scholarly journals IMPLEMENTASI METODE K-MEANS UNTUK KLASTERISASI LAHAN PERTANIAN STRAWBERRY DI DAERAH SUBANG BERBASIS IoT(INTERNET OF THINGS)

2020 ◽  
Vol 13 (2) ◽  
pp. 49-60
Author(s):  
Usep Tatang Suryadi

Tingkat keasaman, kelembaban dan suhu udara pada tanah berpengaruh besar dalam pertumbuhan tanaman strawberry maka dari itu sangat dibutuhkan sebuah alat untuk mengetahui tingkat keasaman, kelembaban tanah ditambah suhu udara dan sistem klasterisasi tanah pertanian yang cocok untuk tanaman strawberry agar bisa dijadikan rujukan dalam merekomendasikan daerah mana saja yang cocok ditanami strawberry di lahan pertanian para petani di Daerah Subang. Data-data yang diproses oleh sistem didapatkan dari penelitan langsung ke lapangan dan pengambilan sampel tanah ke setiap titik daerah yang sudah ditentukan oleh penulis dengan berbagai pertimbangan mulai dari jenis dataran, suhu dan tingkat kekeringan tanahnya, data yang didapatkan adalah hasil dari sensor yang ditanamkan kedalam mikrokontroler dan disambungkan melalui sebuah jaringan hotspot dari smartphone lalu diproses menggunakan algoritma k-means clustering sehingga bisa diinputkan kedalam database menggunakan platform node-red. Data yang sudah masuk kedalam database bisa langsung diproses/dihitung dengan metode k-means yang sudah penulis tanamkan di dalam sistemnya, dan hasil akhir dari sistem ini kita bisa melihat hasil klasterisasi dari data yang sudah diproses oleh sistem menjadi 3 klaster dan penulis menggunakan 2 buah board mikrokontroler dan 3 sensor, untuk board mikrokontroler penulis memakai Arduino uno dan Node mcu ESP8266, untuk sensor penulis memakai sensor kelembaban tanah (soil moisture) dari China, sensor pH probe/ pH tanah , dan sensor suhu (DHT11) produk lokal dari Indonesia. Sistem yang dibangun menghasilkan klaster area pertanian yang cocok untuk budidaya tanaman strawberry.

2020 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 23-32
Author(s):  
Sampurna Dadi Riskiono ◽  
Roy Harry Syidiq Pamungkas ◽  
Yudha Arya

Development at this time is increasing, people expect a tool or technology that can help human work, so technology becomes a necessity for humans. This final task is made a device that can do the job of watering tomato plants automatically. This tool aims to replace the manual work becomes automatic. The benefit of this tool is that it can facilitate the work of humans in watering chili plants. This tool uses a soil moisture sensor which acts as a soil moisture detector and sends an order to Arduino Uno to turn on the relay driver so that the wiper motor can splash water according to the needs of the soil automatically. The making of this final project is done by designing, making and implementing system components which include Arduino uno as a controller, driver relay to blow on and off the wiper motor, LCD (Linquit Cristal Display) to display the percentage value of water content


2016 ◽  
Vol 5 (4) ◽  
pp. 327-333 ◽  
Author(s):  
Putri Asriya ◽  
Meqorry Yusfi

Telah dilakukan rancang bangun sistem monitoring kelembaban tanah menggunakan wireless sensor berbasis Arduino Uno. Rancangan perangkat keras sistem ini terdiri dari satu unit transmitter yang dilengkapi oleh sensor soil moisture SEN0114 V2 dan satu unit receiver. Semua unit dikendalikan dengan menggunakan Arduino Uno. Data kelembaban tanah dikirim oleh unit transmitter  ke unit receiver menggunakan transceiver nRF24L01+ yang memanfaatkan gelombang radio sebagai media pengiriman. Hasil deteksi nilai kelembaban tanah pada sensor ditampilkan oleh LCD 2x16 karakter. Hasil pengujian sensor kelembaban tanah meperlihatkan bahwa hubungan antara tegangan keluaran sensor dengan kelembaban tanah pada moisture meter adalah linear dengan nilai regresi sebesar 0,9758. Berdasarkan pengujian transceiver, jarak terjauh pengiriman data yang dapat diterima oleh receiver di luar ruangan tanpa ada penghalang adalah 200,1 m. Pada pengujian variasi sudut pengiriman, data dapat diterima oleh unit receiver pada sudut ³ 26,56⁰. Apabila sudut lebih kecil dari 26,56⁰ data masih dapat diterima dengan adanya delay hingga sudut 11,31⁰.Kata kunci: sensor soil moisture, kelembaban tanah, wireless, gelombang radio, nRF24L01+ 


2019 ◽  
Vol 16 (1) ◽  
pp. 25
Author(s):  
Yusman Yusman ◽  
Bakhtiar Bakhtiar ◽  
Ulan Sari

Smart home adalah suatu sistem rumah pintar yang menyediakan kenyamanan, keamanan dan efisiensi energi bagi rumah setiap saat. Smarthome dapat dipantau dan dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan smartphone. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang suatu sistem smarthome yang lebih efisian dengan lebih banyak parameter yang dapat dipantau dan dikendaliakan. Semua beban listrik dan parameter kondisi di rumah dapat kita pantau dengan jaringan komunikasi yang menghubungkan berbagai layanan dan peralatan elektronik, dapat diakses dan dikendalikan dari jarak jauh. Tekhnologi memonitoring dan mengendalikan dengan menggunakan smartphone banyak di aplikasikan untuk rumah pintar, dengan menggunakan ESP 8266 memungkinkan penghuni rumah dapat mengendalikan dan memantau rumahnya yang terhubung dengan koneksi internet. Untuk menyalakan kipas angin, lampu, blower, dan solenoid itu menggunakan ESP 8266. Sensor yang digunakan adalah sensor DHT11 yaitu berfungsi untuk membaca suhu dan kelembapan yang ada di ruangan. Maka pada rangkaian smart home tersebut untuk dapat menghitung diperlukan beberapa parameter-parameter, rangkaian smart home menggunakan solenoid yaitu pengunci pintu otomatis memerlukan perangkat saklar maghnet dalam membuka dan menutup pintu dengan parameter perhitungan daya kuat coil maghnet dengan tegangan (volt), lampu dalam rangkaian smart home digunakan sebagai penerangan, blower dan sensor gas bekerja sebagai pendeteksi bila ada terjadinya kebocoran gas kemudian blower berfungsi untu membuang keluar bau gas yang ada di sekitar rumah, melakukan intruksi melalui bahasa pemograman C.Kata-kata kunci: Smart Home, Mikrokontroler, Sensor, Internet of Things


2017 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
pp. 1 ◽  
Author(s):  
Dedi Satria ◽  
Syaifuddin Yana ◽  
Rizal Munadi ◽  
Saumi Syahreza

a b s t r a c tThe development of flood early warning technology has grown rapidly. The technology has led to an increase in technology in terms of communication and information. Internet of Things technology (IoTs) has provided a major influence on the development of early warning information system. In this article a protipe-based flood monitoring information system of Google Maps have been designed by integrating Ultrasonic sensors as the height of the detector, the Arduino Uno as a processor, U-Blox GPS modules Neo 6 m GSM module and as the sender of data is the height of the water and the coordinates to the station of the system informais flood. The design of the prototype produces information flood elevations along with location based Google Maps interface.Keywords:Flood, Arduino, Internet of Things Technology (IoTs), Ethernet a b s t r a kPengembangan teknologi peringatan dini banjir telah tumbuh dengan cepat. Teknologi tersebut telah mengarah kepada peningkatan di segi teknologi komunikasi dan informasi. Teknologi Internet of Things (IoTs) telah memberikan pengaruh besar terhadap perkembangan sistem informasi peringatan dini. Didalam artikel ini sebuah protipe sistem informasi monitoring banjir berbasis Google Maps telah dirancang dengan mengintegrasikan sensor ultrasonik sebagai pendeteksi ketinggian, Arduino Uno sebagai pemroses, modul GPS U-Blox Neo 6m dan modul GSM sebagai pengirim data ketinggian air dan koordinat ke stasion sistem informais banjir. Perancangan prototipe menghasilkan informasi ketinggian banjir beserta lokasinya berbasis antarmuka Google Maps.Kata Kunci: Banjir, Arduino, Internet of Things Technology (IoTs), Ethernet


2019 ◽  
Vol 8 (2S11) ◽  
pp. 3539-3543

In this present state-of-the-art, Internet of Things (IOT) is an emerging technology that is making our world smarter. WiFi enabled greenhouse monitoring is an intelligent system which is based on several sensors that monitor various changes in temperature, gas concentrations, light and soil moisture in the greenhouse. This comes with an added advantage or provision of linking all these sensors to your mobile phones or computers/laptops using Wi-Fi and internet services through the concept of Internet of Things (IoT), so that if there are any fluctuations, you will be notified immediately. This provides convenient control, through manual operations if necessary, of the greenhouse anytime and anywhere as long as the device is connected to the internet. In this an artificial environment is created so that the crops yield more crops per square meter compared to open field cultivation since the micro climatic parameters that determine crop yield are continuously examined and controlled to ensure that an optimum environment is created.


2021 ◽  
Vol 11 (2) ◽  
pp. 87-90
Author(s):  
Tito Rikanto

Penggunaan air dimasa kini sangatlah besar, banyak industri yang mencemari daerah mata air dan penebangan hutan secara liar juga merupakan penyebab menurunnya kualitas air. Kondisi air pada bak tampung dapat berubah-ubah dan pemantauan masih secara manual untuk memastikan kualitas air baik untuk digunakan, maka diperlukan alat otomatis untuk mengontrol kualitas air. Studi ini berbasis Internet of Things menggunakan Arduino UNO,ESP8266 dan LDR sebagai sensornya. Pengujian modul menggunakan 30 sampel air berbeda kondisi dengan total uji sampel sebanyak 90 kali dan pengujian dengan konsep waterflow.Hasil penelitian berupa perangkat modul yang dapat memantau dan mengkontrol kualitas kekeruhan air diharapkan mampu memberikan hasil akurat dalam memonitoring kualitas air pada bak tampung serta dapat mempermudah dan membantu manusia untuk terhindar dari penyakit akibat kualitas air yang tidak baikBerdasarkan hasil perhitungan uji sampel, penerapan mikrokontroler berbasiskan Internet of Things dalam memonitoring kualitas kekeruhan air didapat tingkat keakurasian modul dalam mendeteksi kualitas air sebesar 96,67%.Kata kunci: internet of things, miikrokontroler, monitoring kualitas air, waterflow.


Author(s):  
Jennifer S. Raj ◽  
Vijitha Ananthi J

Green house is generally a building of small or large structures. The structure of the green house is made of walls and the translucent roof, with the capability of maintaining the planned climatic condition. It ensures the growth of plants that requires a specified level of soil moisture, sunlight, humidity and temperature. The green house systems available are human monitored systems that entail the continuous human visit causing distress to the worker and also decrease in the yield if the temperature and the humidity are not properly and regularly maintained. This paves way for the concept of the green house automation. The green house automation formed by the incorporation of the Internet of things and the embedded system addresses the problem faced in the green house and provides with the automated controlling and monitoring of the green house environment replacing the undeviating administration of the farmers. This paper also proposes the automation using internet of things in green house environment by using the Netduino 3 and employing the sensors for the sensing the moisture, temperature, sunlight and humidity, to enhance the production rate and minimize the discomfort caused to the farmers.


Author(s):  
Alessandra Dutra Coelho ◽  
Bruno Guilherme Dias ◽  
Wanderson de Oliveira Assis ◽  
Fernando de Almeida Martins ◽  
Rogerio Cassares Pires

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document