scholarly journals Film Dokumenter Permainan Tradisional “Kelik-kelikan”

Author(s):  
I Kadek Ary Prahayuda ◽  
Gede Saindra Santyadiputra ◽  
Gede Aditra Pradnyana

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan dari film dokumenter permainan tradisional “Kelik-kelikan”, (2) mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir film dokumenter permainan tradisional “Kelik-kelikan”. Metode Penelitian yang digunakan pada film dokumenter permainan tradisional “Kelik-kelikan” adalah metode pengembangan dengan model Cyclic Strategy. Cyclic Strategy merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Adapun tahap – tahap dari Cyclic Strategy diantaranya adalah brief, tahap 1, tahap 2, evaluasi 1, tahap 3, evaluasi 2, tahap 4 dan Outcome. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter permainan tradisional “Kelik-kelikan” dalam kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media sudah sesuai. Sedangkan dari uji respon penonton disebar ke 30 responden didapatkan hasil presentase yaitu 92.73% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu film dokumenter permainan tradisional “Kelik-kelikan” sudah sangat baik dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi permainan tradisional “Kelik-kelikan” dalam bentuk dokumentasi digital. Kata kunci: Film Dokumenter, Kelik-kelikan, Permainan Tradisional, Cyclic Strategy.                This study aims at (1) producing a project and implementing the results of the project of a documentary film of a traditional game entitled "Kelik-kelikan" (2) finding out public responses to the final results of the Documentary Film of Traditional Game " Kelik-kelikan ". The research method used in the documentary film of traditional game of " Kelik-kelikan" is a development method using the Cyclic Strategy model. Cyclic Strategy is a method that sometimes has to be repeated before continuing to the further stages. The stages of Cyclic Strategy include briefs, stage 1, stage 2, evaluation 1, stage 3, evaluation 2, stage 4 and Outcome.The result of the study shows that the documentary film of traditional game of " Kelik-kelikan" is considered "very good". The results obtained from the content expert tests and the media expert tests are appropriate. Meanwhile, from the audience response test that has been distributed to 30 respondents, the percentage is 92.73% with a "very good" achievement level. The conclusions obtained were the documentary film of traditional game of " Kelik-kelikan" was very good and could be used as a preservation media and promotion of traditional games of " Kelik-kelikan" in the form of digital documentation. Keywords: Documentary Film, Kelik-kelikan, Permainan Tradisional, Cyclic Strategy.

Author(s):  
Dewa Made Widiantara ◽  
I Made Ardwi Pradnyana ◽  
I Gede Partha Sindu

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan dari film dokumenter permainan tradisional “Penyu Mataluh”, (2) mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir Film Dokumenter Permainan Tradisional “Penyu Mataluh”. Metode Penelitian yang digunakan pada film dokumenter permainan tradisional “Penyu Mataluh” adalah metode Pengembangan dengan model Cyclic Strategy. Cyclic Strategy merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Adapun tahap – tahap dari Cyclic Strategy diantaranya adalah brief, tahap 1, tahap 2, evaluasi 1, tahap 3, evaluasi 2, tahap 4 dan Outcome. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter permainan tradisional “Penyu Mataluh” dalam kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media sudah sesuai. Sedangkan dari uji respon penonton disebar ke 30 responden didapatkan hasil presentase yaitu 91.8% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu film dokumenter permainan tradisional “Penyu Mataluh”  sudah “sangat baik” dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi permainan tradisional “Penyu Mataluh” dalam bentuk dokumentasi digital.  Kata kunci: Film Dokumenter, Penyu Mataluh, Permainan Tradisional, Cyclic Strategy.This study aims at (1) producing a project and implementing the results of the project of a documentary film of a traditional game entitled "Penyu Mataluh," (2) finding out public responses to the final results of the Documentary Film of Traditional Game "Penyu Mataluh". The research method used in the documentary film of traditional game of "Penyu Mataluh" is a development method using the Cyclic Strategy model. Cyclic Strategy is a method that sometimes has to be repeated before continuing to the further stages. The stages of Cyclic Strategy include briefs, stage 1, stage 2, evaluation 1, stage 3, evaluation 2, stage 4 and Outcome. The result of the study shows that the documentary film of traditional game of "Penyu Mataluh" is considered "very good". The results obtained from the content expert tests and the media expert tests are appropriate. Meanwhile, from the audience response test that has been distributed to 30 respondents, the percentage is 91.8% with a "very good" achievement level. The conclusions obtained were the documentary film of traditional game of "Penyu Mataluh" was very good and could be used as a preservation media and promotion of traditional games of "Penyu Mataluh" in the form of digital documentation. Keywords: Documentary Film, Penyu Mataluh, Traditional Game, Cyclic Strategy.


Author(s):  
Ketut Yoga Sarasmayana ◽  
I Gede Partha Sindu ◽  
I Made Agus Wirawan

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan pengembangan berupa Film Dokumenter Permainan Tradisional “Goak Maling Taluh”. (2) mengetahui respon siswa dan guru Sekolah Dasar terhdap hasil akhir Film Dokumenter Permainan Tradisional “Goak Maling Taluh”. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan model cyclic strategy. Cyclic Strategy merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Adapun tahap – tahap dari Cyclic Strategy diantaranya adalah brief, tahap 1, tahap 2, evaluasi 1, tahap 3, evaluasi 2, tahap 4 dan Outcome. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter permainan tradisional “Goak Maling Taluh” dalam kriteria “sangat baik”. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media seluruhnya sudah “sesuai”. Sedangkan dari uji respon penonton yang telah disebar ke 30 orang responden didapatkan hasil rata-rata presentase yaitu 91,93% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu film dokumenter permainan tradisional “Goak Maling Taluh”  sudah “sangat baik” dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi permainan tradisional “Goak Maling Taluh” dalam bentuk dokumentasi digital.  Kata kunci: Film Dokumenter, Goak Maling Taluh, Cyclic Strategy.                This research purpose to (1) produces development in the form of Traditional Game Documentary Film “Goak Maling Taluh”. (2) Find out the response from student and Primary School teachers toward the final result of Traditinal Game Documentary Film “Goak Maling Taluh”. Type of research that used is research and development design cyclic strategy. Cyclic Strategy is a method that sometimes has to be repeated before continuing to the further stages. The stages of Cyclic Strategy include briefs, stage 1, stage 2, evaluation 1, stage 3, evaluation 2, stage 4 and Outcome. The result of the study shows that the documentary film of traditional game of “Goak Maling Taluh” is considered "very good". The results obtained from the content expert tests and the media expert tests are all "appropriate". Meanwhile, from the audience response test that has been distributed to 30 respondents, the average percentage is 91.93% with a "very good" achievement level. The conclusions obtained were the documentary film of traditional game of “Goak Maling Taluh” was "very good" and could be used as a preservation media and promotion of traditional games of “Goak Maling Taluh” in the form of digital documentation. Keywords: Documentary Film, Goak Maling Taluh, Cyclic Strategy.


Author(s):  
Made Satya Hariana ◽  
I Gede Partha Sindu ◽  
Dewa Gede Hendra Divayana

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter: ”Pelestarian Lingkungan Melalui Permainan Tradisional Mapoh-pohan”, (2) Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir film dokumenter: ”Pelestarian Lingkungan Melalui Permainan Mapoh-pohan”. Metode penelitian yang digunakan pada film dokumenter Mapoh-pohan adalah Research and Develompent dengan model cyclic strategy. Tradisi Mapoh-pohan yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah Mapoh-pohan yang ada pada Banjar Ole, Desa Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Adapun tahap – tahap dari Cyclic Strategy diantaranya adalah brief, tahap 1, tahap 2, evaluasi 1, tahap 3, evaluasi 2, tahap 4 dan Outcome. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film dokumenter: ”Pelestarian Lingkungan Melalui Permainan Tradisional Mapoh-pohan” dalam kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media seluruhnya sudah sesuai. Sedangkan dari uji respon penonton disebar ke 30 responden didapatkan hasil rata-rata presentase yaitu 93,66% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan film dokumenter: ”Pelestarian Lingkungan Melalui Permainan Tradisional Mapoh-pohan”  sudah sangat baik dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi permainan tradisional “Mapoh-pohan” dalam bentuk dokumentasi digital.  Kata kunci: Film Dokumenter, Mapoh-pohan, Permainan Tradisional, Cyclic Strategy                This study aims: (1) To produce a design and implement the result of documentary film: "Environmental Preservation through Mapoh-pohan Traditional Game", (2) To find out the public response to the final result of documentary film: "Environmental Preservation Through Mapoh-pohan Traditional Game". The research method used in the Mapoh-pohan documentary film was Research and Develompent with a cyclic strategy model. Mapoh-pohan tradition chosen as the research subject was Mapoh-pohan in Banjar Ole, Dauh Puri Village, Marga District, Tabanan Regency. The results showed that the documentary film: "Environmental Preservation through Mapoh-pohan Traditional Game" was in very good criteria. The results obtained from the content expert test and the media expert test are all appropriate. Whereas from the audience response test spread to 30 respondents, the average percentage was 93.66% with a "very good" achievement level. The conclusion obtained by the documentary film: "Environmental Preservation through Mapoh-pohan Traditional Game" has been very good and can be used as a preservation media and promotion of "Mapoh-pohan" traditional games in the form of digital documentation. Keywords: Documentary Film, Mapoh-pohan, Traditional Game, Cyclic Strategy.


Author(s):  
Kadek Adi Sidiantara . ◽  
I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.S . ◽  
Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom. .

Permainan Tradisional “Adu Gangsing” adalah salah satu jenis permainan tradisional yang diwariskan sejak lama oleh nenek moyang kita. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter Permainan Tradisonal “Adu Gangsing” di Buleleng (sebagai warisan budaya leluhur yang tidak lekang oleh waktu), (2) Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir film dokumenter “Adu Gangsing” di Buleleng (sebagai warisan budaya leluhur yang tidak lekang oleh waktu) Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan model cyclyc strategy. Model ciclyc strategy terdiri dari tahap brief (riset awal dan penawaran ide), tahap 1 (pengumpulan data dan analisis kebutuhan film), tahap 2 (pra-produksi), evaluasi peneliti, tahap 3 (produksi dan pasca produksi), evaluasi uji ahli (ahli media dan ahli isi), tahap 4 (burning, desain poster, dan desain DVD), outcome (publikasi film) dan uji respon penonton. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter Permainan Tradisonal “Adu Gangsing” di Buleleng (sebagai warisan budaya leluhur yang tidak lekang oleh waktu) dalam kriteria sangat baik. Simpulan yang didapatkan yaitu perancangan film dokumenter Permainan Tradisonal “Adu Gangsing” di Buleleng (sebagai warisan budaya leluhur yang tidak lekang oleh waktu) telah berhasil dilaksanakan dengan model cyclic strategy dengan menggunakan tahapan produksi film. Film dokumenter Permainan Tradisonal “Adu Gangsing” sudah berhasil masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan hasil uji ahli isi dan media. Serta berdasarkan analisis terhadap 30 orang responden yang berasal dari kalangan masyarakat khususnya generasi muda dinyatakan bahwa film dokumenter ini mendapatkan total presentase sebesar 90,59% yang masuk kategori sangat baik.Kata Kunci : Kata kunci: Permainan Tradisional, Adu Gangsing, Film Dokumenter, Cyclic Strategy. Traditional games "Adu Gangsing" is one type of traditional game that has been inherited for a long time by our ancestors. This study aims to (1) produce designs and implement the results of the documentary documentary "Adu Gangsing" Traditional Games in Buleleng (as a timeless heritage), (2) To find out the public response to the final results of the documentary "Adu Gangsing" "In Buleleng (as a timeless cultural heritage) The type of research used in this study is research with a cyclyc strategy model. The Ciclyc strategy model consists of a brief stage (initial research and idea offering), stage 1 (data collection and film needs analysis), stage 2 (pre-production), researcher evaluation, stage 3 (production and post-production), expert test evaluation ( media expert and content expert), stage 4 (burning, poster design, and DVD design), outcome (film publication) and audience response test. The results of the study show that the documentary film "Adu Gangsing" Traditional Games in Buleleng (as a timeless cultural heritage) is in very good criteria. The conclusions obtained were the design of the documentary film "Adu Gangsing" Traditional Games in Buleleng (as a timeless cultural heritage) that has been successfully implemented with a cyclic strategy model using the stages of film production. The documentary film "Adu Gangsing" Traditional Games has successfully entered the excellent category according to the results of the content and media expert test. And based on the analysis of 30 respondents from the community, especially the younger generation, it was stated that the documentary film received a total percentage of 90.59% which was in the excellent categorykeyword : Keywords: Traditional Games, “Adu Gangsing”, Documentary Film, Cyclic Strategy


Author(s):  
I Gede Adhi Narayana . ◽  
I Made Putrama, S.T., M.Tech . ◽  
I Gede Partha Sindu, S.Pd., M.Pd. .

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter Tradisi Mebuug-buugan, ”Tradisi Desa Adat Kedonganan yang Telah Kembali”, (2) Untuk mengetahui respon masyarakat terhadap hasil akhir film dokumenter Tradisi Mebuug-buugan, “Tradisi Desa Adat Kedonganan yang Telah Kembali”. Metode penelitian yang digunakan pada film dokumenter Mebuug-buugan, “Tradisi Desa Adat Kedonganan yang Telah Kembali” adalah dengan metode cyclic strategy. Tradisi Mebuug-buugan yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah Mebuug-buugan yang ada pada Desa Adat Kedonganan, Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter Mebuug-buugan dalam kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media seluruhnya sudah sesuai. Sedangkan dari uji respon penonton disebar ke 30 responden. Berdasarkan data uji responden yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata presentase yaitu 91,20% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu film dokumenter Mebuug-buugan sudah sangat baik dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi Mebuug-buugan. Kata Kunci : Desa Adat Kedonganan, Film Dokumenter, Mebuug-buugan, Cyclic Strategy This study aims: (1) to produce a design and implement the results of the documentary design of the Mebuug-buugan tradition, "The Return of Traditional Village Traditions of Kedonganan", (2) to investigate the community response to the final results of the Mebuug-buugan tradition, "The Return of Traditional Village Traditions of Kedonganan". The research method used in the Mebuug-buugan documentary film, "The Return of Traditional Village Traditions of Kedonganan" was the cyclic strategy method. The Mebuug-buugan tradition chosen as the subject of this study was Mebuug-buugan in Kedonganan Traditional Village, Kuta District, Badung Regency. The results of the study showed that the Mebuug-buugan documentary film was in very good criteria. The results gained from the content expert test and the media expert test were all appropriate. Meanwhile the audience response test was distributed to 30 respondents. According to the respondents' test data that had been conducted, the average percentage was 91,20% with a "very good" achievement level. To conclude, the Mebuug-buugan documentary film was very good and could be used as a preservation media and promotion of Mebuug-buugan. keyword : Kedonganan Traditional Village, Documentary Film, Mebuug-buugan, Cyclic Strategy


Author(s):  
I Kadek Supriandana . ◽  
I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.S . ◽  
Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom. .

Tradisi lisan merupakan salah satu bentuk ekspresi kebudayaan daerah yang jumlahnya beratus-ratus di seluruh Indonesia. Tradisi Nampah Batu di Desa Depeha adalah upacara menek medesa, artinya warga masyarakat Desa Depeha yang telah melangsungkan upacara perkawinan yang dalam agama hindu disebut telah melaksanakan kehidupan grhasta asrama wajib ikut melaksanakan upacara Nampah Batu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : (1) Untuk mengimplementasikan hasil rancangan pengembangan film dokumenter Tradisi Nampah Batu. (2) Untuk mengetahui respon masyarakat Bali khususnya Desa Depeha terhadap hasil akhir film dokumenter Tradisi Nampah Batu. Metode penelitian yang digunakan dalam Film Dokumenter Tradisi Nampah Batu menggunakan metode cyclic strategy. Aplikasi ini diimplementasikan menggunakan Adobe Premiere Pro CC‎ sebagai pembuat video. Pemanfaatan aplikasi pembuat video dari dampak kemajuan teknologi menyebabkan para remaja atau anak muda mampu berkreasi dalam mengolah video dengan berbagai efek sesuai kemampuan dan keinginan sehingga video dapat dijadikan berbagai sarana yang vital dalam berbagai media promosi. Oleh karena itu, penulis mengembangkan sebuah film dokumenter yang berjudul Film Tradisi Nampah Batu “Kisah Dikutuknya Ida Ratu Ayu Manik Galih Oleh Dewi Danu” Di Desa Depeha Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Dengan dikembangkannya film dokumenter ini, diharapkan keberadaan tradisi Nampah Batu di Desa Depeha semakin di kenal, serta dapat dijadikan sebuah media pembelajaran baik dari segi proses dan makna di balik sebuah Tradisi Nampah Batu yang berada di Desa Depeha. Hasil akhir film dokumenter Tradisi Nampah Batu dapat memberikan wawasan bagi penonton terkait Tradisi Nampah Batu. Respon pengguna terhadap film dokumenter Tradisi Nampah Batu dapat dikategorikan sangat baik. Kata Kunci : Film Dokumenter, Tradisi Nampah Batu, Budaya , Cyclic Strategy The tradition Nampah Batu in Depeha Village is a menek medesa ceremony, meaning that the people of Depeha Village who have held a wedding ceremony which in Hindu religion are said to have carried out a dormitory private life must take part in carrying out the Tradition Nampah Batu ceremony. This study aims to (1) produce a design and implement the results of a documentary on the Development and Preservation of the Tradition Nampah Batu, (2) To find out the response of Depeha villagers to the final results of the Nampah Batu Tradition Film Documentary. The research method used in the documentary film Nampah Batu Tradition is the Development method with the Cyclic Strategy model. Cyclic Strategy is a method that sometimes has to be repeated before the next stage continues. The stages of Cyclic Strategy include briefs, stage 1, stage 2, evaluation 1, stage 3, evaluation 2, stage 4 and Outcome. With the making of the documentary film Tradition Nampah Batu, the public will realize the importance of the existence of local culture that is owned as a legacy of civilization in the past to be preserved as upholding historical values, norms and cultural uniqueness in the area of residence. In addition, the documentary film Tradition Nampah Batu can be used as a medium of information and an inspiration for the people of Depeha Village in particular. keyword : Documentary Film, tradition Nampah Batu, Culture, Cyclic Strategy


Author(s):  
I Gede Jupi Permana Bayu . ◽  
Gede Saindra Santyadiputra, S.T., M.Cs . ◽  
I Made Ardwi Pradnyana, S.T., M.T. .

Penelitian ini bertujuan: (1) Untuk menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter “Magandu”, (2) Untuk mengetahui respon siswa dan guru Sekolah Dasar terhadap hasil akhir film dokumenter “Magandu”. Metode penelitian yang digunakan pada film dokumenter “Magandu” adalah Research and Develompent dengan model Cyclic Strategy. Permainan Tradisional “Magandu” yang dipilih sebagai subjek penelitian adalah permaian tradisional “Magandu” yang ada pada Banjar Ole, Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter “Magandu” dalam kriteria sangat baik. Hasil yang diperoleh dari uji ahli isi dan uji ahli media seluruhnya sudah sesuai. Sedangkan dari uji respon penonton disebar ke 30 responden. Berdasarkan data uji responden yang telah dilakukan, didapatkan hasil rata-rata presentase yaitu 93,73% dengan tingkat pencapaian “sangat baik”. Kesimpulan yang didapatkan yaitu film dokumenter “Magandu” sudah sangat baik dan bisa digunakan sebagai media pelestari dan promosi “Magandu”.Kata Kunci : Film Dokumenter, Magandu, permainan tradisional, cyclic strategy These aims of this research are: (1) To produce the design and later be implemented in form of documentary video entitled “Magandu”, (2) To observe the students and teachers responses in the Elementary School about the result of “Magandu” video. The research method that has been used was Research and Development method with Cyclic Strategy model. The traditional game that was chosen as the research subject was “Magandu” which exist in Ole, Marga Dauh Puri Village, Marga District, Tabanan. The outcome of this research shows that documenter video “Magandu” gains a Very Good score. The score was obtained through test content expert judgments, media expert test, and documentary film expert test. Meanwhile, the result of respondent which was taken from 30 participants showed the average percentage was 93.73% which belong to a very good category. The result shows that documenter video “Magandu” is worthy and can be used as promotion media of “Magandu”.keyword : documentary, magandu, traditional games, cyclic strategy


Author(s):  
Kadek Agus Merta Yasa ◽  
Gede Saindra Santyadiputra ◽  
I Gede Mahendra Darmawiguna

Tradisi Magebeg-Gebegan merupakan tradisi yang dilakukan oleh Masyarakat Desa Tukadmungga. Tradisi perebutan kepala anak sapi ini dilaksanakan secara turun temurun oleh masyarakat Desa Tukadmungga yang digelar pada saat upacara Bhuta Yadnya yaitu upacara pecaruan tawur kesanga. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Untuk mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter tradisi  Megebeg–Gebegan Desa Tukadmungga, (2) Untuk mengetahui respon kalangan masyarakat terhadap hasil film dokumenter  tradisi Megebeg–Gebegan Desa Tukadmungga. Metode Penelitian yang digunakan pada film dokumenter tradisi Megebeg-Gebegan adalah model Cyclic Strategy. Cyclic Strategy merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Adapun tahap–tahap dari Cyclic Strategy diantaranya adalah brief, tahap 1, tahap 2, evaluasi 1, tahap 3, evaluasi 2, tahap 4 dan Outcome. Dengan dibuatkanya film dokumenter tradisi Megebeg–Gebegan ini, masyarakat akan menyadari pentingnya eksistensi tradisi lokal yang dimiliki sebagai warisan peradaban di masa lampau untuk dilestarikan sebagai penjunjung nilai sejarah, norma, dan keunikan tradisi di daerah tempat tinggal. Selain itu film dokumenter tradisi Megebeg-Gebegan ini dapat dijadikan sebagai media informasi serta menjadi inspirasi bagi masyarakat Desa Tukadmungga pada khususnya. Kata kunci : Film Dokumenter, Tradisi Megebeg–Gebegan, Tradisi Lokal. The Magebeg-Gebegan tradition is a tradition carried out by the Tukadmungga Village Community. This calf head grab tradition is carried out from generation to generation by the people in Tukadmungga Village which was held at the Bhuta Yadnya ceremony a day before Nyepi day, namely the tawur kesanga renewal ceremony. This study aims to (1) To implement the results of the documentary design of Megebeg-Gebegan tradition in Tukadmungga Village, (2) To find out the community response to the results of documentary film Megebeg-Gebegan tradition in Tukadmungga Village. The research method used in the documentary Megebeg-Gebegan tradition is the Cyclic Strategy model. Cyclic Strategy is a method that sometimes has to be repeated before the next stage continues. The stages of Cyclic Strategy include briefs, stage 1, stage 2, evaluation 1, stage 3, evaluation 2, stage 4 and Outcome. With this documentary on the Megebeg-Gebegan tradition, the public will realize the how importance is the existence of local traditions that have been held as a legacy of civilization in the past to be preserved as upholding historical values, norms, and unique traditions in the area of residence. In addition, the documentary of Megebeg-Gebegan tradition can be used as a medium of information as well as an inspiration for the people of Tukadmungga Village in particular. Keywords: Documentary Film, Megebeg-Gebegan Tradition, Local Tradition.


Author(s):  
I Putu Aditya Narayana . ◽  
Gede Saindra Santyadiputra, S.T., M.Cs . ◽  
Gede Aditra Pradnyana, S.Kom., M.Kom .

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan mengimplementasikan hasil rancangan film dokumenter Tok Lait Kancing (sebuah warisan karakter budaya bangsa). (2) mengetahui respon kalangan masyarakat terhadap hasil film dokumenter Tok Lait Kancing (sebuah warisan karakter budaya bangsa). Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan model ciclyc strategy. Model ciclyc strategy terdiri dari tahap brief (riset awal dan penawaran ide), tahap 1 (pengumpulan data dan analisis kebutuhan film), tahap 2 (pra-produksi), evaluasi peneliti, tahap 3 (produksi dan pasca produksi), evaluasi uji ahli (ahli media dan ahli isi), tahap 4 (burning, desain poster, dan desain DVD), outcome (publikasi film) dan uji respon penonton. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter Tok Lait Kancing (sebuah warisan karakter budaya bangsa) dalam kriteria sangat baik. Simpulan yang didapatkan yaitu perancangan film dokumenter Tok Lait Kancing telah berhasil dilaksanakan dengan model cyclic strategy dengan menggunakan tahapan produksi film. Film dokumenter Tok Lait Kancing sudah berhasil masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan hasil uji ahli isi dan media. Serta berdasarkan analisis terhadap 30 orang responden yang berasal dari kalangan masyarakat umum dinyatakan bahwa film dokumenter ini mendapatkan total presentase sebesar 94,33% yang masuk kategori sangat baik.Kata Kunci : Tok Lait Kancing, Permainan Tradisional, Film Dokumenter, Cyclic Strategy. This research aims to (1) create a design and implement the design result of documentary film of Tok Lait Kancing (the nation’s cultural heritage character). (2) to know about the responds of the society toward the documentary film of Tok Lait Kancing (the nation’s cultural heritage character). The research method that is used in this study was research and development with cyclic strategy model. Cyclic strategy model consist of brief step (early research and idea proposal), step 1 (data collection and film needs analysis), step 2 (pre-production), researcher evaluation, step 3 (production and post-production), expert evaluation (media expert and content expert), step 4 (burning, poster design, and DVD design), outcome (film publication) and test of audience respond. The result of this research shows that the documentary film of Tok Lait Kancing (the nation’s cultural heritage character) is in very good criteria. The conclusion gained is that the design of documentary film Tok Lait Kancing has successfully done by using cyclic strategy model with film production steps. Documentary film of Tok Lait Kancing has successfully counted into very good criteria in accordance with the result of expert of content and media test. And also, based on the analysis of 30 respondents that are come from the society, it is shows that this documentary film gained 94,33% in total that is counted as very good category.keyword : Tok Lait Kancing, Traditional Games, Documentary Film, Cyclic Strategy.


Author(s):  
I Wayan Supastika . ◽  
Gede Saindra Santyadiputra, S.T., M.Cs. . ◽  
I Gede Mahendra Darmawiguna, S.Kom., M.S .

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan rancangan dan implementasi hasil rancangan film dokumenter Penting “Cordophone dari Timur Pulau Dewata”, (2) mengatahui respon kalangan masyarakat terhadap hasil film dokumenter Penting “Cordophone dari Timur Pulau Dewata”. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan dengan model Cyclic Strategy yang terdiri dari tahap Brief (riset awal dan penawaran ide), tahap 1 (pengumpulan data dan analisis kebutuhan film), tahap 2 (pra produksi), evaluasi uji ahli (ahli media dan ahli isi), Tahap 3 (produksi dan pasca produksi), evaluasi uji ahli (ahli media dan ahli isi), tahap 4 (burning, desain poster, dan desain DVD), outcome (publikasi film) dan uji respon penonton. Hasil penelitian menunjukan bahwa film dokumenter Penting “Cordophone dari Timur Pulau Dewata” dalam kriteria sangat baik. Simpulan yang didapatkan yaitu perancangan film dokumenter Penting “Cordophone dari Timur Pulau Dewata” telah berhasil dilaksanakan dengan model cyclic strategy dengan menggunakan tahapan produksi film. film dokumenter Penting “Cordophone dari Timur Pulau Dewata” sudah berhasil masuk dalam kategori sangat baik sesuai dengan hasil uji ahli isi dan media. Serta berdasarkan analisis terhadap 25 orang responden yang berasal dari kalangan masyarakat umum dinyatakan bahwa film dokumenter ini mendapatkan total presentase sebesar 90% yang masuk kategori sangat baikKata Kunci : Penting, Alat Musik Tradisional, Film Dokumenter, Cyclic Strategy This research aims to (1) create a design and implement the design result of documentary film of Penting “Chordophone From The Eastern Island Of The Gods”. (2) to know about the responds of the society toward the documentary film of Penting “Chordophone From The Eastern Island Of The Gods”. The research method that is used in this study was research and development with cyclic strategy model. Cyclic strategy model consist of brief step (early research and idea proposal), step 1 (data collection and film needs analysis), step 2 (pre-production), expert evaluation 1 (media expert and content expert), step 3 (production and post-production), expert evaluation 2 (media expert and content expert), step 4 (burning, poster design, and DVD design), outcome (film publication) and test of audience respond. The result of this research shows that the documentary film of Penting “Chordophone From The Eastern Island Of The Gods” is in very good criteria. The conclusion gained is that the design of the documentary film of Penting “Chordophone From The Eastern Island Of The Gods” has successfully done by using cyclic strategy model with film production steps. Documentary film of Penting “Chordophone From The Eastern Island Of The Gods” has successfully counted into very good criteria in accordance with the result of expert of content and media test. And also, based on the analysis of 25 respondents that are come from the society, it is shows that this documentary film gained 90% in total that is counted as very good category.keyword : Penting, traditional musical instruments, Documentary Film, Cyclic Strategy.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document