Indonesian Journal of Laboratory
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

68
(FIVE YEARS 61)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Gadjah Mada

2655-1624, 2655-4887

2022 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 107
Author(s):  
Nurwanto Nurwanto

Sari pandan merupakan hasil ekstraksi daun pandan. Sari pandan siap pakai yang beredar di Indonesia mayoritas berbentuk pasta, yang memiliki beberapa kelemahan, diantaranya mudah rusak, lengket, dan susah ditakar. Pembuatan sari pandan dalam bentuk bubuk diharapkan dapat meningkatkan mutu sari pandan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengeringan spray drying dan pengeringan vakum. Pengujian kadar air menunjukkan bahwa sari pandan yang dibuat dengan metode spray drying memiliki kadar air yang lebih rendah daripada metode pengeringan vakum. Pengamatan sifat fisik sari pandan dalam kondisi siap pakai menunjukkan bahwa metode spray drying menghasilkan warna dan aroma sari pandan yang lebih kuat daripada metode pengeringan vakum. Uji organoleptik menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai warna dan aroma sari pandan yang dibuat dengan metode spray drying. Pandan extracts is made from pandan leaves. The majority of ready-to-use pandan extracts in Indonesia are in the form of pasta which has several disadvantages, including perishable, sticky, and hard to be measured. Pandan extract in powder form is expected to improve the quality of the pandan extract. The method used in this study are spray drying and vacuum drying. Water content analysis shows that pandan extract made by spray drying method has a lower moisture content than the vacuum drying method. Observation of the physical properties of pandan extract in ready-to-use form showed that the spray drying method produced stronger color and aroma than the vacuum drying  method. Organoleptic tests showed that panelists preferred the color and aroma of pandan extract made using the spray drying method.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 90
Author(s):  
Ansyori Ansyori ◽  
Toniyawan Herdiyansyah ◽  
Yanto Yanto
Keyword(s):  

Lindi sampah kota memiliki kandungan unsur hara makro dan mikro essensial bagi tanaman. Namun, kandungan senyawa pada lindi belum memenuhi standar sebagai pupuk organik cair, sehingga perlu upaya pemekatan agar lebih berdayaguna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peningkatan dosis pupuk granular berbahan dasar lindi sampah kota terhadap kandungan nitrogen pada media pembibitan lada (Piper nigrum L.). Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL). Perlakuan terdiri dari lima taraf dosis pupuk granular lindi sampah kota yaitu: tanpa pupuk (P0); 10 gram/polibag (P1); 20 gram/polibag (P2); 30 gram/polibag (P3); dan 40 gram/polibag (P4). Penelitian dibagi lima kelompok yang sekaligus menjadi ulangan, sehingga terdiri dari 25 satuan percobaan dan setiap satuan percobaan terdiri dari lima media pembibitan tanaman lada. Untuk mengetahui pengaruh pelakuan dilakukan analisis kesamaan ragam data dengan uji Bartlett dan keaditifan data dengan uji Tukey. Data dianalisis dengan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil, Perbandingan Ortogonal, dan Ortogonal Polinomial pada taraf pengujian 5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pupuk granular berbahan dasar Lindi sampah kota mampu meningkatkan kandungan nitrogen dalam media pembibitan tanaman lada. Dosis pupuk granular lindi sampah kota 20 g/polibag merupakan dosis terbaik dengan kandungan N 0,35%. Namun kandungan N media pembibitan lada tanpa pupuk tidak berbeda nyata dengan dosis 10, 30, dan 40 g/polibag. Peningkatan dosis pupuk granular lindi sampah kota mampu meningkatkan kandungan nitrogen mengikuti pola kuadratik, dengan persamaan y = -0,00009x2 +0,0035x +0,2828; R2= 0,3106.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 97
Author(s):  
Gemah Delti
Keyword(s):  

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kecepatan optimal belt conveyor pada praktikum time study di laboratorium Teknik Perancangan Sistem Kerja Politeknik ATI Makassar. Laboratorium Teknik Perancangan Sistem Kerja (TPSK) adalah sarana dan prasarana untuk kegiatan proses belajar mengajar, baik yang bersifat rutin kegiatan praktikum maupun eksidental berupa suatu tempat yang digunakan untuk percobaan dan pengamatan yang berhubungan dengan bidang ilmu teknik industri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk memberikan gambaran yang sejelas­jelasnya tentang deskripsi  time study di Laboratorium TPSK untuk menetapkan waktu baku melalui data dan pengukuran­pengukuran waktu kemudian hasilnya akan dibuat kesimpulan secara umum terhadap optimalisasi kecepatan belt conveyor. Jumlah populasi yang dipakai dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Teknik Industri Agro yang menjalani perkuliahan praktek pada Laboratorium TPSK jumlah populasi ±210 orang mahasiswa. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah mahasiswa  yang praktek modul time studi sebanyak ±93 orang. Hasil pengujian keseragaman data pada percobaan ke dua menggunakan aplikasi miniTab guna menentukan reliability diperoleh 98,9 %. Hasil pengukuran yang dilakukan telah memenuhi syarat 95 % covidence Level dan 5 % Degree of Accuracy dengan bukti  N’ ≤ N pada percobaan ke dua dengan kecepatan belt conveyor 1,5 m/s. Sehingga optimalisasi kecepatan belt conveyor praktikum time study di laboratorium teknik perancangan sistem kerja ada pada kecepatan 1,5 m/s.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 82
Author(s):  
Heru Arisandi ◽  
Siti Aminah
Keyword(s):  

Dalam masa pandemi Covid-19 sekarang ini, salah satu barang yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat adalah hand sanitizer. Beraneka ragam hand sanitizer beredar di pasaran dan memiliki wujud dan komposisi yang berbeda-beda, baik berupa gel atau cairan kandungan utamanya adalah alkohol > 60%. Sementara itu, cuka kayu memiliki kelebihan daya bunuh terhadap virus, bakteri, dan kuman yang sangat tinggidibandingalkohol di mana 1%cukakayulebihefektif dibanding etanol 70%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik dan kualitas cuka kayu yang berasal dari limbah kayu sengon untuk digunakan sebagai bahan pembuatan hand sanitizer. Pembuatan cuka kayu sengon dilakukan dengan metode pirolisis pada suhu sekitar 500oC selama kurang lebih 8 jam. Cuka kayu yang dihasilkan disaring dan didestilasi bertingkat untuk mendapatkan cuka kayu dengan Grade 3 sampai Grade 1. Hasil destilasi cuka kayu dianalisis karakteristiknya dengan hasil sebagai berikut: pH Grade 3 = 2,92; Grade 2 = 2,67 dan Grade 1 = 2,60, berat jenis Grade 3 = 1,0050; Grade 2 = 1,0036; Grade 3 = 1,0005, kandungan asam asetat Grade 3 = 2,24%; Grade 2 = 7,36%; Grade 1 = 50,54%, kandungan benzene Grade 3 = 0.29%; Grade 2 = 0.12%; Grade 1 = 0.84%, kandungan fenol Grade 3 = 13.14%; Grade 2 = 41.54%; Grade 1 = 5.39%. Hasil pengujian karakteristik cuka kayu sengon menunjukkan bahwa cuka kayu sengon Grade 1 memiliki kualitas yang paling baik dan inilah yang diolah menjadi hand sanitizer dengan menambahkan alkohol, gliserol, air suling serta variasi pewangi dan dibuat dengan formulasi tertentu.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Supian Nor

Dalam rangka mengembangkan penelitian tentang peralatan praktikum di Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda, saat ini juga dipandang perlu untuk mengembangkan alat ukur listrik yang berfungsi untuk memudahkan praktikum dan mengurangi resiko tersengat aliran arus listrik saat praktikum.  Alat ukur listrik wattmeter yang umumnya dipasang dipanel listrik yang digunakan untuk praktikum tanpa kotak panel atau dudukan penyangga tentunya akan sangat berbahaya. Nah, agar alat tersebut dapat digunakan dengan aman maka perlu dibuatkan tempat/wadah berupa kotak. Alat ukur listrik yang bernama Kit Modul Praktikum wattmeter ini akan sangat bermanfaat untuk digunakan di laboratorium kualitas daya dan laboratorium mesin listrik, mengingat di laboratorium listrik alat ukur wattmeter sudah banyak yang rusak. Kit Modul praktikum wattmeter ini dapat dijadikan alternatif untuk mengukur besaran daya listrik dalam suatu rangkaian listrik.Kit modul Praktikum ini didesain agar aman digunakan pada saat pratikum, dengan menggunakan bahan isolator untuk meminimalisir konsleting listrik dan bahaya kesetrum pada pengguna, selain itu juga akan lebih mudah digunakan sehingga bisa menghemat waktu perakitan rangkaian listrik sehingga pengambilan data praktikum yang dilakukan mahasiswa berjalan lancar.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Rumbiwati Rumbiwati ◽  
Joko Trimuratno

Penggunaan gel agarose dalam penelitian molekuler untuk melihat DNA dengan elektroforesis umumnya hanya digunakan sekali pakai. Sementara itu agarose merupakan bahan mahal dan perlu waktu lama dalam pemesanan. Pada penelitin ini peneliti mencoba mendaur ulang limbah gel agarose untuk digunakan kembali dalam elektroforesis agar penggunaan agarose lebih efisien.Ada beberapa metode daur ulang gel agarose, diantaranya dioven dengan suhu 60°C, gel akan berbentuk kering, dihaluskan dan ditimbang kembali jika akan digunakan. Metode lain gel disimpan dalam freezer hingga menjadi es. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang lain adalah metode daur ulang gel agarose ini lebih sederhana. Gel agarose daur ulang disimpan dalam plastik, dimasukkan dalam kulkas suhu 4°C. Jika akan digunakan kembali gel agarose dipotong kecil-kecil dimasukkan dalam elermeyer, dipanaskan dengan suhu tinggi sekitar 190°C menggunakan microwave dalam waktu 2 menit. Metode daur ulang gel agarose ini dinilai lebih efisien karena tidak perlu lagi menimbang agarose dan menghemat pemakaian agarose baru serta mengurangi limbah laboratoriumBerdasarkan hasil penelitian dari 5 kali daur ulang gel agarose, elektroforesis dengan gel agarose daur ulang 1 kali menunjukkan gambar paling bagus yaitu pita DNA hasil PCR jelas dan sama dengan gambar elektroforesis menggunakan gel agarose baru (kontrol). Daur ulang ke 5 menunjukkan visualisasi gambar elektroforesis yang tidak jelas, sehingga dapat disimpulkan daur ulang gel agarose hanya bisa dilakukan 1 hingga 4 kali ulangan.  Hal ini membuktikan bahwa daur ulang gel agarose dapat digunakan kembali untuk elektroforesis dengan hasil yang bagus, sesuai target yang diinginkan.


2021 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Olha Rantung ◽  
Aneke Ireine Korua ◽  
Hasan Datau
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kandungan vitamin C pada 10 jenis buah-buahan pada beberapa pH menggunakan spektrofotometer UV dan membandingkan metode ekstraksi secara sonikasi dan homogenasi. Penelitian ini terdiri dari 2 tahap yaitu ekstraksi dan uji kandungan vitamin C. Proses ekstraksi dilakukan dengan dua cara yaitu sonikasi dan homogenisasi dengan penambahan beberapa pH (2-7). Analisis vitamin C dilakukan dengan metode spektrofotometer UV. Panjang gelombang maksimum vitamin C yang diperoleh yaitu 264 nm dengan absorban 0,515, maka diperoleh persamaan regresi linier adalah Y = 0,073x + 0,023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan vitamin C tertinggi terdapat pada pH asam (2-5) dan dari kedua metode ekstraksi yang digunakan pada penelitian ini tertinggi terdapat pada ekstraksi secara sonikasi.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 72
Author(s):  
Huyyirnah Huyyirnah ◽  
Rosmaniar R

Isolasi bakteri pendegradasi hidrokarbon memerlukan teknik yang baik dan nutrisi optimal untuk pertumbuhannya. Kendala dalam pembuatan medium dan pengamatan isolat bakteri yang mengandung hidrokarbon sering terjadi di laboratorium, sehingga dibutuhkan teknik pengembangan metode dalam proses isolasi bakteri pendegradasi hidrokarbon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan membandingkan jumlah dan jenis koloni bakteri yang tumbuh dalam medium Zobell+saline-water soluble fraction (SSF) dibandingkan dengan medium Zobell+minyak bumi. Metode penelitian yaitu mengisolasi bakteri menggunakan medium Zobell+SSF 6 jam (A), 12 jam (B), 24 jam (C) dan sebagai kontrol adalah medium Zobell+1% v/v minyak bumi (K), perhitungan bakteri menggunakan metode TPC dan mengidentifikasi bakteri dengan alat VITEK-MS. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jumlah bakteri yang tumbuh pada medium Zobell+SSF 24 jam (C) adalah 6.9 x 108 CFU/ml, hal ini menunjukkan lebih baik dibandingkan dengan Zobell+1% v/v minyak bumi (K)=5.2 x 108 CFU/ml, medium Zobell+SSF 12 jam (B)=6.6 x 107 CFU/ml dan medium Zobell+SSF 6 jam (A)=1.8 x 107 CFU/ml.Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa dari segi jumlah total bakteri medium modifikasi Zobell+SSF pengadukan selama 24 jam (C) lebih baik dalam menumbuhkan bakteri pendegradasi hidrokarbon dibandingkan dengan pengadukan 6 jam (A), 12 jam (B), dan medium Zobell+1% v/v minyak bumi (K). Sedangkan apabila berdasarkan dengan keragaman bakteri, didapatkan hasil bahwa strain bakteri yang terisolasi pada medium modifikasi Zobell+SSF perlakuan pengadukan 6, 12, 24 jam sama dengan strain bakteri yang tumbuh pada kontrol (medium Zobell +1% v/v minyak bumi. Bakteri yang teridentifikasi sebagai bakteri pendegaradsi hidrokarbon adalah bakteri Klebsiella pneumoniae, Enterobacter asburiae/Enterobacter cloacae dan Pseudomonas aeruginosa.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 54
Author(s):  
Muntaha Muntaha ◽  
Triwanto Triwanto
Keyword(s):  

Pembelajaran merupakan proses pendidikan yang hakekatnya merupakan komunikasi, yaitu metode penyajian gagasan dari seorang pendidik kepada penerima (mahasiswa). Dalam mempermudah pembelajaran diperlukan adanya media dan pengembangan media pembelajaran agar pesan yang sampaikan oleh pendidik dapat diterima dengan dengan baik dan mudah oleh peserta didik.Tujuan dari penilitian ini adalah membuat dan mengembangkan produk media pembelajaran transmisi dan transfer Suzuki SJ 410 dan Torque Converter untuk pembelajaran di laboratorium Chasis Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif. Mengetahui hasil pengembangan media dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran.  Penilitian ini merupakan pengembangan media pembelajaran Tranmisi dan transfer Suzuki SJ 410 dan Torque Converter dengan metode  Cutway yaitu metode membelah memotong bagian alat untuk mengetahui komponen di dalamnya tanpa mengurangi komponen. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Chasis, Jurusan Pendidikan Teknik otomotif UNY. Teknik Pengambilan data menggunakan dokumentasi, wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan teknik analisis deskriptif, sehingga didapatkan rancangan mesin yang aman, berfungsi efektif, dan efisienHasil penelitian pengembangan media pembelajaran Tranmisi dan transfer Suzuki SJ 410 dan Torque Converter yang  sudah di implementasi dan dapat digunakan untuk pembelajaran di laboratorium chasis sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam pembelajaran. Dengan media pembelajaran Tranmisi dan transfer Suzuki SJ 410 dan Torque Converter yang menarik dan mudah pemahaman sistem kerja alat sehingga proses belajar mengajar berjalan dengan lancar dan dapat memudahkan dosen dalam  pembelajaran kepada mahasiswa. Pencapaian hasil belajar mahasiswa sangat baik yaitu sebesar 60 % mendapatkan nilai A.


2021 ◽  
Vol 4 (2) ◽  
pp. 46
Author(s):  
Hendri Pujianto ◽  
Fajar Pitarsi Dharma ◽  
Darmawan Hindardi ◽  
Tuti Purwati Tuwarno

Mesin open end adalah salah satu jenis mesin yang digunakan dalam proses pemintalan benang. Fungsi utama mesin open end adalah memproses sliver dari mesin drawing dan memisahkan sliver menjadi serat tungga. Serat dikirim ke rotor melalui saluran vakum, rotor berputar pada kecepatan yang sangat tinggi dan memadatkan sebagian serat menjadi bentuk khusus dengan memutar serat pada saat yang bersamaan. Rotor adalah jantung dari proses pemintalan yang mempengaruhi kualitas benang, kinerja pemintalan, produktivitas dan keekonomisan proses. Pembuatan benang Ne pada industri pemintalan diproses pada mesin open end dan untuk benang Ne 6 menggunakan rotor tipe C341 dan C533 agar dapat memenuhi spesifikasi dan kualitas benang Ne 6. Penggunaan rotor yang berbeda tipe menghasilkan spesifikasi dan kualitas benang Ne 6 yang berbeda pula. Solusi dari permasalahan ini adalah menentukan setelan rotor mesin open end yang paling tepat untuk memenuhi spesifikasi dan kualitas benang Ne 6. Percobaan produksi dilakukan di spindel nomor 7 dan 9 pada mesin. Setelah dilakukan pengamatan terhadap percobaan produksi dengan dua tipe rotor yang berbeda maka didapatkan rotor tipe C341 yang lebih memenuhi spesifikasi dan kualitas untuk pembuatan benang Ne 6. Pada spindel 7 mendapat rata–rata Ne 5,86 dan nilai Cvm% yaitu 12,56, spindel 9 mendapat rata–rata Ne 5,94 dan nilai Cvm% yaitu 14,22. Nilai Ne telah memenuhi standar spesifikasi benang Ne 6 yaitu 5,8-6,2 Ne dan nilai Cvm% telah memenuhi toleransi jaminan kualitas ketidakrataan benang Cvm%=1,11-1,25 nilai Um%.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document