differential scanning calorimeter
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

318
(FIVE YEARS 29)

H-INDEX

30
(FIVE YEARS 4)

REPORTS ◽  
2021 ◽  
Vol 335 (1) ◽  
pp. 5-13
Author(s):  
A. Iskineyeva ◽  
A. Mustafayeva ◽  
G. Zamaratskaya ◽  
A. Sarsenbekova ◽  
S. Fazylov ◽  
...  

The present work aimed at encapsulation of fat-soluble vitamin Aevit (vitamins A and E, oil) with β-cyclodextrin. Inclusion complex of vitamins A and E with β-cyclodextrin was prepared in an aqueous alcohol medium by ultrasonic treatment. The surface morphology of the resulting clathrate inclusion complexes was described using a scanning electron microscope. The results of thermographic measurements on a differential scanning calorimeter are presented. The spectral properties of the inclusion complex are characterized by 1H and 13C NMR spectroscopy data. The experimental results confirmed the existence of a complex of inclusion of β-cyclodextrin with vitamin Aevit (2:1). The activation energy of the thermooxidation destruction reaction of the clathrate complex β-cyclodextrin:vitamin Aevit was calculated, kinetic parameters of thermal destruction of clathrate were determined. These parameters were determined based on the Freeman-Carroll, Sharpe-Wentworth, Ahar and Coates-Redfern methods. The use of the above models made it possible to graphically establish the thermodynamic parameters of the thermal decomposition of β-cyclodextrin and its clathrate with vitamin. The data of thermographic measurements on a differential scanning calorimeter showed that the thermal destruction of the Aevite clathrate with β-cyclodextrin begins with the removal of water molecules from the β-cyclodextrin cavity, then the “guest” substance and the cyclic oligosaccharide are destroyed.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 98
Author(s):  
Fikri Alatas ◽  
Titta Hartyana Sutarna ◽  
Moch. Reza Pratama ◽  
Tresna Lestari

Abstrak Latar Belakang: Irbesartan (IBS) adalah antihipertensi yang bekerja menghambat sistem renin-angiotensin dan memiliki kelarutan rendah dalam air, sehingga bioavailabilitasnya terbatas. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan ko-amorf irbesartan dengan l-arginin (ARG) dan untuk mengetahui dampaknya terhadap kelarutan dan laju disolusi irbesartan. Metode: Pembuatan kurva kelarutan fasa dilakukan dengan menentukan kelarutan IBS di dalam rentang konsentrasi 0,1-1,1M dari larutan ARG di dalam air. Ko-amorf dibuat dengan  menggiling 1,716 g IBS, 0,696 g ARG, dan lima tetes metanol di dalam Retsch mortar grinder RM 200 selama 15 menit. Untuk mengetahui terbentuknya ko-amorf dilakukan karakterisasi menggunakan difraktometer sinar-X serbuk dan differential scanning calorimeter (DSC). Uji kelarutan dalam media air dilakukan di suhu ruang, sedangkan dalam media larutan dapar pH 1,2 dan 6,8  dilakukan di suhu 37±°C.  Larutan dapar pH 1,2 dan 6,8 juga digunakan sebagai media pengujian laju disolusi. Hasil: Kurva kelarutan fasa IBS di dalam larutan ARG menunjukkan tipe AL. Difraktogram menunjukkan terbentuknya ko-amorf IBS-ARG setelah penggilingan. Termogram DSC hasil penggilingan juga menunjukkan telah terbentuk ko-amorf setelah penggilingan basah dengan transisi gelas (Tg) pada 82,2°C. Kelarutan ko-amorf IBS-ARG di dalam air, larutan dapar pH1,2 dan 6,8 berturut-turut 7,2, 2,0, dan 1,9 kali lebih tinggi daripada IBS murni. Laju disolusi ko-amorf IBS-ARG pada kedua media lebih cepat daripada IBS murni. Kesimpulan: Ko-amorf IBS-ARG  telah sukses dibuat dengan metode penggilingan basah yang menyebabkan kelarutan dan laju disolusinya lebih baik daripada IBS murni.     Abstract Background: Irbesartan (IBS) is an antihypertensive is an antihypertensive which acts to inhibit the renin-angiotensin system and has low water solubility, thus its bioavailability is limited. The aim of this study was to produce co-amorphous irbesartan-l-arginine (IBS-ARG) and to determine its impact on solubility and dissolution rate of irbesartan. Method: Preparation of phase solubility curve was carried out by determining the solubility of IBS in the concentration range 0.1-1.1 M of the ARG solution in water. Co-amorphous was prepared by grinding of 1.716 g IBS, 0.696 g ARG, and five drops of methanol in a Retsch mortar grinder RM 200 for 15 minutes. To determine the formation of co-amorphous, characterization was conduct by a powder X-ray diffractometer and a differential scanning calorimeter (DSC). The solubility test in aqueous medium was carried out at room temperature, while in the buffer solution media pH 1.2 and 6.8 was carried out at 37±0.5°C. The buffer solutions of pH 1.2 and 6.8 were also used as media for dissolution rate testing. Results: The IBS phase solubility curve in the ARG solution showed the AL type. The diffractogram showed the formation of IBS-ARG co-amorphous after wet milling. The DSC thermogram also showed that it was co-amorphous after grinding with a glass transition (Tg) at 82.2°C. The solubility of co-amorphous IBS-ARG in water, pH1.2 and 6.8 of buffer solutions were 7.2, 2.0, and 1.9 folds higher than pure IBS, respectively. The dissolution rate of IBS-ARG co-amorphous in both test media was faster than pure IBS. Conclusion: The IBS-ARG co-amorphous has been successfully prepared by the wet milling method which causes better the solubility and dissolution rate than pure IBS.  


Author(s):  
R. Parthasarathy ◽  
E. Prabhu ◽  
K. Venkatramanan ◽  
T. Gnanasekaran

Author(s):  
T. Gnanasekaran ◽  
R. Parthasarathy ◽  
S. Shyam Kumar ◽  
Venkatramanan Kannan

2020 ◽  
Vol 10 (2) ◽  
pp. 166
Author(s):  
Kuni Zu'aimah Barikah ◽  
Roisah Nawatila ◽  
Agnes Nuniek Winantari ◽  
Siswandono Siswodihardjo ◽  
Dwi Setyawan

Asiklovir (ASV) merupakan antiviral dengan bioavailabilitas oral yang rendah oleh karena sifat kelarutannya yang kurang baik. Pembentukan kokristal farmasi merupakan salah satu modifikasi padat yang dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan. Nikotinamida (NKT) merupakan bahan koformer berupa vitamin larut air yang memiliki potensi untuk berikatan dengan ASV membentuk kokristal ASV-NKT. Pembentukan kokristal secara umum dapat dilakukan dengan metode penguapan pelarut, akan tetapi kurang efisien dalam pembuatan skala besar. Oleh karenanya, telah dikembangkan beberapa metode lain yaitu metode grinding dan slurry. Kokristal ASV-NKT selanjutnya dibentuk menggunakan tiga metode yang berbeda yaitu penguapan pelarut, grinding dan slurry serta dianalisis menggunakan difraksi sinar-x serbuk, Differential Scanning Calorimeter (DSC) dan uji disolusi in vitro. Pengujian menggunakan difraksi sinar-x serbuk dan DSC menunjukkan adanya pembentukan fase padat baru yaitu kokristal walaupun belum menunjukkan hasil yang optimal. Akan tetapi, pembentukan kokristal ASV-NKT metode penguapan pelarut dan slurry memberikan efek peningkatan disolusi ASV pada media dengan pH 6,8. Peningkatan disolusi tersebut tidak didapatkan pada pembentukan kokristal ASV-NKT dengan metode grinding. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa pembentukan kokristal ASV-NKT mendapatkan hasil lebih optimal dengan menggunakan metode penguapan pelarut dan slurry dibandingkan metode grinding.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document