Pondok pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada di Indonesia. Dalam proses penilaian kelulusan dilakukan oleh ustadz penguji dan menggunakan cara manual sehingga bersifat tidak pasti yang akan berdampak pada kelulusan santri. Maka dibutuhkan suatu sistem yang membantu untuk menentukan kelulusan dan pemeringkatan dengan menggunakan kombinasi metode AHP (Analytical Hierarchy Process) dan TOPSIS (Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution). Pada AHP terdapat empat tahapan yaitu: menentukan kriteria, menentukan tabel perbandingan berpasangan, menghitung bobot prioritas dan menghitung konsistensi kriteria. Kriteria yang digunakan, mengacu pada target kelulusan pondok pesantren sesuai dengan kurikulum khusus pesantren yaitu hafalan juz 30 dan surat pilihan, membaca kitab Taqrib, menjadi imam, memimpin tahlil dan percakapan bahasa Arab. AHP digunakan untuk membantu menyeleksi kandidat atau hanya mengurutkan prioritas dari beberapa kandidat. Untuk menentukan tabel perbandingan berpasangan terlebih dahulu melakukan perbandingan kriteria guna menghasilkan bobot relatif antar kriteria maupun alternatif. Implementasi TOPSIS meliputi mencari data alternatif, pembobotan alternatif, normalisasi data, normalisasi berbobot, menentukan solusi ideal positif dan negatif, menghitung jarak ideal, sehingga menghasilkan perangkingan. Sistem pendukung keputusan ini menghasilkan nilai preferensi tertinggi yaitu 0,860862596 sehingga dapat digunakan untuk merekomendasikan kelulusan dan pemeringkatan santri pondok pesantren Hajroh Basyir Pati berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan