scholarly journals A Business Model Canvas: Traditional Restaurant “Melayu” in North Sumatra, Indonesia

2016 ◽  
Vol 7 (2) ◽  
pp. 102
Author(s):  
Muhammad Isa Indrawan ◽  
Muhammad Dharma Tuah Putra Nasution ◽  
Efrizal Adil ◽  
Yossie Rossanty

The research purpose is to evaluate the business model on the traditional restaurant in Tanjung Pura, North Sumatera, Indonesia. Business Model Canvas (BMC) consists of customer segments, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, and cost structure. The research method was used qualitative descriptive analysis. The data collected using in-depth interviews. Analysis TOWS is to evaluate the business model on a traditional restaurant. The authors recommend increasing the intensity to visit the restaurant with the privilege of membership. The next recommendation is to collaborate with the new business partners such as banking, e-traveler, e-destination, and e-restaurant. The traditional restaurant enables to obtain the other revenues of the subscription fee and advertising space. Also, the authors recommend registering the food recipes as the intellectual property.

2018 ◽  
Vol 14 (2) ◽  
pp. 124
Author(s):  
Ayouvi Poerna Wardhanie ◽  
Deasy Kumalawati

Introduction. This study aims to analyze the business model canvas by the Library of Stikom Surabaya by using nine elements. They are customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, dan cost structure.Data Collection Method. The study used qualitative descriptive perspective to examine factual information and emerging practices in the field.Results and Discussions. Students, staff and community should be able to leverage the library services. The value offered was technology-based services and visitor convenience. Channels provided were the library website, email, social media. Customer relationships were built through personal assistance and self service. The key resources were human, technology and facilities. The key activities were learning commons. The key partnerships were internal and external partners. Conclusions. The Library is committed to realising its vision as a superior information center by providing a complete and fast information and communication channel in accordance with technological developments and customer needs.


2020 ◽  
Vol 18 (1) ◽  
pp. 95
Author(s):  
Husoen Mans Sovei

Berkembangnya barbershop membuat persaingan bisnis ini menjadi semakin ketat, bahkan di Kota Yogyakarta semakin banyak bermunculan barbershop. Tujuan utama dalam penelitian ini untuk menciptakan perancangan model bisnis berkelanjutan dalam mengembangkan bisnis usaha barbershop dengan menggunakan metode SWOT, dan BMC (Business Model Canvas). Penelitian ini difokuskan untuk perancangan model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) sembilan blok, yaitu: (1) Customer Segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue Streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan (9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yang selama ini dilakukan dalam usaha Unick Barbershop Yogyakarta ditemukan kelemahan beberapa elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada 4 elemen yaitu; Blok Key Activities, Blok Value Propositions, Blok Customer Segmentations, dan Blok Key Resources


2021 ◽  
Vol 15 (1) ◽  
pp. 250905
Author(s):  
Thanavutd Chutiphongdech ◽  
Rugphong Vongsaroj

Singapore Changi International Airport received the World's Best Airport from Skytrax. This was the 8th consecutive year that Changi won this renowned award. This paper aims to investigate Changi’s overall business operations to track its accomplishments in airport development. Examining the lessons learned by using a descriptive analysis under the Business Model Canvas (BMC) framework, the results reveal that Singapore Changi International Airport is a destination in itself. This concept affects customers' segmentation, which links to different value propositions deriving from using key resources and synergy among strategic partnerships. This paper also suggests that sustainability should be added to the BMC framework since it is another component behind the airport’s success. The practical contributions deriving from the lessons learned are presented.


Author(s):  
Amirullah Muh Amin ◽  
Lukman M Baga ◽  
Netti Tinaprilla

PT Architectaria Media Cipta is an architectural consulting and contractor company.The purpose of this research is to describe and improve the business model used by PT Architectaria Media Cipta based on Business Model Canvas (BMC) approach and SWOT analysis, and then develop a new business model prototype for PT Architectaria Media Cipta using Blue Ocean Strategy (BOS).BMC consist of customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partnerships, and cost structures. The data collected bystructured interview.There are seven unsurts that need to be improved in a major way, and the two unsurts are remedied in a minor.The new business model prototype is created with a new value proposition that makes home and office furnishings products with unique designs, fixed size, light weight that can be sold massively through webstores and marketplace. Innovative products made by utilizing waste materials with the concept of re-use and re-cycle, therefore) the selling price of the product remains affordable.


2021 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 72-78
Author(s):  
Lukluk Luklukmukhoyaroh

CV Ganteng Revolution merupakan industri rumahan yang bergerak dibidang pengolahan pangan. Salah satu produk yang dipasarkan adalah produk Semoet Ganteng. Semoet ganteng merupakan produk gula semut yang berkualitas dengan kemurnian 99%. Namun pada proses pemasarannya belum optimal. Untuk itu perusahaan perlu melakukan perumusan strategi dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan produk Semoet Ganteng. Business model canvas merupakan gambaran 9 elemen yang dapat menilai, dan mengubah model bisnis dalam bentuk 1 lembar kanvas atau kertas. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi baru berdasarkan pendekatan business model canvas. Dari 9 elemen ini yang saling berhubungan yaitu customer segmen, value propositions, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partnership, dan cost structure. Hasil penelitian ini menunjukkan penerapan strategi baru yang perlu ditambahkan pada beberapa elemen yaitu, channels dilakukan dengan pembuatan website dan memanfaatkan media sosial untuk promosi, promosi saat ini hanya dilakukan di akun Instagram @ganteng_organicofficial dengan pengikut sebanyak 1670 orang, kanal Youtube dengan 245 subscriber, pengikut Facebook sebanyak 70 orang, 764 orang yang melihat produk Semoet Ganteng pada akun Tokopedia, Shopee dengan pengikut 11 orang. Pada elemen customer relationship ditambah dengan pemberian voucher kepada pembeli, pembelian voucher ini senilai 50.000 diberlakukan untuk pembelian 10 karton, cost structure perlu ditambahkan biaya untuk membiayai pemasaran seperti biaya endorsement dan periklanan dimedia sosial.  


2020 ◽  
Vol 3 (1) ◽  
pp. 36
Author(s):  
Ayuni Rizma Maulida ◽  
Andre Geza Haryanto

The business world needs a business plan that can help entrepreneurs prepare everything needed for the smooth running of their business. This business plan can be made in the form of a business plan. One business plan model that has many advantages is the Business Model Canvas. The purpose of writing this article is to find out what needs to be considered in making a business plan using the Business Model Canvas. The results of the literature review show that using the Business Model Canvas business planning becomes clearer and more focused. The glass chip business, which is an example in the application of the canvas business model, is becoming more focused and clear. Therefore, in making a business model, the canvas has 9 important components, including Customer Segment, Value Propositions, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Activities, Key Partnerships, Key Resources and Cost Structures that need to be considered and structured clearly to help run the business.Keywords: business, Business Model Canvas, business plan, glass chips, planningABSTRAK Dunia usaha memerlukan suatu perencanaan usaha yang dapat membantu wirausahawan menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kelancaran usahanya. Perencanaan usaha ini dapat dibuat dalam bentuk business plan. Salah satu model business plan yang banyak memiliki keuntungan yaitu Business Model Canvas. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui apa saja yang perlu diperhatikan untuk membuat perencanaan usaha menggunakan Business Model Canvas. Hasil dari penelaahan pustaka menunjukkan dengan menggunakan Business Model Canvas perencanaan usaha menjadi lebih jelas dan terarah. Usaha keripik kaca yang menjadi contoh dalam penerapan Business Model Canvas ini menjadi lebih terarah dan jelas. Oleh karena itu dalam pembuatan Business Model Canvas memiliki 9 komponen penting diantaranya Customer Segment, Value Propositions, Channel, Customer Relationship, Revenue Streams, Key Activities, Key Partnership, Key Resources dan Cost Structure yang perlu diperhatikan dan disusun dengan jelas agar membantu kelancaran usaha. Kata Kunci: Business Model Canvas, business plan, keripik kaca, perencanaan, usaha


2016 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
Author(s):  
Eius Solihah ◽  
Aida Vitayala S. Hubeis ◽  
Agus Maulana

Usaha di bidang perikanan menghadapi berbagai kendala, sehingga untuk menjaga keberlangsungan usahanya, menuntut KNM Fish Farm yang merupakan usaha keluarga yang bergerak di bidang budidaya perikanan air tawar agar meningkatkan kinerja dengan cara memperbaiki model bisnis yang selama ini digunakan dalam menjalankan bisnisnya. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi model bisnis di KNM Fish Farm menggunakan BMC, (2) Menciptakan model bisnis perbaikan pada KNM Fish Farm. Data dikumpulkan dari Desember 2013 hingga Februari 2014 dan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada KNM Fish Farm. Alat analisis yang digunakan yaitu Business Model Canvas (BMC) dan Analisis SWOT. Penelitian ini difokuskanuntuk membuat model bisnis baru dengan pendekatan Business Model Canvas (BMC) yang melihat perusahaan melalui sembilan elemen, yaitu: (1) Customer segmentations, (2) Value Propositions, (3) Channels, (4) Customer relationship, (5) Revenue streams, (6) Key Resources, (7) Key Activities, (8) Key Partnerships, dan ( 9) Cost Structure. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model bisnis yangselama ini dilakukan oleh KNM Fish Farm ditemukan kelemahan pada ke-9 elemen BMC, oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada semua elemen.


2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 115-129
Author(s):  
Rahmatang Rahmatang ◽  
Evahelda Evahelda ◽  
Fournita Agustina

UMKM Toko Pelawan merupakan salah satu UMKM penghasil madu yang telah memiliki brand image. Meskipun usaha ini telah beriri cukup lama, akan tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki terutama pada inovasi serta permasalahan yang dialami berkaitan dengan banyaknya pesaing yang membuat produk serupa dan strategi yang diterapkan kurang efektif. Tujuan dalam penelitian ini, yaitu 1) mengidentifikasi model bisnis yang diterapkan di UMKM Toko Pelawan dengan pendekatan sembilan elemen business model canvas, yaitu customer segments, value propositions, channels, customer relationship, revenue streams, key resources, key activities, key partnership, cost structure. 2) Merumuskan alternatif strategi yang paling tepat di UMKM Toko Pelawan untuk mengembangkan usahanya dengan pendekatan business model canvas. Metode penelitian ini adalah analisis kualitatif yang terdiri analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil dari penelitian ini bahwa UMKM Toko Pelawan telah memenuhi kesembilan elemen dari business model canva.  Namun, model bisnis di UMKM Toko Pelawan saat ini masih memiliki kelemahan, sehingga menciptakan strategi yang dihasilkan dari perbaikan business model canvas seperti menambah agen, perlu menambah jenis lebah madu dan menambah rumah sarang lebah madu, membuat gerai yang lebih menarik dan nyaman, membuat kartu member, penambahan modal usaha, perlu memodifikasi bentuk dan ukuran kemasan yang bervariasi, melakukan pelatihan bagi anggota atau karyawan, perlu adanya kerja sama tertulis yang sah secara hukum.


2018 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 129-136 ◽  
Author(s):  
Syaiful Ayan ◽  
Chairul Furqon ◽  
Mokh. Adib Sultan

The purpose of this study was to describe the Business Model Canvas used by the weaving cualmaslina industry in Bangka Belitung. The type of the research used is qualitative descriptive. Data were collected through interviews, observations, and questionnaires. Data analysis was carried out through SWOT Analysis, EFAS/IFAS matrix, SWOT matrix, matrix combination of strategies and business model canvas analysis. This study found that the priority strategy that must be done by weaving cualMaslina is to utilize the product's uniqueness to attract goverment assistance and make a strong brand image to take advantage of business opportunities that are still wide open (SO). Analysis of Business Model Canvas on weaving cualMaslina found four elements that need to be improved; Customer segment forms a new segmentation, Channels works with business partners to create websites, Key activities form subdivisions of RD (quality control, design and coloring techniques), Key resources recruits HR Potential.Keyword. Business Model Canvas, analisis SWOT, EFAS/IFAS, Matriks SWOT


Author(s):  
Sunendar Sunendar ◽  
Rifki Andi Novia ◽  
Luthfi Zulkifli

AbstrakPengembangan ekonomi rakyat perlu diarahkan untuk mendorong perubahan nasional melalui pengembangan UMKM.  UMKM emping melinjo merupakan sentra unit usaha terbanyak di Kabupaten Batang. Maka perlu  analisa bisnis yang bisa diterapkan oleh wirausaha pengolahan melinjo salah satunya yaitu bisnis model kanvas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui analisa bisnis model yang  tepat dan analisa orientasi kewirausahaan. Jenis penelitian menggunakan analisa deskriptif dengan pendekatan orientasi kewirausahaan dan model bisnis kanvas. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan teknik wawancara. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus - Desember 2019. Respondennya yaitu pengusaha pengolahan emping melinjo sebanyak 30 Orang. Analisa menggunakan metode deskripsi dan model bisnis kanvas. Hasil peneltian menunjukan bahwa bisnis pengolahan melinjo memiliki sementasi konsumen yaitu konsumen luas. Preposisi nilai yaitu berdasarkan kinerja dengan mengutamakan kualitas agar tetap eksis dari tahun ke tahun. Saluran menggunakan pemasaran langsung dan tidak langsung. Hubungan konsumen dengan cara berkomunikasi langsung antara konsumer dengan pengusaha. Aliran uang bisnis pengolahan melinjo dari penjualan produk. Aktivitas utama dengan melalukan aktivitas produksi dan pemasaran. Sumberdaya utama yaitu bahan baku, tenaga kerja dan pemasaran. Mitra utama dengan pengrajin, pengusaha kemasan dan distibutor. Struktur biaya meliputi biaya variabel dan tetap.Kata kunci: bisnis model kanvas, usaha kecil menengah, orientasi wirausahaAbstractThe development of the people's economy needs to be directed to encourage national change through the development of MSMEs. MSMEs melinjo chips is the center of the largest business unit in Batang Regency. So the business analysis that can be applied by entrepreneurs processing melinjo one of them is the canvas business model. The purpose of this research is to know the right business model analysis and analysis of entrepreneurial orientation. This type of research uses descriptive analysis with an entrepreneurial orientation approach and canvas business model. The research method used is quantitative using interview and discussion techniques. The research was conducted in August-December 2019. The respondent was 30 people. Analysis using canvas description methods and business models.  The results of the study show that melinjo processing business has customer segments namely mass customer. The value propositions are based on performance by prioritizing quality to remain exist from year to year. Channels use direct and indirect marketing. Customer relationship by communicating directly between consumers and entrepreneurs. Revenue streams the processing business from the sale of the product. Key activities by going through production and marketing activities. Key resources are raw materials, labor and marketing. Key partnership with craftsmen, packaging entrepreneurs and distibutors. Cost structure includes variable and fixed costs.Keyword: business model canvas, MSMEs, entrepreneurial orientation


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document