Harmony: Jurnal Pembelajaran IPS dan PKN
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

30
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Negeri Semarang

2548-4648, 2548-4621

2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 35-41
Author(s):  
Aulia Nuha An'Umillah ◽  
Supriyono . ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha
Keyword(s):  

Globalization and disruption are now increasingly mushrooming, it is undeniable that many foreign cultures and customs have entered the country. Adolescence is the biggest factor that can be influenced easily, especially in early youth. So it is appropriate to instill and understand what the values ​​of Pancasila are as well as their meaning for adolescents, so that they are firmly embedded in the Pancasila ideology. Always apply it and get used to it, not only that the role of disruption is not always bad. But when using technology, it can also come with creative ideas to reach adolescents in introducing Pancasila values. These creative ideas mean creative ways in technology, but without changing the meaning of each of the Pancasila values. Not only understanding the values ​​of Pancasila, because it is clear evidence of the application of Pancasila values ​​in the life of a teenager so that it becomes a good habit. The role of the family is also influential and must reflect the values ​​of Pancasila. Together facing globalization and disruption, as teenagers who have a nationalist spirit and patriotism, they should promote and continue to study the values ​​of Pancasila. Globalisasi dan disrupsi kini kian menjamur, tak dipungkiri banyaknya budaya-budaya juga kebiasaan luar yang masuk ke dalam negeri. Remaja adalah faktor terbesar yang dapat diandalkan dengan mudah, terlebih dahulu pada reamaja awal. Maka patut ditanamkannya dan pahami apa saja nilai-nilai Pancasila juga maknanya pada remaja, agar kokoh terpatri dalam dirinya ideologi Pancasila. Menerapkannya selalu dan membiasakan diri, tak hanya itu peran disrupsi tak selamanya buruk. Tetapi ketika menggunakan teknologi, dapat pula dengan ide-ide kreatif untuk menjangkau remaja dalam mengenalkan nilai-nilai Pancasila. Ide-ide kreatif tersebut berdasarkan cara-cara kreatif dalam teknologi, namun dengan tidak mengubah makna dari masing-masing nilai Pancasila tersebut. Tidak hanya memahami nilai-nilai Pancasila, karena bukti nyata dari di terapkannya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan seorang remaja sehingga menjadi kebiasaan yang baik. Peran keluarga juga berpengaruh dan harus mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Bersama-sama menghadapi globalisasi dan disrupsi, sebagai remaja yang memiliki jiwa nasionalis dan patriotisme patut menggalakkan dan terus mempelajari nilai-nilai Pancasila.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 66-71
Author(s):  
Salsha Fairuz Putri Isa ◽  
Dinie Anggraeni Dewi

Citizenship Education is education that contains issues regarding nationality, citizenship, and its relationship with the state and democracy. Education is one of the strategic places used to advance the life of a nation, especially in the current era of globalization. Globalization is characterized by interdependence and openness between countries. In the current era of globalization, humans are required to be able to have high competitiveness. Because, the more globalization develops, the more rapid information and technology in our lives today causes us as individuals to be able to develop our potential in ourselves, groups and society at large. So, there will be a big impact resulting from this. Citizenship Education in the current era of globalization provides convenience as well as challenges for us. Citizenship education must be improved again in its implementation, considering that currently globalization is happening so rapidly nowadays. Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang memuat permasalahan mengenai kebangsaan, kewarganegaraan, dan hubungannya dengan negara serta demokrasi. Pendidikan adalah salah satu tempat yang strategis digunakan untuk memajukan kehidupan suatu bangsa terlebih di era globalisasi saat ini. Globalisasi ada ditandai dengan adanya saling bergantungnya dan adanya keterbukaan antara negara satu dengan negara lainnya. Di era globalisasi saat ini, manusia dituntut untuk dapat memiliki daya saing yang mumpuni. Karena, semakin berkembangnya globalisasi maka akan semakin derasnya informasi serta teknologi di kehidupan kita saat ini yang menyebabkan kita sebagai individu harus sudah dapat mengembangkan potensi dalam diri, kelompok, dan masyarakat luas. Sehingga, akan ada dampak besar yang ditimbulkan dari hal tersebut. Pendidikan Kewarganegaraan di era globalisasi saat ini memberikan kemudahan dan juga tantangan tersendiri bagi kita. Pendidikan Kewarganegaraan harus lebih ditingkatan kembali dalam pelaksanaannya mengingat saat ini globalisasi begitu cepat terjadi saat ini.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 20-25
Author(s):  
Lisnawati Lisnawati ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha ◽  
Supriyono .

 Technology is getting more advanced and developing, it is undeniable that social media can affect a person's life, as well as the lives of teenagers. Even for the community, especially teenagers whose daily lives use social media, it seems as if there is no day without using social media. This research is included in research that uses data collection techniques by filling out a questionnaire or questionnaire, using 10 respondents through the media Google Form and the WathsApp application. Knowing the influence of social media on youth morale in the Covid-19 situation is the aim of the research conducted in this article. The disease, which was first discovered in December 2019 in Wuhan, China, has spread in various regions of the world, the virus or disease is called Covid-19. Viruses that cause disruption of human activities, such as schools, offices, and others.  Teknologi semakin maju dan semakin berkembang, tidak dapat dipungkiri bahwa media sosial dapat mempengaruhi kehidupan seseorang, begitupun dengan kehidupan remaja. Bahkan bagi masyarakat, khususnya remaja yang kehidupan sehari-harinya menggunakan media sosial, seolah-olah tiada hari tanpa menggunakan media sosial. Penelitian ini termasuk dalam penelitian yang menggunakan teknik mengumpulkan data dengan mengisi angket atau kuisioner, dengan menggunakan 10 orang responden melalui media Google Form dan aplikasi WathsApp. Mengetahui pengaruh media sosial terhadap moral remaja pada situasi Covid-19 merupakan tujuan dari penelitian yang dilakukan pada artikel ini. Penyakit yang pertama kali ditemukan pada bulan Desember 2019 di Wuhan, China telah menyebar di berbagai daerah di dunia, virus atau penyakit itu disebut Covid-19. Virus yang menyebabkan aktivitas manusia terganggu, seperti sekolah, kantor, dan lainnya.  


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 48-56
Author(s):  
Putri Aulia ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha ◽  
Supriyono .

The research entitled "The Urgency of Citizenship Education Learning Against Student Discipline in the Covid-19 Pandemic Situation" was conducted to determine the learning discipline of high school students in a pandemic situation. The Covid-19 pandemic requires students to learn far away, and of course the learning process at home and at school is very different. This has an effect on student learning discipline, through Citizenship Education Learning is expected to improve student learning discipline in this pandemic. The research was conducted in March 2021 with a descriptive qualitative method through a questionnaire in the form of google form with 43 respondents' responses. The results showed that students' learning activities during the pandemic period were low. Penelitian yang berjudul “Urgensi Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Terhadap Disiplin Belajar Siswa Dalam Situasi Pandemi Covid-19” dilakukan untuk mengukur situasi belajar siswa Sekolah Menenagh Atas (SMA) di pandemi. Pandemi Covid-19 ini menuntut siswa untuk belajar jarak jauh, dan tentunya proses pembelajaran di rumah dan di sekolah sangat berbeda. Hal ini berpengaruh terhadap disiplin belajar siswa, melalui Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat meningkatkan disiplin belajar siswa di masa ini. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2021 dengan metode kualitatif deskriptif melalui kuesioner dalam bentuk google dengan 43 tanggapan responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas belajar siswa di masa pandemi cenderung rendah.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 26-34
Author(s):  
Lia Fitriyani ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha ◽  
Supriyono .

During the pandemic, activities are carried out from home, as well as school activities that require students to study at home. Even so, it doesn’t rule out bullying in adolescents during a pandemic. This study aims to determine the effect of Pancasila values in preventing bullying in adolescents during the covid-19 pandemic. This research uses quantitative methods and descriptive analysis. To obtain data, this was done by distributing questionnaires filled out by 42 respondents. The findings obtained, 83,3% of respondents stated that the values of pancasila affect the development of adolescents and the rest stated “maybe”. Other findings, 95,2% respondents stated that bullying during the pandemic was due to a lack of understanding of the values of Pancasila and 4,8% stated “no”. Then as many as 73,8% of respondents stated that the exixtence of a pandemic which resulted in schools being conducted remotely was a factor in the occurence of bullying during the pandemic period and 26,2% said “no”. Then, 95,2% of respondents stated that the role of parents and teachers is very important during the pandemic. Therefore, the influence of Pancasila values to prevent bullying this pandemic is very important and must be used as a basis for adolescents in their behavior so that deviant and detrimental behavior doesn’t occur, especially during the pandemic, which is a new situation. Masa pandemi membuat kegiatan dilakukan dari rumah, begitupun dengan kegiatan sekolah yang mengharuskan para siswa belajar di rumah. Walaupun begitu tidak menutup kemungkinan terjadinya perundungan pada remaja di masa pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai-nilai Pancasila dalam mencegah terjadinya perundungan pada remaja di masa pandemi covid-19. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan analisis deskriptif. Untuk memperoleh data, dilakukan dengan menyebarkan kuesioner yang diisi oleh 42 orang. Hasil temuan yang diperoleh, 83,3% responden menyatakan bahwa nilai-nilai Pancasila berpengaruh terhadap perkembangan remaja dan sisanya menyatakan “mungkin”. Temuan lainnya, 95,2% responden menyatakan perundungan di masa pandemi akibat kurangnya pemahaman nilai-nilai Pancasila dan 4,8% menyatakan “tidak”. Lalu, sebanyak 73,8% responden menyatakan adanya pandemi yang berakibat sekolaah dilakukan jarak jauh menjadi salah satu faktor terjadinya perundungan di masa pandemi dan 26,2% menyatakan “tidak”. Kemudian, 95,2% responden menyatakan peran orang tua dan guru sangat penting di masa pandemi. Maka dari itu, pengaruh nilai-nilai Pancasila untuk mencegah terjadinya perundungan di masa pandemi ini sangatlah penting serta harus dijadikan landasan remaja dalam bertingkah laku agar tidak terjadi perilaku menyimpang dan merugikan, terlebih di masa pandemi yang merupakan situasi baru.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 72-79
Author(s):  
Meta Febiani ◽  
Aisyah Nur Sayidatun Nisa

The COVID-19 pandemic has had a massive impact and transformation on people's lives and has affected various fields, one of which is education. all levels of education in Indonesia must provide learning from home, one of them is in social studies learning in junior high school. This article aims to discuss and provide an overview of online-based social studies learning activities for junior high school students in the Tahunan District, Jepara Regency. The research method used is qualitative methods. The results showed  that (1) Online-based social studies learning activities by junior high school level students in the Annual District of Jepara Regency were carried out by utilizing digital technology through online learning applications (2) There were many obstacles experienced by junior high school level students in the Annual District of Jepara Regency. One of the online-based social studies learning processes is about the difficulty of understanding social studies material. Pandemi COVID-19 membawa dampak dan transformasi secara masif terhadap tatanan kehidupan masyarakat serta mempengaruhi berbagai bidang salah satunya bidang pendidikan. Seluruh jenjang pendidikan di Indonesia harus menyelenggarakan  pembelajaran  dari rumah, salah satunya dalam proses pembelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Artikel ini bertujuan untuk membahas dan memberikan gambaran mengenai aktivitas pembelajaran IPS berbasis daring bagi peserta didik SMP di Kecamatan Tahunan, Kabupaten Jepara. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Aktivitas pembelajaran IPS berbasis daring oleh peserta didik jenjang SMP di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dilakukan dengan memanfaatkan teknologi digital melalui aplikasi pembelajaran online (2) Terdapat banyak kendala yang dialami oleh peserta didik jenjang SMP di Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara dalam proses pembelajaran IPS berbasis daring salah satunya mengenai sulitnya memahami materi IPS


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 6-19
Author(s):  
Surtini Puji Hastuti

In general, the problems were found are; learning model done by the teacher are not appropriate, wherein learning activities was dominated by lecture during the class. Based on the daily test score, it was found that class completeness was only 41%. Thus, the writer attempts to solve the problems by applying an innovative learning model specifically by using the Crossword Puzzle learning model through class action research (CAR / PTK in Indonesian). This research is aimed to describe the implementation of learning by using the Crossword Puzzle learning model to the enhancement of learning activities and results of the VIII-H students in SMP Negeri 1 Jaten. Therefore, the methodology of the research is class action research. The subject of the research is 32 students at VIII-H SMP Negeri 1 Jaten in the second-semester academic year 2019/2020. The data is collected by observation and test method. The result of this research shows that the use of the Crossword Puzzle learning model can improve students’ learning activities and results. The average result of the observation specifically in the students’ learning result on cycle I is 72 and cycle 2 is 79. This result shows that the implementation of the concept word approach can improve students’ ability. Secara umum permasalahan yang ditemukan antara lain; model pembelajaran yang dilakukan oleh guru kurang tepat, dimana kegiatan pembelajaran dilakukan dengan dominasi ceramah secara keseluruhan. Berdasarkan nilai ulangan harian yang didapat ketuntasan kelas hanya 41%. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model pembelajaran inovatif dengan model pembelajaran Crossword Puzzle, melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Crossword Puzzle dapat peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII-H SMP Negeri 1 Jaten. Untuk itu rancangan penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII-H SMP Negeri 1Jaten Semester Genap tahun pelajaran 2019/2020  sebanyak 32 siswa. Data penelitian diperoleh dengan metode observasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran model crossword puzzle dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada observasi awal nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I 72 dan siklus II 79. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan pendekatan kata konsep dapat meningkatkan kemampuan siswa.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 57-65
Author(s):  
Agrisa Alya Fayza ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha ◽  
Supriyono .

This research is motivated by the low understanding of learning Citizenship Education or PKN and the low influence of literacy on learning at school or college. Students and students are still low in understanding what literacy is and how literacy activities are and what literacy affects learning at school or in college. From the results of this study, it was found that literacy has a very large influence on learning at school and in college, especially in the subject of Citizenship Education or Civics. Most of the students are aware of and know the big influence of these literacy activities, and there have been many. some of them implement it in learning at school or in college. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya pemahaman belajar Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN dan rendahnya pengaruh literasi terhadap pembelajaran di sekolah ataupun di perguruan tinggi. Para pelajar dan mahasiswa masih rendah dalam memahami apa itu pengertian literasi dan bagaimana kegiatan literasi serta apa pengaruh literasi terhadap pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi. Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa literasi memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pembelajaran di sekolah maupun di perguruan tinggi khususnya dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan atau PKN, Sebagian besar para pelajar dan mahasiswa pun sudah sadar dan mengetahui pengaruh besar dari kegiatan literasi tersebut, dan sudah banyak beberapa dari mereka yang mengimplementasikannya dalam pembelajaran di sekolah ataupun di perguruan tinggi.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 42-47
Author(s):  
Fadlilah Jufany Mustika ◽  
Supriyono . ◽  
Dadi Mulyadi Nugraha

This research aims to (1) national attitudes that can be applied from scouting activities, (2) Pancasila values ​​that are implemented from scouting activities, (3) instill a spirit of nationalism and nationality, (4) foster a sense of love for the country, (5) see what positive things are obtained from scouting activities, and (5) the influence of covid-19 in the implementation of scouting activities. For this reason, a study with a quantitative approach was carried out by distributing questionnaires (surveys) to scout members at the Cimahi City Branch Kwartir base and reporting the results descriptively. Scouting is important in shaping a nation so that it has an attitude of love for the country. Looking at the community, scouting activities aim to increase the resources of young Indonesians and increase the sense of nationalism which in the current era of globalization feels faded. Scouts teach each member to always obey all applicable regulations. Penelitian ini bertujuan untuk (1) sikap berbangsa yang dapat diterapkan dari kegiatan pramuka, (2) nilai-nilai Pancasila yang diimplementasikan dari berkegiata pramuka, (3) menanamkan jiwa nasionalisme dan kebangsaan, (4) menumbuhkan rasa cinta tanah air, (5) mengetahui hal positif apa saja yang didapatkan dari kegiatan pramuka, dan (5) pengaruh covid-19 dalam pelaksanaan kegiatan pramuka. Untuk itu, dilakukan sebuah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan membagikan kuisioner (survei) kepada anggota pramuka di pangkalan Kwartir Cabang Kota Cimahi dan melaporkan hasilnya dengan deskriptif. Kepramukaan dianggap penting dalam membentuk generasi bangsa agar memiliki sikap cinta tanah air. Melihat dari tujuannya, kegiatan pramuka bertujuan untuk meningkatkan sumber daya kaum muda Indonesia dan meningkatkan rasa nasionalisme yang pada era globalisasi seperti saat ini terasa telah memudar. Pramuka mengajarkan setiap anggotanya untuk selalu patuh terhadap segala peraturan yang berlaku.


2021 ◽  
Vol 6 (1) ◽  
pp. 1-5
Author(s):  
Atikah Dewi Anggita ◽  
Iin Purnamasari ◽  
Rahmat Rais

This research is motivated by the large number of elementary school age children at SD Pleburan 03 Semarang who practice deviant behavior. This study aims to determine the form of deviant behavior, the factors that influence deviant behavior, and the efforts made to deal with deviant behavior in children. This research is a qualitative descriptive study. The results showed that the forms of deviant behavior were lying, cheating, disturbing others, making noise, being late, scribbling on walls / tables / chairs, skipping classes, teasing, leaving class without permission, fighting, sleeping in class during lessons, not paying attention. teachers, not carrying out pickets, yelling, fighting against teachers, destroying other people's things, stealing, smoking, using sharp weapons. The influencing factors are due to the inability to absorb cultural norms, the learning process that strikes, the tension between culture and social structures, different social ties and the consequence of the socialization of deviant sub-cultural values. Efforts are given to address deviant behavior in children, namely preventive action, repressive action, curative action, and persuasive action. Penelitian ini dilatar belakangi oleh banyaknya anak usia sekolah dasar di SD Pleburan 03 Semarang yang melakukan perilaku menyimpang. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui bentuk perilaku menyimpang, faktor yang mempengaruhi perilaku  menyimpang, dan upaya yang dilakukan untuk menangani perilaku menyimpang pada  anak. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk perilaku menyimpang yang dilakukan adalah berbohong, menyontek, mengganggu orang lain, membuat kegaduhan, terlambat, mencoret-coret  dinding/meja/kursi, membolos, mengejek, meninggalkan kelas tanpa ijin, berkelahi, tidur  dikelas ketika pelajaran, tidak memperhatikan guru, tidak melaksanakan piket, memalak, melawan guru, merusak barang orang lain, mencuri, merokok, menggunakan senjata tajam. Faktor yang mempengaruhi yaitu karena ketidaksanggupan menyerap norma norma kebudayaan, proses belajar yang menyimpaang, ketegangan antara kebudayaan dan struktur sosial, ikatan sosial yang berlainan dan akibat proses sosisalisasi nilai subkebudayaan yang menyimpang. Upaya yang diberikan untuk menangani perilaku menyimpang pada anak yaitu tindakan preventif, tindakan represif, tindakan kuratif, dan tindakan persuasif.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document