Abstrak. Korosi atau kerusakan yang terjadi di infrastruktur sumber daya air terutama yang berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 Mpa, dapat menimbulkan banyak kerugian. Kerugian yang ditimbulkan antara lain kerugian secara materiil karena korosi menggerogoti semua aset infrastruktur dan tentunya kerugian dalam hal keamanan karena dapat mengancam keselamatan manusia. Korosi merupakan permasalahan yang sangat penting dan tidak akan ada habisnya, karena peristiwa korosi terjadi secara terus-menerus dan berkelanjutan. Peristiwa korosi tidak dapat terjadi dengan sendirinya, tetapi karena adanya berbagai faktor-faktor tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya korosi. Tujuan dari studi ini adalah untuk menentukan tingkat korosivitas air terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 MPa pada 9 waduk di Indonesia, sehingga akan diketahui rekomendasi yang tepat untuk pencegahan dan pengendalian korosivitas air terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30 MPa, karena semen merupakan salah satu material yang paling banyak digunakan saat ini. Studi ini menggunakan data-data primer kualitas air. Metode pengambilan, penyimpanan, dan pengawetan sampel air dilakukan dengan mengikuti ketentuan dari Standar Nasional Indonesia Nomor 6989.57:2008. Pengujian kualitas air dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi. Metode perhitungan menggunakan rumus Langelier Saturation Index (LSI) A, B, C, D, dan rumus Saturation Index (SI) dari Standard Method APHA-AWWA-WEF. Hasil perhitungan LSI A, B, C, D, dan SI Standard Method APHA-AWWA-WEF menunjukkan bahwa tingkat korosivitas air di 9 waduk berpotensi menyebabkan korosi terhadap infrastruktur sumber daya air berbahan semen atau mortar dengan fc’ atau dengan nilai kuat tekan ≤ 30MPa. Kata kunci: infrastruktur sumber daya air, Langelier Saturation Index, Saturation Index, tingkat korosivitas air. Abstract. Water Corrosivity Level Againts the Water Resources Infrastructure Made of Cement or Mortar with fc' ≤ 30 MPa in 9 Reservoirs in Indonesia. Corrosion or damage that occurs in the infrastructure of water resources, especially those made of cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa will be able to engender losses. Losses incurred, in the form of losses materially because of corrosion gnaw off all infrastructure assets and of course in losses terms of security, because it can threaten the safety of a human. Corrosion is a very important problem and will not be endless, as corrosion events occur continuously and sustainably. Corrosion events cannot occur by themselves, but because of certain factors that may cause corrosion. The purpose of this study is to determine the level of water corrosivity to the infrastructure of water resources made from cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa in 9 reservoirs in Indonesia, to develop appropriate recommendations for the prevention and control of the water corrosivity to the infrastructure of water resources made from cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa because cement is one of the most used materials today. This study uses water quality primary data. The methods of capturing, storing, and preserving water samples are carried out following the provisions of Indonesian national standard number 6989.57:2008. Water quality testing is done by accredited laboratories. The method of calculation uses the Langelier Saturation Index (LSI) A, B, C, D, and the formula Saturation Index (SI) of the Standard Method APHA-AWWA-WEF. Calculation results of LSI A, B, C, D, and SI Standard Method APHA-AWWA-WEF show that the level of water corrosivity in 9 reservoirs has the potential to cause corrosion of water resources infrastructure made of cement or mortar with fc' or with a compressive strength value of ≤ 30 MPa. Keywords: Langelier Saturation Index, Saturation Index, water corrosivity level, water resource infrastructure.