Konversi lahan dari fungsi aslinya mengakibatkan dampak negatif berupa kebakaran akibat aktivitas penebangan untuk membuka lahan yang dilakukan manusia. Salah satu lokasi kebakaran lahan basah di Provinsi Sumatera Selatan terjadi pada area seluas 3,925 ha di Kabupaten Ogan Ilir di tahun 2018. Kelalaian manusia yang seringkali melakukan pembukaan lahan dengan cara membakar menyebabkan kebakaran lahan basah. Kurangnya pengetahuan, informasi dan sanksi juga menjadi alasan masyarakat tidak perduli terhadap dampak yang ditimbulkan dari kegiatan membakar lahan. Dalam theory of planned behavior, perilaku tersusun dari keyakinan dan evaluasi seseorang untuk menumbuhkan sikap, norma subjektif, dan kontrol perilaku sebagai mediator terbentuknya niat. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian bersifat kualitatif dengan pendekatan deskriptif, yaitu mengkaji dan menganalisis persepsi masyarakat terhadap kejadian kebakaran di lahan basah Ogan Ilir Sumatera Selatan. Informan penelitian berjumlah 16 orang yang terdiri dari 12 informan kunci dan 4 informan ahli. Informan kunci dipilih berdasarkan kriteria kepemilikan tanah, lokasi tempat tinggal dan mata pencaharian utama yang berdomisi di Desa Palem Raya dan Kelurahan Timbangan, Kecamatan Indralaya Utara. Empat orang informan ahli ialah Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Camat Indralaya Utara, dan dua orang kepala desa/lurah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap terhadap perilaku, norma subjektif, dan persepsi kontrol mendorong terbentuknya niat masyarakat Kecamatan Indralaya Utara untuk tidak melakukan pembakaran lahan. Sejak 2019, masyarakat tidak lagi membuka lahan dengan cara dibakar karena sudah ada peraturan pemerintah yang tegas sehingga dapat mengendalikan perilaku masyarakat dalam membakar lahan.ABSTRACT Land conversion from its original function resulted in negative impacts in the form of fires due to logging activities to clear land by humans. One of wetland fires located in South Sumatera Province is happened to 3,925 ha area on Ogan Ilir District in 2018. Human negligence which often clears land by burning caused of wetland fires. Lack of knowledge, information and sanctions are also reasons why people don't care about the impact of land burning activities. The theory of planned behavior states that behavior is composed of individual belief and evaluation to foster attitudes, subjective norms, and behavioral control as mediators of intention. The research design used in this study is qualitative with a descriptive approach, which is to examine and analyze public perceptions of the occurrence of fires in the Ogan Ilir wetlands of South Sumatera. The research informants are 16 persons consisted 12 key informants and 4 expert informants. Key informants are choosen by land ownership, the main livelihood, and residence location which all come from Palem Raya and Timbangan Village. Four expert informants are the representative of Regional Disaster Management Agency (BPBD), Subdistrict Head of North Indralaya, and two Village Head. The results showed that attitudes, subjective norms, and behavioral control encourage community’s intention in North Indralaya for not doing land fire anymore. Since 2019, community did not open the land by burning because of the strict regulation by government so that can control behavior related land fire.