Pekerjaan konstruksi adalah pekerjaan yang meliputi pembangunan, pemeliharaan, perawatan, pembongkaran dan pembangunan kembali baik keseluruhan atau sebagian pekerjaandalam bidang pekerjaan gedung maupun pekerjaan jalan dan jembatan. Di Indonesia bidang konstruksi menjadi salah satu pekerjaan yang perkembangannya sangat besar sehingga membuka peluang lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia. Setiap proyek konstruksi memiliki kompleksitas tinggi dan membutuhkan kerja sama dari pihak terkait agar proyek tersebutberhasil. Biasanya, setiap proyek memiliki rencana dan jadwal pelaksanaan, kapan proyek harus dimulai dan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek tersebut. Untuk mencapai tujuan proyek harus diperhatikan tiga aspek yaitu biaya, kualitas dan waktu. Ketiga aspek ini harus diperhatikan saat membuat rencana proyek konstruksi, dan perkiraan yang dibuat saat membuat rencana konstruksi harus dijadikan acuan. Seiring berjalannya waktu, terjadi ketidaksesuaian antara rencana yang direncanakan dengan pelaksanaan di lapangan, sehingga dampak yang terjadi adalah keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang disertai dengan peningkatan biaya pelaksanaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pengecoran, serta menentukan solusi yang sesuai bagi masalah keterlambatan tersebut. Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan menuangkan beton segar ke dalam cetakan elemen struktur yang telah dipasang tulangan baja. Sebelum pekerjaan pengecoran, inspeksi pekerjaan harus dilakukan untuk memastikan bahwa bekisting dan tulangan telah dipasang sesuai rencana.Penelitian ini dilaksanakan di proyek pembangunan RSUD Kota Manado. Berdasarkan hasil penelitian, penyebab keterlambatan pekerjaan pengecoran adalah kurangnya tenaga kerja, faktor cuaca (hujan), kerusakan alat, kurangnya material, truk readymix yang terlambat datang, dan kesalahan pada saat proses pengerjaan. Solusi yang direkomendasikan adalah perencanaan manajemen resiko yang baik, pemilihan supplier pengecoran harus mempertimbangkan track record supplier, serta pengawasan pekerjaan para pekerja.