan untuk pengukuran dan penginderaan jauh. Penelitian ini menggunakan 2 buah kabel patch core singlemode SC-SC yang dihubungkan dengan fiber coupler yang telah diberi lubang bagian tengahnya dengan diameter 1mm dan diberi jarak antar ferullenya sebasar 0.3mm, 0.6mm, 0.8mm, 1mm. Optical light source digunakan untuk memberikan masukan dengan nilai -7dBm dan nilai keluaran akan dibaca oleh Optical power meter yang nantinya akan diolah menjadi loss daya kemudian dibandingkan dengan nilai kelembapan relatif dari Hygrometer dan akan diperoleh persamaan linearnya. Hasil pengukuran didapatkan semakin jauh jarak antar ferulle maka range yang didapat juga akan semakin panjang. Range terpanjang didapat pada pengukuran jarak 1mm dengan selisih loss daya sebesar 0.2dB dan range terpendek didapat pada pengukuran 0.3mm dengan selisih loss daya sebesar 0.08dB.

Desain Sensor Tingkat Kekeruhan Air Menggunakan Bahan Fiber Optik

Pentingnya mengetahui tingkat kekeruhan air terutama dalam aktivitas penggunaan air konsumsi yang berupa air bersih menuntut adanya suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Pemanfaatan serat optik untuk mengetahui tingkat kekeruhan air dari nilai rugi daya diharapkan dapat menjadi suatu solusi untuk mengetahui tingkat kekeruhan air sebelum digunakan. Penelitian dilakukan dengan mengukur nilai loss daya pada dua ujung serat optik singlemode dan multimode yang dihubungkan dengan fiber coupler, kemudian diukur menggunakan Handheld Light Source dan Optical Power Meter. Fiber coupler dimodifikasi dengan memberi lubang sebesar 1mm pada titik tengah untuk melewatkan air yang diuji. Pengukuran dilakukan dengan kondisi dua ujung optik tanpa jarak, ujung optik diberi jarak sebesar 1mm, ujung optik diberi jarak sebesar 1mm melalui air jernih dan air dengan zat pengeruh berupa tinta. Didapatkan hasil loss pengukuran terbesar pada serat optik singlemode dengan pengeruh warna yellow sebesar 1.9dB. Pada serat optik multimode pengeruh warna yellow sebesar 2.81dB. Hasil grafik dan perhitungan loss daya menggunakan matlab menunjukkan adanya pengaruh penambahan zat pengeruh tinta terhadap daya terukur di OPM. Berdasarkan hasil pengukuran perubahan loss daya tidak konstan pada setiap penambahan 5ml zat pengeruh, dapat dikatakan sensor yang di desain memiliki sensitivitas rendah.

Experimental Research on Automatic Alignment and Control Algorithm of Spatial Light-Fiber Coupling

This study aims to solve the difficulties in the coupling between space light and single-mode fiber (SMF) in free-space optical communication. A fiber coupler based on two-dimensional (2D) piezoelectric ceramics was developed, which uses the stochastic parallel gradient descent (SPGD) algorithm to realize the automatic coupling of space light-SMF. In addition, a spatial light-SMF alignment experimentation platform was built indoors to verify the effectiveness and practicality of the 2D piezoelectric ceramic fiber coupler. The results show that the use of the SPGD algorithm can realize the automatic alignment of fiber position coupling, and the SMF coupling efficiency reaches 52.58% when the system is closed loop. 2D piezoelectric ceramic fiber couplers have unique advantages of low cost, simplified structure, and easy array expansion and can effectively solve the difficulty in the alignment of spatial light-SMF coupling. This study will serve as a significant reference for the research on spatial fiber-coupled array technology.

All-Chalcogenide Ring Fiber Laser

We demonstrate the first all-chalcogenide Brillouin fiber laser as well as the first all-chalcogenide ring cavity laser. The compact device comprises two engineered components: an As2Se3 optical fiber coupler combined to an As2S3 amplifying fiber. While the coupler simultaneously enables insertion of pump light, extraction of laser light, and the formation of a ring cavity, the amplifying fiber provides nonlinear gain to ensure laser oscillation. Thanks to the strong Brillouin gain of As2S3, only 3 m of amplifying fiber is required, thus making a resonant cavity with a free spectral range significantly larger than the Brillouin gain spectrum. The laser therefore naturally enables single longitudinal mode operation without additional filtering device. Acting as a coherence enhancing component, the resulting Brillouin laser benefits of a linewidth reduction factor of 7 with respect to the pump laser. Finally, this laser design is compatible with a broad range of wavelengths that spreads from 1.55 µm up to 8 µm, thanks to its all-chalcogenide structure.