scriptural reasoning
Recently Published Documents


TOTAL DOCUMENTS

82
(FIVE YEARS 17)

H-INDEX

4
(FIVE YEARS 0)

2021 ◽  
Author(s):  
Peter Ochs
Keyword(s):  

Author(s):  
You Bin

Interreligious learning through cross reading the Scriptures, including the Christian Bible, has been a long-standing cultural phenomenon in China. The essay looks at the recent reception and experimental practice of Scriptural Reasoning (SR) in China in the last twenty years, and the extensions of SR made by Chinese scholars, for instance, the transformation of SR to a discipline of Comparative Scripture, the integration of SR with ancient Chinese values of deep learning in border crossing, and an inclusion of Chinese religious Scriptures in SR, etc. A report and evaluation of a ten-month experimental practice of SR at Minzu University of China follows. And finally, the essay identifies some prospects for SR in China, including promoting the practice of SR among religious communities, developing a systematic interpretation of sacred texts with the inspiration from SR, and a deep combining of SR, methodologically and theoretically, with the study of history of Chinese religions.


2020 ◽  
Vol 9 (2) ◽  
pp. 164
Author(s):  
Oluwaseun Sulaiman Saidu

The need for an alternative to the current mainstream financial architecture is not in doubt. As exigent as this call might be through the Islamic finance conduit, it has to be done properly. This is particularly important if we must avoid associated shari’ah risks, avoid rubbing the face of the religion, Islam in the mud, and of course, if we must reap the benefits that accrue from following Allah’s dictates in all our affairs including “econo-financial” matters. This study aims at marshaling a path towards scripting a pristine and practicable Islamic finance by identifying two salient preconditions for it. It utilizes a diachronic approach whilst resorting to scriptural reasoning, historical evidence and were analyzed using inductive rationale. The study finds some unique issues cum scenarios that cannot be shoved or brushed aside as far as Islamic financing is concerned. viz; Scenario one: The impracticability of Islamic financing without an enabling Islamic Law; Scenario two: The non-implementability of Islamic financing without the Islamic man; Scenario three: Islamic finance orchestrated without an Islamic law but with an Islamic man; Scenario four: A “globalized” Islamic finance that can at best fit into a practicable legal micro-framework in today’s world; and Scenario five: A non-global Islamic finance within a practicable legal micro-framework.========================================================================================================Prasyarat Menuju Praktik Keuangan Islam Sejati. Kebutuhan akan sebuah arsitektur keuangan alternatif dari yang ada sekarang merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi. Walaupun seruan ini mungkin mendesak melalui saluran keuangan Islam, itu harus dilakukan dengan benar. Hal ini sangat penting untuk menghindari risiko yang terkait kesyariahan sistem keuangan dalam Islam, ibaratnya ini merupakan upaya untuk menghindari menggosok wajah agama Islam dengan lumpur. Jika kita harus menuai manfaat dari melaksanakan perintah Allah, maka itu ada dalam semua urusan termasuk masalah "Econo-financial". Kajian ini bertujuan menyusun jalan menuju skrip keuangan Islam yang murni dan praktis dengan mengidentifikasi dua prasyarat penting untuk itu. Studi ini menggunakan pendekatan diakronis dengan melakukan penalaran terhadap teks-teks keagamaan, bukti sejarah, dan dianalisis dengan rasionalisasi induktif. Penelitian ini menemukan beberapa masalah unik sekaligus skenario yang tidak dapat disingkirkan atau disingkirkan sejauh menyangkut keuangan Islam. yaitu; Skenario satu: Ketidakpraktisan pembiayaan keuangan syariah tanpa adanya hukum Islam yang memungkinkan; Skenario dua: Ketidakimplementasian pembiayaan keuangan Islam tanpa Islamic man; Skenario tiga: Keuangan Islam diatur tanpa hukum Islam tetapi dengan Islam man; Skenario empat: Keuangan Islam yang "diglobalisasi" yang paling sesuai dengan kerangka mikro hukum yang dapat diterapkan di dunia saat ini; dan Skenario lima: Keuangan Islam non-global dalam kerangka mikro hukum yang praktis.


Author(s):  
Oluwaseun Sulaiman Saidu

The need for an alternative to the current mainstream financial architecture is not in doubt. As exigent as this call might be through the Islamic finance conduit, it has to be done properly. This is particularly important if we must avoid associated shari’ah risks, avoid rubbing the face of the religion, Islam in the mud, and of course, if we must reap the benefits that accrue from following Allah’s dictates in all our affairs including “econo-financial” matters. This study aims at marshaling a path towards scripting a pristine and practicable Islamic finance by identifying two salient preconditions for it. It utilizes a diachronic approach whilst resorting to scriptural reasoning, historical evidence and were analyzed using inductive rationale. The study finds some unique issues cum scenarios that cannot be shoved or brushed aside as far as Islamic financing is concerned. viz; Scenario one: The impracticability of Islamic financing without an enabling Islamic Law; Scenario two: The non-implementability of Islamic financing without the Islamic man; Scenario three: Islamic finance orchestrated without an Islamic law but with an Islamic man; Scenario four: A “globalized” Islamic finance that can at best fit into a practicable legal micro-framework in today’s world; and Scenario five: A non-global Islamic finance within a practicable legal micro-framework.========================================================================================================Prasyarat Menuju Praktik Keuangan Islam Sejati. Kebutuhan akan sebuah arsitektur keuangan alternatif dari yang ada sekarang merupakan suatu hal yang tidak diragukan lagi. Walaupun seruan ini mungkin mendesak melalui saluran keuangan Islam, itu harus dilakukan dengan benar. Hal ini sangat penting untuk menghindari risiko yang terkait kesyariahan sistem keuangan dalam Islam, ibaratnya ini merupakan upaya untuk menghindari menggosok wajah agama Islam dengan lumpur. Jika kita harus menuai manfaat dari melaksanakan perintah Allah, maka itu ada dalam semua urusan termasuk masalah "Econo-financial". Kajian ini bertujuan menyusun jalan menuju skrip keuangan Islam yang murni dan praktis dengan mengidentifikasi dua prasyarat penting untuk itu. Studi ini menggunakan pendekatan diakronis dengan melakukan penalaran terhadap teks-teks keagamaan, bukti sejarah, dan dianalisis dengan rasionalisasi induktif. Penelitian ini menemukan beberapa masalah unik sekaligus skenario yang tidak dapat disingkirkan atau disingkirkan sejauh menyangkut keuangan Islam. yaitu; Skenario satu: Ketidakpraktisan pembiayaan keuangan syariah tanpa adanya hukum Islam yang memungkinkan; Skenario dua: Ketidakimplementasian pembiayaan keuangan Islam tanpa Islamic man; Skenario tiga: Keuangan Islam diatur tanpa hukum Islam tetapi dengan Islam man; Skenario empat: Keuangan Islam yang "diglobalisasi" yang paling sesuai dengan kerangka mikro hukum yang dapat diterapkan di dunia saat ini; dan Skenario lima: Keuangan Islam non-global dalam kerangka mikro hukum yang praktis.


2020 ◽  
Author(s):  
Mark Randall James
Keyword(s):  

2020 ◽  
Vol 15 (01) ◽  
pp. 69-91
Author(s):  
Gabriel James Angkouw

Abstrak : Artikel ini bertujuan untuk melihat keberadaan Kitab keagamaan yang mampu menjadi landasan pendidikan agama multikultural bagi generasi muda. Peran kitab keagamaan dalam dialog lintas iman khususnya bagi generasi muda Kristen dan Islam, terwujud melalui Scriptural Reasoning (SR), yang menjadi kegiatan rutin Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Indonesia. SR mampu menjadi ruang interaksi lintas iman dengan menjadikan kitab keagamaan (Alkitab dan Al-Qur’an) sebagai landasan yang juga didukung dengan nilai-nilai dasar YIPC, 12 Nilai Perdamaian, serta dokumen A Common Word (ACW). Hasil dari kajian ini menunjukkan bahwa, pertama, Kitab keagamaan mampu melegitimasi dialog. Kedua, Kitab keagamaan mampu membangun identitas bersama diantara generasi muda Kristen dan Islam. Artikel ini menjadi bagian dalam kajian  menggunakan metode kualitatif dengan menyajikan data secara deskriptif-analitis terkhususnya berkaitan dengan pendidikan agama multikultural yang dikembangkan oleh Hope S. Antone  guna menunjukkan peran kitab keagamaan dalam membangun solidaritas generasi muda lintas agama sebagai pembentuk identitas bersama serta sumber legitimasi dialog. Metode pendidikan agama multikultrual berbasis kitab keagamaan dalam bentuk SR ini, diharapkan mampu  menjadi tawaran dalam penerapan pendidikan agama di Indonesia guna menumbuhkan rasa saling menerima dan menghargai perbedaan.   This article is aimed at seeing the existence of religious Scriptures, that is able to be the basis of multicultural religious education for young people. The role of religious Scriptures in the interfaith dialogue especially for Christian and Muslim youngsters is embodied in Scriptural Reasoning (SR), a regular activity of Young Interfaith Peacemaker Community (YIPC) Indonesia. SR is able to be a medium for interfaith interaction by making religious Scriptures (Holy Bible and Koran) the foundation that is also supported by YIPC principles, 12 Peace Values, and A Common Word (ACW) document. The results of this study show that, firstly: Religious Scriptures are able to legitimate the dialogue. Secondly: Religious Scriptures are able to build collective identity among Christian and Muslim youngsters. This article is a part of qualitative research that shows the data with descriptive analytics method, especially on multicultural religious education developed by Hope S. Antone in order to show the role of religious Scriptures in building solidarity of interfaith youngsters as the shaper of collective identity as well as the source of dialogue legitimacy. This Scriptures-based multicultural religious education in the form of SR is expected to be an offer in the application of religious education in Indonesia to foster mutual acceptance and tolerance.


2019 ◽  
Vol 108 (2) ◽  
pp. 415-429
Author(s):  
Li Huawei ◽  
Miikka Ruokanen ◽  
David Ford

Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document