ABSTRACT:
Customs and Excise faces a big challenge to be able to increase the hit rate of red line imports by 40% in accordance with the Blueprint for the 2014-2025 Ministry of Finance Institutional Transformation Program and international benchmarks. Through a qualitative study, this study aims to determine the use of data mining that is applied to the risk engine based on import data, people's experiences, and research results of customs institutions of other countries. The data mining method used is CRISP-DM, classification method, and decision tree model, using data imported from the red line KPU BC Type A Tanjung Priok for the period September – December 2019 and January 2020. The results show that the use of data mining can increase the hit rate of red line importation. The most relevant attribute in classifying data is the sending country which is categorized as a root node, while the import duty tariff attribute does not provide information on data classification. This research is expected to provide a new perspective for the KPU BC Type A Tanjung Priok in an effort to improve the risk engine targeting and risk engine routing of Customs and Excise.
Keywords: CRISP-DM, data mining, decision tree, hit rate, the red line import.
ABSTRAK:
Bea dan Cukai menghadapi tantangan besar untuk dapat meningkatkan capaian hit rate importasi jalur merah sebesar 40% sesuai dengan Cetak Biru Program Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan Tahun 2014 – 2025 dan benchmark internasional. Melalui studi kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan data mining yang diterapkan dalam risk engine berdasarkan data importasi, pengalaman orang, dan data hasil penelitian institusi kepabeanan negara lain. Metode data mining yang digunakan adalah CRISP-DM, metode klasifikasi, dan model decision tree, dengan menggunakan data importasi jalur merah Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai (BC) Tipe A Tanjung Priok periode September – Desember 2019 dan Januari 2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan data mining dapat meningkatkan capaian hit rate importasi jalur merah. Atribut yang paling relevan dalam mengklasifikasikan data adalah negara pengirim yang dikategorikan sebagai root node (akar), sedangkan atribut tarif bea masuk tidak memberikan informasi dalam klasifikasi data. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru bagi KPU BC Tipe A Tanjung Priok dalam upaya perbaikan risk engine targeting dan risk engine penjaluran Bea dan Cukai.
Kata Kunci: CRISP-DM, data mining, decision tree, hit rate, importasi jalur merah.