nervus medianus
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

77
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

4
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Rindu Febriyeni Utami ◽  
Siti Munawarah ◽  
Hatifa Khairunissa

ABSTRAK Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan neuropati tekanan terhadap nervus medianus dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan. Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gerakan repetitif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gerakan repetitif terhadap kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.Desain penelitian ini adalah kuantitatif dengan study cross sectional. Tekhnik pengambilan sampel menggunakan metode accedental sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2021 terhadap 40 orang pekerja pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.Hasil uji statistik chi-square didapatkan angka kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh adalah 31 orang (77,5%), dan gerakan repetitif yang beresiko sebanyak 33 orang (82,5%). Nilai signifikan kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) dengan gerakan repetitif didapatkan p=0,000.Disimpulkan terdapat hubungan gerakan repetitif terhadap kejadian Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada pemetik daun teh di PT. Mitra Kerinci Kabupaten Solok Selatan Tahun 2021.   Kata kunci : Gerakan Repetitif, Carpal Tunnel Syndrome (CTS)


2021 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 335-343
Author(s):  
Nurika Amalina ◽  
Lanny Indriastuti ◽  
Hari Peni Julianti ◽  
Hindun Zuhdiana ◽  
Noviolita Dwi Kusumawati

Pendahuluan : Carpal Tunnel Syndrome (CTS), terjadi akibat kompresi lokal pada nervus medianus, merupakan neuropati jebakan yang sering terjadi. Latihan gliding nervus medianus membutuhkan kombinasi terapi konservatif lain untuk dapat memberikan perbaikan klinis pada CTS yang optimal. Radial shock wave therapy (RSWT) sebagai metode terapi yang aman, efektif, praktis, dan non-invasif, dapat digunakan sebagai terapi tambahan untuk menghilangkan nyeri dan disabilitas pada pasien CTS.   Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efek RSWT pada latihan gliding nervus medianus terhadap perbaikan derajat nyeri dan skor fungsional tangan pada penderita CTS.   Metode : Penelitian ini merupakan randomized controlled trial. Sampel adalah 22 pasien poliklinik Rehabilitasi Medik RSUD KRMT Wongsonegoro, Semarang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak. Kelompok perlakuan (n=11) mendapatkan penambahan RSWT 4 kali pada latihan gliding nervus medianus 3 kali sehari setiap hari selama 4 minggu. Kelompok kontrol (n=11) melakukan latihan gliding nervus medianus saja. Derajat nyeri diukur algometer manual dan skor fungsional tangan dinilai dengan BCTQ.   Hasil : Penelitian ini merupakan randomized controlled trial. Sampel adalah 22 pasien poliklinik Rehabilitasi Medik RSUD KRMT Wongsonegoro, Semarang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak. Kelompok perlakuan (n=11) mendapatkan penambahan RSWT 4 kali pada latihan gliding nervus medianus 3 kali sehari setiap hari selama 4 minggu. Kelompok kontrol (n=11) melakukan latihan gliding nervus medianus saja. Derajat nyeri diukur algometer manual dan skor fungsional tangan dinilai dengan BCTQ.   Simpulan : RSWT memperbaiki derajat nyeri dan skor fungsional tangan penderita CTS yang mendapatkan latihan gliding nervus medianus.   Kata kunci : radial shock wave therapy, carpal tunnel syndrome, latihan gliding


CME ◽  
2021 ◽  
Vol 18 (9) ◽  
pp. 44-44
Author(s):  
Christina Ott
Keyword(s):  

2021 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 91
Author(s):  
Ni Luh Made Susanthi Pramandani ◽  
I Made Ady Wirawan

ABSTRAK Carpal Tunnel Syndrome (CTS) merupakan salah satu gangguan pada lengan tangan akibat penyempitan terowongan karpal sehingga terjadi penekanan terhadap nervus medianus. Gerakan tangan saat menggunakan keyboard dan mouse dalam bermain game online memiliki tingkat repetisi tinggi pada jari tangan sehingga dapat berpengaruh terhadap kejadian CTS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi dan faktor risiko CTS pada siswa SMA pemain game online di Kota Denpasar. Penelitian kuantitatif analitik dengan rancangan cross-sectional study. Responden berjumlah 70 siswa dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil menunjukan proporsi CTS responden sebesar 31,43% dengan kategori ringan. Seluruh variabel karakteristik individu yang mencakup usia (p=0,25) dan jenis kelamin (p=0,50) tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian CTS, sedangkan variabel pola bermain, perangkat bermain, dan repetitive motion (p=0,00) terbukti memiliki hubungan bermakna dengan kejadian CTS. Pola bermain merupakan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kejadian CTS pada siswa pemain game online dengan OR= 23,74. Oleh karena itu diperlukan adanya dukungan pemerintah berupa program preventif - rehabilitatif bagi pecandu game untuk mengedukasi siswa dan orangtua terkait dampak game online.   Kata Kunci: Carpal Tunnel Syndrome, Siswa, Game Online


2021 ◽  
Vol 53 (01) ◽  
pp. 31-39
Author(s):  
Julian Poetschke ◽  
Daniel Schwarz ◽  
Thomas Kremer ◽  
Susanne Rein

Zusammenfassung Hintergrund Im klinischen Alltag ist bei einem Nervus-interosseus-anterior-Syndrom die Differenzierung der Ätiologie zwischen Kompressionsneuropathie und neuritischem Syndrom häufig komplex. Material und Methoden Anhand eines aktuellen Literaturüberblicks erfolgt die Analyse der klinischen Besonderheiten sowie der Möglichkeit der diagnostischen Aufarbeitung des neuritischen Nervus-interosseus-anterior-Syndroms in Abgrenzung zur Kompressionsneuropathie, um darauf basierend die therapeutischen Möglichkeiten darzulegen. Ergebnisse Das Nervus-interosseus-anterior-Syndrom geht oft auf eine Neuritis der Fasern des Nervus interosseus anterior im Hauptstamm des Nervus medianus zurück. Die diagnostische Differenzierung von der Kompressionsneuropathie des Nervus interosseus anterior ist mithilfe einer dezidierten neurophysiologischen Abklärung sowie der Bildgebung mittels MR-Neurografie und Neurosonografie zuverlässig möglich. Therapeutisch stehen konservative Maßnahmen im Vordergrund, operative, mikrochirurgische Interventionen gewinnen jedoch zunehmend an Bedeutung. Schlussfolgerung Das Nervus-interosseus-anterior-Syndrom erfordert eine differenzierte Abklärung, um die Behandlung optimal steuern zu können. Während die konservative Therapie der Neuritis weiter der Goldstandard ist, kann bei bildmorphologischem Nachweis von Konstriktionen und Torsionen die interfaszikuläre Neurolyse erwogen werden und scheint hier zu einer Verbesserung der Ergebnisse zu führen.


2021 ◽  
Vol 53 (01) ◽  
pp. 26-30
Author(s):  
Hans-Georg Damert ◽  
Karin Fischer ◽  
Hermann-Josef Rothkötter ◽  
Isabella Mehling

Zusammenfassung Hintergrund Die Dekompression des Nervus interosseus anterior beim gleichnamigen Syndrom (syn. Kiloh-Nevin-Syndrom) kann sowohl offen als auch endoskopisch erfolgen. Bei der endoskopischen Dekompression dienen äußere anatomische Landmarken als Orientierung. Ziel der Studie war es, den Ort der Aufteilung des Nervus medianus im Verhältnis zum Ellenbogengelenk zu bestimmen, um so die Präparation bei der endoskopischen Dekompression zu erleichtern. Material und Methoden An 31 Leichen wurde der Nervus medianus in seinem Verlauf präpariert und der Abgang des Nervus interosseus anterior in Bezug auf das Ellenbogengelenk untersucht. Als äußere anatomische Landmarke wurde eine Linie zwischen den Kondylen des distalen Humerus gezogen und die Distanz bis zum Abgang des Nervus interosseus anterior vom Nervus medianus bestimmt. Ergebnisse Die anatomischen Untersuchungen erfolgten an 62 Armen. Es handelte sich um 11 Formalin-fixierte und 20 kälte-asservierte Leichen. Die interkondyläre Distanz betrug durchschnittlich 7,2 cm ± 0,5 (Min. 5,8; Max. 7,8). Der Abgang des N. interosseus anterior aus dem N. medianus fand sich durchschnittlich 39 mm ± 18 (Min. 8, Max. 80) distal der interkondylären Linie; 12-mal lag er weniger als 2 cm distal davon. Die Entfernung zwischen der interkondylären Linie und dem Abgang des N. interosseus posterior aus dem N. medianus korrelierte mit der Länge des Oberarmes, aber nicht mit dem Kondylenabstand. Schlussfolgerung Der N. interosseus anterior zweigt im Mittel ca. 4 cm distal der interkondylären Linie aus dem N. medianus ab. In ca. 20 % liegt die Abzweigung des N. interosseus anterior aus dem N. medianus weniger als 2 cm distal der interkondylären Linie. Dies ist für die endoskopische Technik von Bedeutung und sollte beachtet werden.


2020 ◽  
Author(s):  
D Cucchi ◽  
F Luceri ◽  
C Zaolino ◽  
A Menon ◽  
C Burger ◽  
...  
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 8 (3) ◽  
pp. 175
Author(s):  
Gede Parta Kinandana ◽  
I Ketut Suyasa ◽  
Wahyuddin Wahyuddin ◽  
Putu Astawa ◽  
I Made Ady Wirawan ◽  
...  

Pendahuluan: Cervical radiculopathy merupakan suatu kondisi klinis dimana terjadinya kompresi pada akar saraf yang menyebabkan perubahan fisiologis pada jaringan saraf. Tujuan Penelitian: membuktikan upper limb neurodynamic bilateral lebih menurunkan nyeri, meningkatkan range of motion (ROM) cervical, dan ekstensi elbow pada penderita cervical radiculopathy jika dibandingkan dengan neurodynamic ipsilateral. Metode:  Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan rancangan pre dan post-test control group design menggunakan 24 orang sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Pada Kelompok 1 diberikan upper limb neurodynamic ipsilateral sedangkan Kelompok 2 diberikan intervensi upper limb neurodynamic bilateral. Intervensi diberikan sebanyak 12 kali. Pengukuran skor nyeri menggunakan numerical pain rating scale (NPRS) dan ROM cervical menggunakan goniometer dan tension nervus medianus diukur melalui ROM ekstensi elbow. Hasil: Perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok didapatkan pada pengukuran skor nyeri dengan nilai p = 0,000 (p<0,05) pada pengukuran nyeri diam dan saat neurodynamic testing. Perbedaan yang bermakna juga ditemukan pada pengukuran ekstensi elbow dengan nilai p = 0,000 (p<0,05). Perbedaan yang tidak bermakna ditemukan pada pengukuran ROM cervical (ekstensi, rotasi, dan lateral fleksi ipsilateral) dengan nilai p = 0,377; 0,110; dan 0,342 secara berurutan (p > 0,05). Kesimpulan: upper limb neurodynamic bilateral lebih menurunkan skor nyeri dan menurunkan tension nervus medianus dibandingkan dengan upper limb neurodynamic ipsilateral dan tidak lebih meningkatkan ROM cervical pada penderita cervical radiculopathy.   Kata kunci: nyeri, ROM cervical, ROM ekstensi elbow, neurodynamic ipsilateral, neurodynamic bilateral, cervical radiculopathy


2020 ◽  
Vol 26 (2) ◽  
Author(s):  
Suparto Suparto ◽  
Vanessa Malise Lisandra ◽  
Irvan Tanpomas ◽  
Citra Rencana Perangin-angin

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah gangguan saraf pada ekstremitas atas di mana nervus medianus terhimpit. Gangguan ini disebabkan oleh berbagai faktor yang mengakibatkan penyempitan terowongan karpal. Penyebab paling umum adalah pekerjaan engan gerakan mengetik atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan berulang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran kejadian CTS pada karyawan administrasi yang menggunakan komputer setiap harinya berdasarkan keluhan utama, usia, jenis kelamin, lama mengetik, masa kerja, posisi pergelangan tangan dan tes phalen. Sampel diperoleh dengan cara purposive sampling. Data penelitian dikumpulkan melalui kuesioner serta tes phalen dan diolah menggunakan program SPSS 23. Hasil penelitian dari 29 responden didapatkan gambaran risiko CTS dengan rentang usia 40-60 tahun sebanyak 11 responden (37,9%) berisiko CTS, 16 responden (55,2%) positif CTS. Karyawan dengan lama bekerja lebih dari 4 jam per hari dan berisiko CTS sebanyak 18 responden (62,1%) dan karyawan dengan masa kerja lebih dari 4 tahun dan berisiko CTS sebanyak 23 responden (79,3%). Sebanyak 16 responden (55,2%) dengan posisi pergelangan tangan janggal  berisiko mengalami CTS. Studi menyimpulkan bahwa angka kejadian CTS pada karyawan administrasi meningkat seiring dengan bertambahnya usia, lama bekerja dan posisi pergelangan tangan yang janggal pada saat bekerja. Karena itu, edukasi kepada karyawan administrasi mengenai faktor yang dapat menyebabkan CTS harus dilakukan.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document