PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SENI MUSIK MATERI BERNYANYI LAGU POPULER PADA PESERTA DIDIK KELAS IX B SMP NEGERI 2 MRANGGEN DEMAK

Author(s):  
Supriyadi

Pembelajaran seni musik materi bernyanyi lagu populer apabila dikaitkan dengan usia peserta didik sangat asing, walau dalam kehidupan sehari-hari mendengar dan menyanyikan lagu tersebut. Pembelajaran secara teori dan praktek dikelas masih asing dan jauh dari harapan. Perkembangan musik dan lagu menuntut ada aspek kreativitas, ekspresi, pemahaman lagu secara totalitas dan rasa percaya diri yang tinggi pada peserta didik. Pembuatan video bernyanyi secara kelompok tidak mudah dilakukan, dibutuhkan penguasaan pengambilan gambar, latihan, hasil atau proses lainnya membutuhkan keterampilan secara khusus. Aspek lain yang dibutuhkan adalah memanfaatkan teknologi digital handphone dan photo kamera yang baik guna membuat vidio bernyanyi lagu populer yang dilakukan baik secara individu atau kelompok. Hal ini menjadi tantangan peserta didik untuk menguasainya, walau secara sederhana untuk melaksanakan aspek teknik video bernyanyi lagu populer secara kelompok kompetensi memahami teknik bernyanyi musik modern dan menyanyikan musik modern sederhana secara perorangan maupun kelompok. Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah peningkatan pembelajaran seni musik materi bernyanyi lagu populer melalui model Project Based Learning pada peserta didik Kelas IX B Tahun 2020/ 2021 Di SMP Negeri 2 Mranggen?; 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Seni Musik materi bernyanyi lagu populer melalui model Project Based Learning pada peserta didik Kelas IX B Tahun 2020/ 2021 Di SMP Negeri 2 Mranggen?; Berdasarkan hasil penilaian kreativitas prasiklus, siklus 1 dan siklus 2 menunjukkan menunjukkan hasil penilaian yang signifikan, prasiklus dengan rata-rata nilai 61,20 kategori kurang (D), siklus1 rata-rata nilai 73, kategorin cukup (C) dan siklus 2 rata rata nilai 83 kategori baik (B). Hasil belajar penelitian pra siklus, siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut: hasil belajar pada pra siklus, peserta didik yang tuntas hanya 7 peserta didik (23,33%), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas sebanyak 23 peserta didik (76,67%). Pada siklus I hasil belajar pada peserta didik yang tuntas 18 peserta didik (60,00%), sedangkan yang tidak tuntas12 peserta didik (40,00%). Pada siklus II, 29 peserta didik semua tuntas (96,67%), sedangkan peserta didik yang tidak tuntas 1 peserta didik (3,33%). Hasil penelitian dinyatakan berhasil, berdasarkan diperoleh data: 1) Kreativitas peserta didik IX B SMP Negeri 2 Mranggen, Demak dengan menerapkan project based learning mencapai nilai rata rata B memenuhi kriteria baik. 2) hasil belajar peserta didik IX SMP Negeri 2 Mranggen, Demak dengan menerapkan project based learning mencapai 96,67% berarti peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar 65 melebihi tarjet 90%.

2019 ◽  
Vol 1 (1) ◽  
Author(s):  
Laely Farokhah ◽  
Tatang Herman ◽  
Al Jupri

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil studi pendahuluan yang menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa Sekolah Dasar masih rendah. Siswa masih mengalami kesulitan dalam mengkomunikasikan ide matematis. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan apakah terdapat perbedaan perolehan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model project based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran model project based learning dengan teknik mind map. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen dengan desain non-equivalent group design. Subjek penelitian terdiri dari 63 siswa kelas IV (Empat) salah satu Sekolah Dasar di Kota Bandung. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen tes kemampuan komunikasi matematis. Adapun analisis data menggunakan statistik non parametrik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perolehan kemampuan komunikasi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model project based learning dengan siswa yang memperoleh pembelajaran model project based learning dengan teknik mind map.


Author(s):  
Mawardi Mawardi ◽  
Puput Arum Puspita Sari

Hasil belajar yang kurang maksimal menunjukkan kemampuan berpikir kritis siswa yang kurang maksimal pula Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah problem based learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan antara metode pembelajaran Project-Based Learning terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Mekarsari 1 Kabupaten Tangerang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi Eksperimen dengan desain peneltian Nonequivalent Control Grup Design. Sampel penelitian ini adalah 67 siswa yang terdiri dari 36 untuk kelas eksperimen dan 31 untuk kelas control. Instrument penelitian yang digunakan sebagai tes kemampuan berpikir kritis siswa adalah 15 butir soal esay. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah uji-t untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan ternyata diperoleh thitung sebesar 6,778 pada taraf signifikan α = 5% yang kemudian dibandingkan dengan ttabel sebesar 2,028. Karena thitung > ttabel (6,778 > 2,028) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan berpikir kritis antara siswa yang diberi model pembelajaran Project-Based Learning dengan siswa yang diberi model pembelajaran konvensional. Kata Kunci : Kemampuan Berpikir Kritis, Project-Based Learning, Ilmu Pengetahuan Alam


JANACITTA ◽  
2019 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
Author(s):  
Banjar Mustika Hening ◽  
Ernawati Saptaningrum ◽  
Kiswoyo Kiswoyo

Project  based  learning  merupakan  strategi  pembelajaran yang  inovatif serta  memberi kesempatan peserta didik  berpikir  kritis  dan  mampu  menghasilkan  produk  nyata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efektivitas model Project Based Learning berbantu Mind Map dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode eksperimen berbasis proyek dengan rancangan penelitian pre eksperimental  dengan jenis one-group pretest-posttest design. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model project based learning berbantu mind map memberikan perbedaan signifikan terhadap hasil belajar siswa yang dibuktikan dengan perolehan thitung lebih besar dari pada ttabel  (5,720 > 2,023). Penghitungan N-Gain diperoleh 0,42 artinya peningkatan hasil belajar siswa meningkat dalam kategori sedang.


Author(s):  
Endang Wahyu Widiasari

PJJ Menggunakan Model Project Based Learning dengan Kolaborasi 11 Mata Pelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Wabah Covid 19 di  Kelas 8A SMPN 4 Cikalongwetan


2021 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 1-11
Author(s):  
Ratih Apri Sari ◽  
Bachrudin Musthafa ◽  
Fazri Nur Yusuf

AbstrakPembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan untuk digunakan dalam pembelajaran menurut kurikulum 2013. Pelaksanaan proses pembelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki karakteristik yang berbeda dengan pelaksanaan pembelajaran di Sekolah Menengah Atas (SMA). Guru SMK harus mampu mengembangkan model pembelajaran yang dapat menghasilkan aspek keterampilan kerja. Salah satu masalah paling kritis dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan adalah keengganan dan kreativitas guru yang kurang untuk menemukan cara agar pembelajaran lebih kreatif dan menyenangkan. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang suatu materi yang telah diajarkan dalam proses belajar mengajar, guru harus memberikan tugas kepada siswa. Penugasan dapat dilakukan dengan model Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi guru tentang pembelajaran berbasis proyek. Penelitian ini dilakukan dalam desain deskriptif kualitatif yang melibatkan tiga guru Bahasa Inggris SMK di Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau sebagai responden. Penelitian ini menggunakan wawancara semi terstruktur sebagai instrumen pengumpulan data. Hasil analisis menunjukkan bahwa guru memiliki persepsi positif terhadap pembelajaran berbasis proyek. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis proyek perlu dilakukan oleh guru di kelas Bahasa Inggris sebagai salah satu model dalam proses belajar mengajar karena berfokus pada siswa.Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Proyek, Persepsi Guru, dan Sekolah Menengah Kejuruan. AbstractProject-based learning is one of the recommended learning models to be used in learning according to the 2013 curriculum. The implementation of the learning process in Vocational High Schools have different characteristics from the implementation of learning in Senior High Schools. Vocational high school teachers must be able to develop learning models that can produce aspects of work skills. One of the most critical problems in teaching and learning English at Vocational High School is teachers’ unwillingness and less creativity to find ways to make learning more creative and fun. To find out what extent students understand about the material that has been taught in the teaching and learning process, the teachers must give assignments to the students. The assignments can be done with the model Project-Based Learning. The aim of this study was to investigate how teachers’ perception about project-based learning. This research conducted in descriptive qualitative design which involved three vocational high school English teachers in Indragiri Hilir Regency, Riau Province as respondents. This research used semi-structured interview as an instrument to collect the data. The result of the analysis showed that teachers have positive perception toward project-based learning. The conclusion can be drawn that project-based learning was needed to do by the teachers in EFL classroom as one of the models in teaching and learning process because its focus on student-centered.Keywords: Project-Based Learning, Teachers’ Perception, and Vocational High School.How to cite (APA Style): Sari, R., Musthafa,B., Yusuf, F.N. (2021).  Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek di Sekolah Menengah Kejuruan.  Jurnal Penelitian Pendidikan, 21 (2), 2021. 1-11. doi: https://10.17509/jpp.v21i2.36972


2018 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 189
Author(s):  
Sasmono Sasmono

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran menggunakan model Project Based Learning (PjBL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran kimia dengan pokok bahasan Hakikat Ilmu Kimia, serta untuk mengetahui besar peningkatannya. Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Variabel yang digunakan adalah peningkatan hasil belajar mencakup nilai kognitif dan psikomotorik. Adapun instrumen yang digunakan adalah pretes-postes, portofolio, lembar observasi, dan angket kuisioner. Data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nilai kognitif sebesar 97% dengan rata-rata nilai 82, siswa yang mencapai KKM nilai psikomotorik sebanyak 100% dengan rata-rata nilai 91. Terjadi peningkatan keberhasilan guru dalam menerapkan model pembelajaran PjBL pada siklus I sebesar 88% meningkat pada siklus II sebesar 97%. Peningkatan keaktifan rata-rata siswa pada siklus I sebesar 82%, meningkat pada siklus II sebesar 93%. Ketertarikan rata-rata siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 84% meningkat pada siklus II sebesar 92%. Hasil observasi penerapan PjBL secara keseluruhan menunjukkan nilai sangat baik yaitu 95. Berdasarkan hasil analisis data tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa pokok materi hakikat ilmu kimia.   Project Based Learning to Improve Student Learning Outcome in Chemistry Lessons with the Subject Matter of the Nature of Chemistry Abstract The purpose of this study was to determine whether learning using the Project Based Learning model can improve student learning outcomes in chemistry lessons with the subject matter of the nature of Chemistry, and to determine the magnitude of the increase. Classroom Action Research is carried out in 2 cycles. The variables used are improvement in learning outcomes including cognitive, and psychomotor values. The instruments used were pretest-posttest, portfolio, observation sheet, and questionnaire questionnaire. Data were analyzed qualitatively descriptive. From the results of the study obtained a picture of students who reached KKM cognitive value as much as 97% with an average value of 82, students who achieved KKM psychomotor value as much as 100% with an average value of 91. There was an increase in the success of teachers in applying the PjBL learning model in the first cycle of 88%, increasing in the second cycle by 97%. The increase in the average activity of students in the first cycle was 82%, increasing in the second cycle by 93%. The average interest of students also increases in the first cycle by 84%, increasing in the second cycle by 92%. Observation of the application of PjBL as a whole shows a very good value of 95. Based on the results of the analysis of the data shows that learning using the Project Based Learning model can improve student learning outcomes of the subject matter of the nature of chemistry.


2021 ◽  
Vol 5 (1) ◽  
pp. 10-20
Author(s):  
I Ketut Suardika ◽  
Heni Heni ◽  
La Anse

Tujuan dari penelitian ini adalah “untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri 51 Kendari melalui penerapan model Project Based Learning (PjBL) pada Tema Peristiwa Dalam Kehidupan. Prosedur penelitian yaitu: (a) perencanaan, (b) pelaksanaan tindakan, (c) observasi dan evaluasi, dan (d) refleksi. Jenis data yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui lembar observasise dangkan data kualitatif melalui tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa  yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus I berjumlah 18 orang dengan persentase sebesar 64,2% sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 35,7% . Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 71 sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan yang terdiri dari 24 orang siswa mendapat nilai tuntas dengan persentase ketuntasan adalah 85,7%, sedangkan jumlah siswa yang tidak tuntas adalah 4 orang dengan persentase sebesar 14,2%. Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II yaitu 77


2017 ◽  
Vol 1 (2) ◽  
pp. 88-95
Author(s):  
Siska Ryane Muslim

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh positif  penggunaan model Project Based Learning terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik peserta didik dan untuk mengetahui bagaimana kemandirian belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan  model Project Based Learning. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Populasi dalam penelitian ini yaitu peserta didik kelas X SMA Negeri 3 Tasikmalaya. Sampel diambil secara acak menurut kelas, kelas yang menjadi sampel yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 33 orang peserta didik dan kelas X-3 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 34 orang peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa soal tes kemampuan Pemecahan Masalah matematik peserta didik dan lembar observasi kemandirian belajar peserta didik. Berdasarkan hasil penelitian analisis data, dan uji hipotesis dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif penggunaan model Project Based Learning terhadap kemampuan Pemecahan Masalah eatif matematik peserta didik dan kemandirian belajar peserta didik dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan  model Project Based Learning memperoleh kategori tinggi. 


2020 ◽  
Vol 3 (3) ◽  
pp. 90-96
Author(s):  
Aulia Ulfah ◽  
Rusmansyah Rusmansyah ◽  
Abdul Hamid

Telah dilaksanakan penelitian tentang meningkatkan self-efficacy dan kemampuan berpikir kreatif siswa melalui model PjBL pada materi koloid di kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 6 Banjarmasin dengan 35 orang siswa. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan (1) keterlaksanaan aktivitas guru, (2) aktivitas siswa, (3) self-efficacy siswa, dan (4) kemampuan berpikir kreatif siswa. Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) model John Elliot 2 siklus dengan 2 pertemuan disetiap siklusnya. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan (1) keterlaksanaan aktivitas guru dari kategori cukup baik menjadi baik, (2) aktivitas siswa dari kategori cukup aktif menjadi aktif, (3) self-efficacy siswa dari kategori sedang menjadi tinggi, dan (4) kemampuan berpikir kreatif siswa dari kategori cukup kreatif menjadi kreatif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document