Physical decline will occur gradually in middle adulthood. One of the big things related to the physical condition of middle adult women is the period of perimenopause. Not only physically, the perimenopause period will also affect the emotional aspects of women. In this period, women will experience a higher level of anxiety rather than other developmental periods. The anxiety experienced not only affects the individual, but can also have an impact on the couple, such as affecting marriage satisfaction, marriage quality, and sexual satisfaction. One term that is quite broad and can summarize these aspects is marital adjustment. This study aims to determine the effect of anxiety on marital adjustment in perimenopause women. Participants in this study were 182 women, aged 40-50 years who experienced perimenopause symptoms (hot flashes, vaginal dryness, easy headaches, bone loss, increased levels of bad cholesterol, dry skin, difficulty concentrating, forgetfulness, decreased sexual desire and fertility, mood changes, irritability, increased symptoms of depression and anxiety). The measuring instruments used in this study were the State-Trait Anxiety Inventory (STAI) and the Dyadic Adjustment Scale (DAS). In this study, the analysis technique used is simple linear regression. The results showed a negative effect of anxiety on marriage adjustment (B = -0.583, p <0.01). The higher the anxiety, the lower the marriage adjustment, and vice versa. The amount of influence given by anxiety on marital adjustment is 34%. Penurunan fisik akan terjadi secara bertahap pada masa dewasa madya. Salah satu hal besar yang berhubungan dengan kondisi fisik pada wanita dewasa madya adalah periode perimenopause. Tidak hanya berpengaruh secara fisik, periode perimenopause juga akan memengaruhi aspek emosional pada wanita. Pada periode ini, wanita akan mengalami tingkat kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan pada masa perkembangan lainnya. Kecemasan yang dialami tidak hanya berdampak pada individu, namun juga dapat berdampak pada pasangan, seperti memengaruhi kepuasan pernikahan, kualitas pernikahan, dan kepuasan seksual, Salah satu istilah yang cukup luas dan dapat merangkum aspek-aspek terseut adalah penyesuaian pernikahan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh kecemasan terhadap penyesuaian pernikahan pada wanita perimenopause. Partisipan pada penelitian ini adalah 182 wanita, berusia 40-50 tahun yang mengalami simptom perimenopause (hot flashes, rasa kering pada vagina, mudah sakit kepala, pengeroposan tulang, peningkatan kadar kolesterol jahat, kulit kering, sulit berkonsenterasi, mudah lupa, penurunan gairah seksual dan kesuburan, perubahan kondisi mood, mudah tersinggung, peningkatan gejala depresi dan kecemasan). Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini adalah State-Trait Anxiety Inventory (STAI) dan Dyadic Adjustment Scale (DAS). Pada penelitian ini teknik analisa yang digunakan adalah regresi linier sederhana. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh negatif kecemasan terhadap penyesuaian pernikahan (B = -0.583, p < 0.01). Semakin tinggi kecemasan maka penyesuaian pernikahan akan semakin rendah, dan sebaliknya. Adapun besar pengaruh yang diberikan kecemasan terhadap penyesuaian pernikahan adalah sebesar 34%.