JURNAL ILMIAH SOSIOLOGI AGAMA (JISA)
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

19
(FIVE YEARS 10)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By UIN Sumatera Utara Medan

2620-8059

2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 117
Author(s):  
Ziya Marwah

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan dan peranan pendidikan agama Islam ini dalam mengatasi dekadensi moral remaja, serta pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat, untuk mengetahui apa saja penyebab terjadinya kebobrokan akhlak atau moral di kalangan Desa Melati II, untuk mengetahui hambatan apa sajakah yang ditemui  dalam  pelaksanaan pendidikan agama untuk mengatasi dekadensi moral serta bagaimana penanggulangannya. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Perbauangan Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawacara, angket, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini adalah Pendidikan agama dilaksanakan oleh kelompok -kelompok masyarakat yang terdiri dari pengajian kaum bapak, pengajian kaum ibu, dan  pengajian remaja yang diadakan seminggu 3 kali di masjid maupun di rumah-rumah, Ada dua faktor penyebab timbulnya dekadensi moral, yaitu Faktor intern yaitu kurangnya kasih sayang ibu bapak terhadap anaknya, suasana rumah tangga yang kurang aman dan minimnya pendidikan agama dalam lingkungan keluarga. Faktor ekstern yaitu pengaruh yang datang dari lingkungan yang kurang baik serta pengaruh kebudayaan asing yang bertentangan dengan norma-norma agama. Mengamalkan ajaran-ajaran agama adalah suatu hal kewajiban bagi umat Islam untuk mendapatkan ketengan dalam hidupnya di dunia dan untuk mencapai kebahagiaan di akhirat. Usaha-usaha yang dilaksanakan dalam menanggulangi dekadensi moral antara lain harus lebih meningkatkan mutu pendidikan agama baik di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 149
Author(s):  
Ismail Nasution

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola komunikasi antar etnis batak Muslim dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan , hambatan hambatan yang ditemukan oleh etnis batak Muslim dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan, langkah langkah yang dilakukan oleh etnis batak Muslim dan batak Kritiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asaha, implikasi komunikasi etnis Batak Muslin dan Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama di Kabupaten Asahan. Penelitian ini dilaksanakan Kabupaten Asahan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu Wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pola komunikasi antar batak Muslim dengan batak Kristiani di Kabupaten Asahan untuk meningkatkan harmonisasi beragama dengan baik adalah dengan pola komunikasi interpersonal, pola komunikasi dialogis, pola komunikasi publik, pola komunikasi organisasi, Hambatan hambatan yang terjadi antar suku batak Muslim dan batak Kristiani di Kabupaten Asahan yaitu meningkatnya konsertvatisme keagamaan panatisme yang berlebihan pada pemeluk agama yang menimbulkan tidak ada ruang untuk menerima agama lain untuk hidup berdampingan, langkah langkah yang dilakukan oleh suku batak Muslim dan batak Kristiani yaitu saling menghormati dan menghargai sesame pemeluk agama, menumbuhkan komunikasi dan kesadaran rukun dan toleran antar batak Muslim dan batak Kristiani melalui pendidikan, sikap saling menghargai hak antar batak Muslim dan batak Kristiani dalam menjalani kehidupan beragama sehari hari, berfikir positif, sering melakukan dialog antar batak Muslim dan batak Kristiani, Implikasi komunikasi antar batak Muslim dan Batak Kristiani dalam meningkatkan harmonisasi beragama adalah saling menjalin keakraban, saling bekerja sama antar satu dengan yang lain, dan tidak adalagi upaya Kristenisasi dan Islamisasi


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 79
Author(s):  
Ayu Febryani

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan agama pada anak-anak balita serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, untuk mengetahui usaha-usaha yang dilakukan oleh orang tua dalam dalam menanamkan nilai-nilai agama pada anak balita, untuk mengetahui kapan timbulnya rasa keagamaan pada anak-anak balita, untuk mengetahui hambatan yang dialami oleh orang tua dalam menanamkan nilai-nilai agama serta perkembangan jiwa agama pada anak-anak balita serta bagaimana cara menanggulanginya. Penelitian ini dilaksanakan di Purwosari Kelurahan Pulau Brayan Bengkel Kecamatan Medan Timur Medan. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, dan wawancara. Hasil penelitian ini penanaman ajaran agama kepada anak, dilakukan sejak dini, yaitu sejak anak berada dalam kandungan yang dilakukan melalui kebiasaan dan latihan-latihan, melalui perlakuan dari pada orang-orang yang ada di sekitar anak terutama ayah dan ibunya. Taman Kanak-kanak merupakan jembatan untuk memperluas dunia anak-anak dan mengembangkan pergaulannya. Taman Kanak-Kanak juga sebagai wadah untuk membantu anak dalam berbagai hal


2019 ◽  
Vol 2 (2) ◽  
pp. 101
Author(s):  
Ismail Ismail

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengamalan ajaran agama yang dilakukan oleh masyarakat ekonomi lemah di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, untuk mendapatkan suatu kejelasan apakah benar taraf penghidupan itu punya pengaruh terhadap pengamalan ajaran agama di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara, untuk mengetahui kondisi ekonomi masyarakat di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Portibi Kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu obserasi, wawancara, angket, studi dokumen. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang negatif antara masyarakat ekonomi lemah terhadap pengamalan ajaran agama Islam di Kecamatan Portibi. Hal ini terjadi diakibatkan beberapa tuntunan pemenuhan kebutuhan pokok yang mendesak dalam kehidupannya sehari-hari. Walupun dalam taraf pemenuhan secara minimum telah mengkuras waktu, tenaga dan konsentrasi mereka sehinngga tidak memungkinkan terbukanya terbukanya kesadaran akan pentingnya melaksanakan ibadah kepada Allah SWT, dan menambah pengetahuan mereka terhadap nilai- nilai ajaran agama Islam, untuk meningkatkan pengamalan ibadah mereka


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 14
Author(s):  
Agung Suharyanto

<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses ritual, komponen dan makna serta fungsi dari ritual <em>Marari Sabtu</em> yang dilakukan Agama Parmalim<em>. </em>Metode yang digunakan adalah kualitatif yang dilakukan secara langsung di Jalan Seksama tepatnya di Gang Rela No. 15 Medan Kelurahan Binjai Kecamatan Medan Denai dengan teknik observasi dan wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa proses Mararisabtu merupakan suatu kegiatan rutin yang di lakukan oleh para jemaat agama Parmalim<em> </em>untuk melakukan pemujaan terhadap <em>mula jadi nabolon</em>. Terdapat berbagai komponen yang digunakan dalam upacara yaitu terdapat berbagai benda yang di gunakan berupa dupa, jeruk purut, kuru-kuru, kemenyan, air yang di ambil sebelum ayam berkokok, serta tikar ayaman tempat ulu punguan. Makna dan fungsi dari ritual<em> marari sabtu</em> yaitu untuk memanjatkan doa kepada <em>mula jadi nabolon</em>agar di beri kesehatan, keselamatan, keamanan, dan kemakmuran.Setiap hari Sabtu atau Samisara seluruh umat Parmalim berkumpul di tempat yang sudah ditentukan baik <em>si Bale Partonggoan, Bale Pasogit </em>di pusat maupun di rumah <em>parsantian</em> di cabang/daerah untuk melakukan sembah dan puji kepada<em> Mulajadi Nabolon</em> dan pada kesempatan itu para anggota diberi <em>poda</em> atau bimbingan agar lebih tekun berprilaku menghayati <em>Ugamonya.</em></p><p><em><br /></em></p><pre><em>This study aims to determine the ritual process, components and the meaning </em></pre><pre><em>and function of the Saturday Marari ritual carried out by the Parmalim Religion</em><em>. </em></pre><pre><em>The method used is qualitative conducted directly on Jalan Seksama precisely in </em></pre><pre><em>Gang Rela No. 15 Medan Binjai Village Medan District Denai with observation </em></pre><pre><em>and interview techniques. The results showed that the Mararis process was a </em></pre><pre><em>routine activity carried out by the parishioners of the Parmalim religion to </em></pre><pre><em>worship the origin of being nabolon</em><em>. </em><em>There are various components used in </em></pre><pre><em>the ceremony, there are various objects that are used in the form of incense, </em></pre><pre><em>kaffir lime, kuru-kuru, incense, water taken before the rooster crows, as well as </em></pre><pre><em>ayaman mats where ulu punguan</em><em>. </em><em>The meaning and function of the Saturday </em></pre><pre><em>marari ritual is to say a prayer to the beginning of being nabolonagar given </em></pre><pre><em>health, safety, security, and prosperity</em><em>. </em><em>Every Saturday or Samisara all </em></pre><pre><em>Parmalim congregations gather in a designated place, either Bale Partonggoan, </em></pre><pre><em>Bale Pasogit at the center or at the parade house in the branch / area to </em></pre><pre><em>worship and praise Mulajadi Nabolon and on that occasion the members are </em></pre><pre><em>given a more diligently behaving to live his Ugandan</em>. </pre><pre> </pre><p><em><em>Keywords: Parmalim, Marari Saturday, Ritual</em><br /></em></p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 44
Author(s):  
Nahrun Najib Siregar

<p>Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat multikultural, dimana masing-masing daerah memiliki karakteristik yang unik dan khas. Keberagaman yang ada pada masyarakat Indonesia telah menimbulkan banyak terjadinya konflik antara golongan masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pendidikan multikulturalisme berperan penting dalam penyelesaian persoalan tersebut. Pendidikan multikultural sebagai sarana alternatif pemecahan konflik sosial. Pada dasarnya pendidikan multikultural tesebut dapat diajarkan dalam lembaga pendidikan formal. Dalam upaya pemahaman multikultural tersebut maka guru dan sekolah memiliki peranan yang sangat penting agar  peserta didik mampu menerima perbedaan, kritik, dan memiliki rasa empati serta toleransi pada sesama tanpa memandang golongan, status, gender, dan kemampuan akademis sekolah memiliki peranan yang sangat penting guna membangun.</p><p> </p><p><em>Indonesian society is a multicultural society, where each region has unique and distinctive characteristics. The diversity that exists in Indonesian society has caused many conflicts between the Indonesian people. Therefore, multiculturalism plays an important role in solving the problem. Multicultural education as an alternative means of solving social conflicts. Basically multicultural education can be taught in formal education institutions. In an effort to understand multiculturalism, teachers and schools have a very important role so that students are able to accept differences, criticism, and have a sense of empathy and tolerance for others regardless of class, status, gender, and academic ability of the school has a very important role in building.</em></p><pre><strong><em><span>Keywords: Role, Application, Multicultural Education</span></em></strong></pre><p><em><br /></em></p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 61
Author(s):  
Rholand Muary

<p>Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui metode penelitian komunikasi Da’i dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama kepada Anak-anak Jalanan, hambatan dari komunikasi Da’i dalam Menanamkan Nilai-Nilai Agama kepada Anak-anak Jalanan di Pinang Baris Kecamatan Medan Sunggal. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah Strategi komunikasi Da’i dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak jalanan di Pinang Baris Kecamatan Medan Sunggal terdapat beberapa bentuk. Pertama Da’i memberikan pengarahan sepenuhnya dan berupaya memberikan motivasi kepada mereka agar mau bersekolah. Kedua Da’i menunjukkan ketauladanan dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga mengajarkan anak-anak jalanan melaksanakan shalat, membaca Al-Qur’an dengan memberikan pengarahan agar dapat diamalkan mereka dalam kehidupannya. Hambatan-hambatan yang didapatkan dalam menanamkan nilai-nilai agama kepada anak-anak jalanan yaitu sulit diatur (bandel), kurangnya pengawasan (kontrol) ketika mereka berada di jalanan dan faktor lingkungan yang tidak kondusif.</p><p><em><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman', serif;">The aim of the study was to find out the communication method of Da'i in Infusing Religious Values to Street Children</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman', serif;">, </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman', serif;">obstacles from Da'i's communication in Instilling Religious Values with Street Children in Pinang Baris, Medan Sunggal District</span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman', serif;">. </span><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman', serif;">This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. Data collection techniques in this study were observation and interviews. The results obtained in this study are Da'i's communication strategy in instilling religious values with street children in Pinang Baris, Medan Sunggal Subdistrict, there are several forms. First Da'i gave full direction and tried to motivate them to go to school. Both Da'i show obedience in everyday life. The third teaches street children to pray, read the Qur'an by giving instructions so that they can be practiced in their lives. Obstacles obtained in instilling religious values to street children are unruly (stubborn), lack of supervision (control) when they are on the streets and non-conducive environmental factors</span></em></p><pre style="text-align: justify; background: #F8F9FA;"><em><span style="font-size: 12pt; font-family: 'Times New Roman', serif;">The aim of the study was to find out the communication method of Da'i in Infusing Religious Values to Street Children</span></em><em><span style="font-size: 12pt; font-family: 'Times New Roman', serif;">, </span></em><em><span style="font-size: 12pt; font-family: 'Times New Roman', serif;">obstacles from Da'i's communication in Instilling Religious Values with Street Children in Pinang Baris, Medan Sunggal District</span></em><em><span style="font-size: 12pt; font-family: 'Times New Roman', serif;">. </span></em><em><span style="font-size: 12pt; font-family: 'Times New Roman', serif;">This study uses qualitative research methods with a phenomenological approach. Data collection techniques in this study were observation and interviews. The results obtained in this study are Da'i's communication strategy in instilling religious values with street children in Pinang Baris, Medan Sunggal Subdistrict, there are several forms. First Da'i gave full direction and tried to motivate them to go to school. Both Da'i show obedience in everyday life. The third teaches street children to pray, read the Qur'an by giving instructions so that they can be practiced in their lives. Obstacles obtained in instilling religious values to street children are unruly (stubborn), lack of supervision (control) when they are on the streets and non-conducive environmental factors.</span></em></pre><p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: normal;"><em> </em></p><em><span style="font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; line-height: 150%; font-family: 'Times New Roman','serif'; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-ansi-language: EN-US; mso-fareast-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA;">Keywords: Da'I Communication, Religious Values</span></em>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 29
Author(s):  
Ismail M.Si

<p>Sosialisasi merupakan proses belajar tentang segala sesuatu<strong> </strong>di dalam kehidupan yang meliputi bahasa, norma, nilai, sistem kemasyarakatan, ilmu pengetahuan, mata pencaharian, kesenian, agama, dan lainnya. Pentingnya sosialisasi bagi setiap anak menjadi kewajiban bagi para orang tua, masyarakat, dan pemerintah untuk mengajarkan serta mewariskannya kepada setiap anak. Sekarang ini masih banyak para orang tua, masyarakat, dan pemerintah menganggap sepele terhadap proses sosialisasi yang dialami oleh setiap anak, akibatnya anak tersebut kurang mengetaui mana yang baik dan mana buruk. Sosialisasi yang baik dapat dilihat dari perilaku seorang anak dalam kehidupan bermasyarakat yaitu sesuai norma, nilai, dan budaya di masyarakat.</p><p> </p><pre><em>Socialization is the process of learning about everything in life which includes </em></pre><pre><em>language, norms, values, social systems, science, livelihoods, arts, religion, and </em></pre><pre><em>others. The importance of socialization for each child is an obligation for parents,</em></pre><pre><em> the community, and the government to teach and inherit it to every child. Now </em></pre><pre><em>there are still many parents, communities, and the government that consider </em></pre><pre><em>trivial to the socialization process experienced by every child, as a result </em></pre><pre><em>the child is less knowledgeable about what is good and what is bad. Good </em></pre><pre><em>socialization can be seen from the behavior of a child in community life that is </em></pre><pre><em>according to the norms, values, and culture in the community.</em></pre><pre><em> </em></pre><p><strong><em>Keywords: Socialization, Children</em></strong></p>


2019 ◽  
Vol 2 (1) ◽  
pp. 1
Author(s):  
Jonry Sitorus

<p> </p><p>Penelitian ini mengenai Majelis Buddhayana Indonesia sebagai salah satu organisai sosial keagamaan dalam menciptakan dan membangun binadamai antar umat beragama di Tanjung Balai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan upaya Majelis Buddhayana Indonesia dalam mengelola isu-isu konflik paska pembakaran vihara Tri Ratna di Kota Tanjung Balai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Adapun informan yang terdapat dalam penelitian ini adalah ketua serta anggota dari Majelis Buddhyana Indonesia, masyarakat muslim dan masyarakat Buddha yang ada di Tanjung Balai. Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan Peran Majelis Buddhayana Indonesia membantu terciptanya perdamaian melalui upaya mediasi, mengelola isu konflik serta membuat kesepakatan perdamaian terhadap kelompok-kelompok yang bertikai.</p><p><em><br /></em></p><p><em>This research is about the Indonesian Buddhayana Assembly as one of the social religious organizations in creating and building interfaith peace building between religious communities in Tanjung Balai. the purpose of this study was to determine the role and efforts of the Indonesian Buddhayana Assembly in managing conflict issues after the burning of Tri Ratna temple in Tanjung Balai city. The method used in this study is a qualitative method through a descriptive approach. The informants contained in this study were the cairmen and members of indonesian buddhist assembly, the muslim community and the buddhist community in Tanjung Balai. Data obtained through observation, literature study interviews and documentation. The result of the study illustrate the role of the Indonesian Buddhayana Assembly to help create peace through mediation efforts, manage conflict issues and make peace agreements with conflicting groups.</em></p><p><em><em>Keywords : Indonesian Buddhayana Assembly, Conflict, Peace Building</em><br /></em></p>


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document