scholarly journals PERBEDAAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA ANAK PRASEKOLAH (3-5 TAHUN) YANG MENGIKUTI PAUD dan TIDAK MENGIKUTI PAUD KOTA PEKALONGAN

2018 ◽  
Vol 9 (1) ◽  
Author(s):  
Ni’matul Ulya ◽  
Pedvin Ratna Meikawati ◽  
Putri Andanawarih

Salah satu prinsip dasar PAUD memberikan rangsangan pendidikan mencakup semua aspek perkembangan anak termasuk perkembangan kemandirian anak.Salah satu hal penting dalam perkembangan anak umur 3-5 tahun adalah perkembangan sikap sosialnya.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat sosialisasi anak prasekolah (3-5 tahun) yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD.Penelitian menggunakan desain penelitian deskriptif komparatif dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah 164 anak usia prasekolah (3-5 tahun) di Kelurahan Medono Kota Pekalongan. Teknik pengambilan sampel dengan simple random sampling untuk 40 anak prasekolah yang mengikuti PAUD dan quota sampling untuk 40 anak prasekolah yang tidak mengikuti PAUD. Analisis univariat menggunakan tabel distribusi frekuensi dari setiap variabel, sedangkan analisis bivariat menggunakan uji statistik kruskal wallis untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen.Hasil penelitian tingkat kemandirian anak yang mengikuti PAUD sebagian besar dalam kategori sedang (62,5 %) dan tidak mengikuti PAUD sebagian besar dalam kategori sedang (82,5 %) dan kurang (10 %). Melalui uji independent kruskal wallis didapatkan p value = 0,000 < α (0,05), sehingga disimpulkan ada perbedaan yang signifikan tingkat sosialisasi anak prasekolah yang mengikuti PAUD dan tidak mengikuti PAUD.Kata Kunci : Kemandirian, Anak Prasekolah, PAUDOne of the basic principles of early childhood education provides educational stimulation covering all aspects of child development including the development of child self-reliance. One important thing in the development of children aged 3-5 years is the development of social attitudes. The purpose of this study to determine the difference in the level of socialization of preschoolers (3-5 years ) who follow PAUD and do not follow PAUD.The research used descriptive comparative research design with cross sectional approach. The population is 164 preschoolers (3-5 years old) in Medono Urban Pekalongan City. Sampling technique with simple random sampling for 40 preschool children who follow PAUD and quota sampling for 40 preschool children who do not follow PAUD. The univariate analysis used the frequency distribution table of each variable, while the bivariate analysis used a crucial wallist statistic test to test the comparative hypothesis of two independent samples.The results of the research on the independence level of children following the early childhood education were mostly in the medium category (62.5%) and did not follow the PAUD mostly in the medium category (82.5%) and less (10%). Through independent test kruskal wallis obtained p value = 0,000 <α (0,05), so it is concluded there is significant difference of level of socialization of preschool children who follow early childhood and not follow PAUD.Keywords: Independence, preschool children, PAUD

2015 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
Author(s):  
I Gusti Bagus Magitojaya ◽  
Jehosua S. V. Sinolungan ◽  
Lydia David

Abstract: Nowadays, phenomeneon of juvenile delinquency has been spreading widely. Particularly to students, they usually perform juvenile delinquency that would harm themselves and finally trouble their minds due to consquences they are going to face. This study aimed to investigate the comparison of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency. This was an analytical observational study with a cross sectional design. Subjects were 86 students of Swadharma Mopugad High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School obtained by using simple random sampling. Data were analyzed by using T independent test with α=0.005. The T independent test showed a t value of 0.457 and a p value of 0.649 (> 0.005) which indicated that there was no significant difference of anxiety levels among students who performed juvenile delinquency in both high schools. Conclusion: There was no significant difference between anxiety levels of students who performed juvenile delinquency in Swadharma Mopugad Senior High School and Swadharma Werdhi Agung Senior High School.Keywords: juvenile delinquency, anxietyAbstrak: Fenomena kenakalan remaja makin meluas dewasa ini. Hal ini tentunya dapat menimbulkan kecemasan pada siswa yang melakukannya mengingat sanksi yang bisa diperoleh akibat perbuatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan kecemasan siswa yang melakukan perilaku kenakalan remaja. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan pendekatan potong lintang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling. Subyek penelitian ialah siswa kelas XI SMA Swadharma Mopugad dan siswa kelas XI SMA Swadharma Werdhi Agung dengan jumlah total 86 siswa. Data dianalisis dengan uji T Independent (α = 0,005). Hasil uji T Independent mendapatkan nilai t sebesar 0,457, p = 0,649, yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung. Simpulan: Tidak terdapat perbedaan tingkat kecemasan yang bermakna pada siswa yang melakukan kenakalan remaja di SMA Swadharma Mopugad dan SMA Swadharma Werdhi Agung.Kata kunci: kenakalan remaja, kecemasan


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 111
Author(s):  
Helly Apriyanti

The purpose of this research is to describe the understanding of early childhood education teachers on thematic learning planning. The focus of this research is the extent to which early childhood education teachers understand about thematic learning planning. This research is a descriptive research conducted at Raudhatul Athfal (RA) Se-Kecamatan Ajung. The population in this research are teachers of RA Se-Kecamatan Ajung where the sample selection is done by simple random sampling. Data collection tool in this research by using questionnaire. From the result of data analysis, it can be concluded that the average of early childhood teacher's understanding on thematic learning planning is 76%, so that it can be categorized that the teacher has understood the aspect of thematic learning planning.


Author(s):  
Tri Sakti Widyaningsih ◽  
Tamrin Tamrin

Background: Given the importance of early childhood education in child growth and development, the role of child caregivers in the school area community needs to conduct research on how management provides good stimulation when children enter pre-school age by providing an overview of the effectiveness of early childhood education (PAUD) on interaction ability Children Social at RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Methods: This study aims to determine the effectiveness of Early Childhood Education (PAUD) on the Social Interaction Ability of Children in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. The type of research used was quantitative with non-experimental used a cross-sectional design where the researcher seeks to analyze the effectiveness of children's social interaction skills assessed through the snake and ladder game intervention between groups of children who have attended PAUD and children who do not participate in PAUD in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City by involving all children who fall into the criteria, according to the needs of the researcher. The population in this study were 57 children at kindergarten (TK A) in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. The sample in this study were members of the population who met the inclusion and exclusion criteria of the study sample, as many as 36 children. Results: The study used the Chi Square analysis test and statistically the p value was 0.001 (<0.05). Conclusion: The conclusion in this study is that H0 is rejected Ha is accepted, there are differences in the social interaction of children who attend PAUD and do not participate in PAUD in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Suggestion: So that teachers can be creative in using game tools that function to develop the social interaction skills of students in RA Islamic Tunas Bangsa 4 Semarang City. Keywords: social interaction skills; early childhood education ABSTRAK Latar Belakang: Mengingat pentingnya pendidikan Usia Dini dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, maka peran perawat anak di komunitas area sekolah perlu melakukan penelitian bagaimana cara manajemen memberikan stimulasi yang baik ketika anak memasuki usia pra sekolah dengan memberikan gambaran tentang Efektifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Metode: Penelitian ini bertujuan mengetahui Efektifitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Anak Di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode non eksperimental (observasional) dengan menggunakan rancangan cross sectional dimana peneliti berupaya untuk menganalisis efektifitas kemampuan interaksi sosial anak yang dinilai melalui intervensi permainan ular tangga antara kelompok anak yang sudah pernah mengikuti PAUD dan anak yang tidak mengikuti PAUD di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang dengan cara melibatkan semua anak yang masuk dalam kriteria, sesuai kebutuhan peneliti. Populasi dalam penelitian ini adalah anak yang duduk pada usia taman kanak-kanak (TK A) di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang sejumlah 57 anak. Sampel dalam penelitian ini adalah anggota populasi yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi sampel penelitian, sebanyak 36 anak. Hasil: Penelitian menggunakan uji analisis Chi Square dan secara statistik didapatkan nilai p-value = 0,001 (<0,05). Kesimpulan :Kesimpulan dalam penelitian ini adalah H0 ditolak Ha diterima, ada perbedaan interaksi sosial anak yang mengikuti PAUD dan tidak mengikut PAUD di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Saran: Agar guru dapat berkreasi dalam menggunakan alat permainan yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan interaksi sosial peserta didik di RA Islamic Tunas Bangsa 4 Kota Semarang. Kata Kunci: kemampuan interaksi sosial; pendidikan anak usia dini


2020 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Asmarita Asmarita ◽  
Abdurrahman Hamid ◽  
Agnita Utami

The social and emotional development of young children is affected by many stimulating factors, and one of those factors is early childhood education. However, not all pre-school children have the opportunity to attend early childhood education. This study was aimed at comparing children’s social and emotional development of those who attend and do not attend early childhood education. This comparative study was carried out using a cross-sectional approach among 72 participants divided into 2 groups: 36 participants who attend early childhood education and 36 participants who do not attend early childhood education. Accidental sampling technique was applied to select samples, Non-parametric statistical test employed was the Mann Whitney test.  Comparison value of children attending and not attending early childhood education was P-value 0.000; the emotional comparison value was P-value 0.040. It means there were differences in social and emotional development between children who attend early childhood education and those who do not attend early childhood education. It can be concluded that early childhood education can help stimulate the development of children. Parents should pay more attention to their children’s social and emotional development, whereas if parents cannot be the medium to support children’s social and emotional development, they should engage their children to early childhood education.


2017 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
Author(s):  
Munjiati Munjiati ◽  
Aris Fitriyani ◽  
Walin Walin

Diaper is an option for most mothers because they are practical for the parents and make babies sleep better. Children who wear diapers often show late toileting development since they cannot feel a sense of damp when urinating. This study aimed to know the use of baby diapers on toilet training behavior of pre-school children in Early Childhood Education Programs (PAUD) and Kindergarten at Mersi village, Purwokerto. This was a non-experimental quantitative study with cross-sectional study design. The population was 217 children with history of diaper usage. The samples were 68 respondents who met the inclusion criteria. The data was analyzed using Chi Square. This research has already been conducted in 2013. The results showed that 85.4% respondents wore diapers, whereas 14.6% did not. 12.5% respondents had good toilet training behavior, 78% had sufficient behavior 78%, and 9.5% were lacking. There was a significant difference between history of diapers usage and toilet training behavior among pre-school children in Early Childhood Education Programs (PAUD) and Kindergarten at Mersi village (p=0,04). It can be concluded that there was a significant difference between the usage of baby diapers and toilet training behaviors in pre-school children.


2016 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Rukmini Rukmini

ABSTRAKMakanan yang sehat mengandung zat gizi yang dibutuhkan anak-anak. Namun kontaminasi bakteri dan racun mengakibatkan diare. Kebiasaan cuci tangan yang tidak benar juga meningkatkan angka kejadian diare. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan makanan dan kebiasaan cuci tangan dengan kejadian diare pada anak usia dini di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran, Surabaya. Penelitian ini menggunakan desain korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel dari penelitian ini adalah 67 anak pada lima PAUD di Kelurahan Tambak Wedi Kecamatan Kenjeran. Teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Data diperoleh menggunakan kuesioner. Hasil kemudian ditabulasi dan diuji menggunakan koefisien kontigensi. Hasil uji koefisien kontigensi didapatkan hasil antara makanan dan kejadian diare dimana p value 0.000 (α≤0.05) dan r= 0.615 sehingga terdapat hubungan kuat antara makanan dan kejadian diare. Hasil uji koefisien kontigensi didapatkan hasil antara makanan dan kejadian diare dimana p value 0.000 (α≤0.05) dan r= 0.619, sehingga terdapat hubungan kuat antara kebiasaan mencuci tangan dengan kejadian diare. Diharapkan orang tua dapat menyediakan makanan yang sehat dan membiasakan cuci tangan yang benar sejak usia dini pada anak agar dapat mencegah kejadian diare.Kata kunci: makanan, kebiasaan cuci tangan, diareABSTRACTHealthy food contains many nutrition substance that children need. But sometimes bacteria and poison contamination can cause diarrhea. Unprocedural hand washing habit can increase diarrhea. Aim of this study was to identify the relationship between food and hand washing habit with the incidence of diarrhea on early childhood at Tambak Wedi Administrative Village, Kenjeran Subdistric, Surabaya City. This research used correlation design with cross sectional approach. Samples of this research were 67 childern at five PAUD course at Tambak Wedi Administrative Village, Kenjeran Subdistric, Surabaya City. This research used simple random sampling. Data was collected by questionnaire. The result was tabulated and analized by coefficient contingency. The result showed there was a strong relationship between food and the incidence of diarrhea which p value 0.000 (α≤0.05) and r= 0.615 and there was a strong relationship between hand washing habit and the incidence of diarrhea which p value 0.000 (α≤0.05) and r= 0.619. It is expected that parents can provide a healthy diet and proper hand washing habit at an early childhood in order to prevent the incidence of diarrhea.Keywords: food, hand washing habit, diarrhea.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 92-99
Author(s):  
Aminah Aatinaa Adhyatma

Deteksi dini kanker serviks salah satunya melalui pemeriksaan Pap Smear, sebagai pemeriksaan sitologi untuk melihat adanya keganasan pada epitel serviks/ porsio. Salah satu masalah pelaksanaan Pap Smear umunya masih disebabkan karena masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan penduduk Indonesia mengenai pemeriksaan Pap Smear. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) dengan motivasi melakukan pemeriksaan Pap Smear di Desa Jetis Wilayah Kerja Puskesmas Jimbaran Tahun 2012. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik secara Cross Sectional pada wanita usia subur usia 35-40 tahun di Desa Jetis sebanyak 87 responden diambil dengan teknik Simple Random Sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner serta analisis data dengan menggunakan uji korelasi KendallTau (τ).Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang Pap Smear kurang yaitu sebesar 62,1% sedangkan motivasi responden untuk melakukan pemeriksaan pap smear sebagian besar rendah yaitu sebesar 86,2%. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan wanita usia subur dengan motivasi melakukan pemeriksaan pap smear (p value <0,05) dan nilai τ = 0,281 memiliki makna ada hubungan arah positif, hal ini berarti perubahan pengetahuan yang baik akan mempengaruhi motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear.


2020 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
Author(s):  
Basok Buhari ◽  
Susi Widiawati ◽  
Anggi Ellijayanti

Latar Belakang: Praktik klinik merupakan proses pembelajaran di rumah sakit yang bertujuan untuk mengenal lebih awal bagi mahasiswa mengaplikasikan ilmu yang didapat untuk mengenal proses keperawatan. Lingkungan klinik rumah sakit merupakan satu-satunya sumber kecemasan terbesar bagi kalangan mahasiswa keperawatan Praktik klinik ini akan menimbulkan kecemasan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik dirumah sakit. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Subjek yang diteliti adalah mahasiswa keperawatan yang praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi. Penelitian ini telah dilakukan pada Tanggal 16 s/d 20 Juli Tahun 2019 dengan 6 Ruang Rawat Inap. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple random sampling sebanyak 43 responden. Metode pengambilan data dengan menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat. Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 28 (65,1%) responden menyatakan peran preceptor baik, 25 (58,1%) responden memiliki pengetahuan yang baik dan 27 (62,8%) responden memiliki tingkat kecemasan normal terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa hubungan pengetahuan mahasiswa dengan kecemasan mahasiswa terhadap pembelajaran praktik klinik di RSUD Raden Mattaher Jambi Tahun 2019 (P-Value= 0,000). Saran: Diharapkan RSUD Raden Mattaher Jambi melakukan pelatihan secara berkala bagi preceptor. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi Rumah Sakit terkait peran preceptor dan pengetahuan mahasiswa yang dapat mempengaruhi kecemasan mahasiswa saat melakukan praktik klinik di Rumah Sakit. Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswa Keperawatan, Kecemasan, Peran Preceptor


2019 ◽  
Vol 4 (3) ◽  
Author(s):  
Ria Wulandari ◽  
Sari Puspita

Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai the silent disease atau the silent killer karena penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring bertambahnya usia. Tujuan: untuk mengetahui hubungan Pengetahuan, Dukungan Keluarga, dan Peran Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan di Puskesmas. Metode: Jenis penelitian ini menggunakan metode survey analilitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 65 orang dengan menggunakan tehnik simple random sampling. Hasil: Dari hasil analisa diperoleh bahwa ada hubungan pengetahuan (p-value 0,00), dukungan keluarga (p-value 0,00), peran petugas kesehatan (p-value 0,00), dengan dengan Kepatuhan Penderita Hipertensi dalam menjalani pengobatan. Saran: Disarankan dapat menjadi bahan masukan bagi Puskesmas untuk melakukan promosi kesehatan dengan penyuluhan tentang faktor-faktor resiko dan upaya pencegahan hipertensi yang dapat dilakukan masyarakat dan mengatur strategi untuk penanganan hipertensi dengan mengaktifkan kader PTM dengan melakukan screening sejak dini. Kata kunci    : Hipertensi, Pengetahuan, Dukungan Keluarga, Peran Petugas.


Author(s):  
Indra Agussamad ◽  
Maya Sari

Perawat merupakan petugas kesehatan dengan presentasi terbesar dan memegang peranan penting dalam pemberian pelayanan kesehatan.WHO (2013) mencatat, dari 39,47 juta petugas kesehatan di seluruh dunia, 66,7%-nya adalah perawat. Di Indonesia, perawat juga merupakan bagian terbesar dari tenaga kesehatan yang bertugas di rumah sakit yaitu sekitar 47,08% dan paling banyak berinteraksi dengan pasien. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional study dengan jumlah sampel 72 perawat dengan menggunakan teknik simple random sampling,dan penelitian ini secara univariat dan bivariat dengan Chy-Square yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan, pengawasan, motivasi, sikap dan ketersediaan alat terhadap kepatuhan perawat rawat inap dalam menggunakan alat pelindung diri dengan(p-value< 0,05).


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document