Interaksi Perempuan Haid Dengan Alquran: Living Alquran Dengan Pendekatan Fenomelogi Agama. Secara umum, perempun haid tidak diperbolehkan untuk membaca dan membawa Alquran. Namun, beberapa pondok pesantren yang fokus pada menghapal Alquran seringkali memberikan keringanan untuk praktik tersebut. Cara perempuan haid berinteraksi dengan Alquran tidak kaku sebagaimana ketentuan hukum Islam. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi bagaimana santri lebih memilih beragam cara untuk berinteraksi dengan Alquran. Penelitian living Quran ini, menunjukkan keragaman interaksi tersebut salah satunya berdasarkan pengalaman pribadi santri. Metode yang digunakan adalah observasi dan wawancara terhadap pengasuh, pengurus dan santri di dua pesantren, yakni Ponpes Putri Walisongo Jombang dan Ponpes Asy Syafa’atiyyah Blitar. Dengan pendekatan fenomenologi agama, data dibagi menjadi tiga bagian, yakni aspek ideational, aspek behavioral, dan aspek material. Aspek ideational menunjukkan segala yang ideal bagi santri berdasarkan transfer pengetahuan dari ustadz maupun pengasuh serta kebiasaan yang sudah ada di pondok pesantren. Aspek behavioral menunjukan keragaman cara santri mengaji meskipun dalam kondisi haid, seperti membaca dengan suara keras, tetap menyetorkan hapalan, atau sebaliknya. Aspek material, Alquran yang digunakan adalah mushaf Alquran Pojok Menara Kudus terjemah Bahasa Indonesia.