Jurnal Agribisnis
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

72
(FIVE YEARS 30)

H-INDEX

1
(FIVE YEARS 1)

Published By Universitas Lancang Kuning

2503-4375, 1412-4807

2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 173-186
Author(s):  
Sisca Vaulina

Pendapatan merupakan salah satu indikator untuk melihat pola konsumsi rumahtangga. Penduduk yang memiliki tingkat pendapatan berbeda akan memiliki pola konsumsi yang berbeda pula. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis: (1) Karakteristik rumah tangga petani kelapa sawit PIR-Trans di Desa Hangtuah; (2) Pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit PIR-Trans (Usahatani kelapa sawit dan Usaha Lain) di Desa Hangtuah; (3) Pola konsumsi (Pangan dan Non Pangan) rumah tangga petani kelapa sawit PIR-Trans di Desa Hangtuah; (4) Hubungan pendapatan rumah tangga petani kelapa sawit terhadap konsumsi (Pangan dan Non Pangan) rumah tangga petani PIR-Trans di Desa Hangtuah. Penelitian ini menggunakan metode survey di Desa Hangtuah Kecamatan Perhentian Raja Kabupaten Kampar, menggunakan data primer dan data sekunder. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Simple Random Sampling, berjumlah 40 orang. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif serta Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan (1) Karakteristik sampel rumahtangga petani kelapa sawit berumur produktif; pendidikan tamat SD; jumlah tanggungan keluarga rata-rata 4 orang dan lama berusahatani 26 tahun. (2) Pendapatan yang diterima petani dari usahatani kelapa sawit rata-rata Rp 5.500.270/bulan dan pendapatan usahatani lainnya Rp 367.520/bulan dan pendapatan dari usaha lain rata-rata Rp 937.500/bulan. (3) Pola konsumsi rumah tangga petani kelapa sawit terhadap pengeluaran pangan lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran non pangan. (4) Korelasi pearson, hubungan pendapatan dengan konsumsi pangan 0,46 dan bernilai positif, sedangkan hubungan pendapatan dengan konsumsi non pangan 0,91 dan bernilai positif


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 150-162
Author(s):  
Heriyanto Heriyanto

Perkembangan kelapa sawit setiap tahun cenderung meningkat, hal ini dapat dilihat dari perkembangan luas areal kelapa sawit terus meningkat hingga seluas 11,3 juta hektar pada tahun 2015 dan volume ekspor terus meningkat menjadi 32,54 juta ton atau sebesar US$ 17,36 Milyar. Usahatani perkebunan kelapa sawit  di  Indonesia  dihadapkan  pada  keterbatasan  sumber  daya  lahan  yang  memiliki  karakteristik  optimum untuk  pertumbuhan  dan  produksi  tanaman  kelapa  sawit,  sehingga  pengembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia akhirnya mengarah ke lahan-lahan suboptimal. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana keunggulan kompetitf dan keunggulan komparatif  serta bagaimana kebijakan pemerintah terhadap input –output usahatani kelapa sawit pada lahan suboptimal di Kabupaten Musi Rawas. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pagar Ayu Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas. Lokasi ditentukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa sebagian besar perkebunan kelapa sawit rakyat didesa tersebut dibudidayakan dilahan suboptimal atau lahan gambut.  Untuk menjawab tujuan penelitian dianalisis menggunakan Analisis PAM (Policy Anlayisis Matrix). Penentuan responden dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan kriteria petani yang membudidayakan tanaman kelapa ssawit dilahan suboptimal atau lahan gambut yaitu sebanyak 31 Responden petani yang melakukan usahatani kelapa sawit pada lahan suboptimal di Kecamatan Megang Sakti Kabupaten Musi Rawas.  Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa Usahatani Kelapa Sawit pada Lahan Suboptimal di Kabupaten Musi Rawas memiliki keunggulan kompetitif hal ini ditandai dengan nilai PCR < 1 yakni 0,84 dan Keunggulan Komperatif hal ini ditandai dengan nilai DRCR <1 yakni 0,74.  Tidak adanya kebijakan pemerintah terhadap penetapan harga input maupun penetapan harga output dalam usahatani kelapa Sawit pada lahan suboptimal dikabupaten Musi Rawas karena tidak ada input yang disubsidi oleh pemerintah dan penetapan harga TBS kelapa sawit berdasarkan harga pasar dunia karena petani kelapa sawit bersifat price taker


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 163-172
Author(s):  
Astri Zebua ◽  
Syaiful Hadi ◽  
Djaimi Bakce
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumahtangga petani sayuran di Kabupaten Kampar. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara bertahap, kecamatan yang dipilih yaitu kecamatan Tambang, Tapung dan Siak Hulu dengan masing diwakili oleh tiga desa dari setiap kecamatan. Pengambilan sampel dilakukan secara Accidental Sampling sebanyak 90 rumahtangga petani sayuran. Analisis yang digunakan untuk menjawab tujuan yaitu menggunakan analisis deskriptif dan analisis model multinomial logistik untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor terhadap pola konsumsi pangan rumahtangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor dominan yang mempengaruhi pola konsumsi pangan rumahtangga petani sayuran adalah pendapatan, jumlah anggota rumahtangga, investasi pendidikan, pengeluaran kesehatan, dan pengeluaran sandang dan papan. Faktor yang tidak mempengaruhi pola konsumsi pangan secara signifikan yaitu lama pendidikan dan jenis mata pencarian petani. Untuk meningkatkan kesejahteraan maka dilaksanakan pelatihan dan penyuluhan untuk membantu memperbaiki teknik budidaya sayuran, kebijakan Property Right, pelaksanaan penyuluhan Keluarga Berencana (KB), dan pelaksanaan penyuluhan gizi dan kualitas pangan.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 198-212
Author(s):  
Darus Darus ◽  
Fahrial Fahrial ◽  
Randa Achmad Efendi

This study aims to determine farmers' perceptions of the role of agribusiness institutions and shape of  roles agribusiness institutions in helping farmers deal with various farming problems and increasing rice productivity in Rokan Hulu Regency. The study was conducted by survey with a qualitative descriptive analysis method. Research respondents were 40 rice farmers scattered in Rokan Hulu Regency. Based on the research results it is known that 1. institute of agricultural inputs available at the village level with the acquisition of a score of 3.75 category of "have a role", especially in providing of inputs such as fertilizers, pesticides and agricultural equipment at affordable prices for farmers. 2. financial institutions "quite instrumental" in providing of rice farm financing with a score of 2.61, with a lower percentage of farmers participating in accessing finance facilities (22.5%) were affected by the system of repayment the loan, the interest rate and the level of risk faced. 3. The Postharvest Institution received a score of 4.38 in the "very instrumental" category for farmers in managing crop yields, as a milling and marketing service for harvest available in the village by setting prices and payment systems in favor of farmers. 4. Farmers' institutions (farmer groups) in each village "play a role" score of 3.63 in farming activities because by joining into farmer groups farmers have more access in obtaining subsidies for input production and agricultural machinery technology from the government, obtaining information in the application of agricultural cultivation technology innovations renewable effort to improve yield productivity and efficiency in the use of local resources. Paddy farmers in Rokan Hulu Subdistrict stated that the government "has a role to play" score of 3.14 in motivating farmers to increase productivity of their farming products, especially in the aspect of strengthening agricultural infrastructure and revitalizing production inputs. Extension institutions as part of the government increase human resources and strengthen Farmer Institutions "play a role" score of 3.77 in rice farming as a forum for education, facilitation, information / innovation dissemination, consultation and supervision. While the role of research institutes and universities is still not directly felt by farmers in developing farmers to increase farm productivity.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 213-220
Author(s):  
Dina Agustina ◽  
Tine Badriatin

Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui  Break even point, margin of safety atau batas keamanan agar jumlah penjualannya boleh berkurang dari rencana semula sehingga tidak menderita kerugian dan jumlah penjualan minimal yang harus dicapai untuk mencapai laba yang direncanakan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada pengolah ikan Jaya Mandiri di Kecamatan Purbaratu Kota Tasikmalaya.Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa Nilai penjualan produk abon ikan lele Rp 720.000,00 dan abon ikan patin Rp 800.000,00 dengan volume produksi abon ikan lele sebanyak 40 kemasan dan abon ikan patin sebanyak 40 kemasan.  BEP nilai penjualan total sebesar Rp 70.623,06. Perhitungan BEP masing-masing produk untuk abon ikan lele sebesar Rp 33.453,03 dan abon ikan patin sebesar Rp 37.170,03, dengan volume produksi abon ikan lele sebanyak 1,86 unit (186 gram) dan abon ikan patin sebanyak 1,86 unit (186 gram).   Margin of Safety (MoS) produk pada abon ikan lele sebesar 95,35persen (Rp 686.520,00)  dan abon ikan patin sebesar 95,35 persen (Rp 762.800,00).  Profit margin yang ditetapkan untuk abon ikan lele dan abon ikan patin sebesar 21 persen, maka harus menjual dan memproduksi abon ikan lele sebesar Rp 863.757,69 (48 unit) dan abon ikan patin sebesar Rp 960.608,59 (48 unit).


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 142-149
Author(s):  
Meri Yanti ◽  
Suardi Tarumun ◽  
Elinur

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keunggulan kompetitif dan keuntungan usahatani padi. Penelitian ini menggunakan metode survey yang dilakukan di Kota Dumai Provinsi Riau. Metode analisa data yang digunakan adalah Policy Analysis Matrix (PAM). Hasil penelitian menunjukkan Privat Cost Ratio Usahatani Padi di Kota Dumai  menguntungkan  dan  memiliki  keunggulan  kompetitif karena Privat Cost Ratio lebih kecil dari satu. Produksi padi di Dumai memiliki daya saing secara Internasional yang ditunjukkan oleh Rasio Biaya Domestik sebesar 0,58. Hal ini berarti komoditas tersebut lebih menguntungkan jika diusahakan didalam negeri dari pada diimpor. Usahatani padi di Kota Dumai menguntungkan dari aspek privat dan sosial, namun keuntungan sosial lebih besar dibandingkan nilai keuntungan privat. Hal ini berarti bahwa usahatani padi tersebut menguntungkan pada saat tidak adanya intervensi dari Pemerintah baik dari sisi input maupun output. Nilai keuntungan finansial maupun keuntungan ekonomi usahatani padi diatas adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi tersebut memiliki keunggulan kompeetitif dan komparatif dalam menggunakan sumberdaya ekonomi.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 135-141
Author(s):  
Latifa Siswati ◽  
Dedi Zargustin ◽  
Rini Nizar
Keyword(s):  

Tujuan penelitian adalah menganalisis dan Mengetahui  pendapatan petani pertanian terpadu di Kelurahan Agrowisata  Kecamatan Rumbai  Kota Pekanbaru. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei yang diterapkan adalah teknik wawancara dan observasi atau supervisi langsung pada petani yang melakukan pertanian terpadu yang ada di Kelurahan Agrowisata  Kecamatan Rumbai . melakukan wawancara serta ketepatan pengumpulan data yang dibutuhkan berpedoman pada daftar pertanyaan terstruktur. Teknik penetapan populasi  lokasi/wilayah dilakukan secara purposive sampling.  Responden ditentukan diambil dari petani yang melakukan usahatani terpadu . Hasil penelitian menunjukan Pendapatan responden rata –rata Rp 2.343.670,-/perbulan, BCR 2,94


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 113-125
Author(s):  
Yuliana Sari Dewi ◽  
Djaimi Bakce ◽  
Syaiful Hadi
Keyword(s):  

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ekonomi rumahtangga petani sayuran di Kabupaten Kampar. Penelitian ini menggunakan pendekatan ekonometrik dengan metode Two Stage Least Square (2SLS). Hasil penelitian menunjukkan: Pertama, produksi sayuran dipengaruhi secara responsif oleh total alokasi waktu kerja dalam usahatani. Kedua, alokasi waktu kerja dalam usahatani dan penggunaan tenaga kerja luar rumahtangga tidak responsif terhadap pendapatan dalam usahatani dan alokasi waktu kerja luar usahatani. Alokasi waktu kerja luar usahatani tidak responsif terhadap pendapatan dari luar usahatani, alokasi waktu kerja dalam usahatani, dan angkatan kerja petani. Ketiga, pendapatan rumahtangga di luar usahatani tidak responsif terhadap alokasi waktu kerja luar usahatani, pendidikan petani dan umur petani. Keempat, konsumsi pangan dan non pangan tidak responsif terhadap investasi pendidikan petani. Kelima, investasi pendidikan, investasi usahatani, pengeluaran leisure serta tabungan dipengaruhi secara responsif oleh pendapatan total rumahtangga. Keenam, simulasi peningkatan harga sayur dan penurunan harga pupuk berdampak positif terhadap rumahtangga petani sayuran, sedangkan peningkatan upah tenaga kerja berdampak negatif terhadap ekonomi rumahtangga petani sayuran. Terakhir, implikasi kebijakan yang dapat diambil pemerintah dalam rangka meningkatkan ekonomi rumahtangga petani sayuran di Kabupaten Kampar adalah dengan melakukan pembinaan terhadap petani sayuran di Kabupaten Kampar sehingga mutu dan produktivitas sayuran yang dihasilkan mengalami peningkatan serta menetapkan harga pupuk yang bersaing dan stabil.


2020 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 126-134
Author(s):  
Emlan Fauzi

This study aims to determine the marketing channels and margins of RGL citrus in Rejang Lebong Regency. The study was conducted from February to April 2019. Data collection was conducted through interviews involving 14 informants consisting of 10 citrus farmers and 4 traders. The data collected consists of identifying market participants, identifying channels and marketing patterns, marketing costs, and market participants' profits. Marketing channels and marketing margins are analyzed descriptively. The results showed that there were four orange marketing channels in Rejang Lebong Regency which were divided into 6 patterns. The longer the marketing channel, the greater the marketing margin that indicates the market is increasingly less efficient.


2019 ◽  
Vol 21 (2) ◽  
pp. 187-197
Author(s):  
Tumpak Sitompul ◽  
Rini NIzar ◽  
Asgami Putri

Penelitian ini dilakukan untuk 1) Mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi dalam usaha ikan salai lele Bapak Ahmadin di Keluraha Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. 2) Mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh usaha ikan salai lele Bapak Ahmadin di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit Raya Kota Pekanbaru. 3) Mengetahui strategi apa yang tepat dalam pengembangan usaha ikan salai lele Bapak Ahmdin di Kelurahan Air Dingin Kecamatan Bukit raya Kota Pekanbaru. Metode penelitian untuk menentukan daerah dan pengambilan sampel dilakukan secara sengaja ( purposive sampling), dengan alasan usaha yang aktif dan memiliki skala produksi yang besar. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Peluang pada Usaha Ikan Salai Lele Bapak Ahmadin Margolang adalah ; dapat dijadikan sebagai oleh-oleh, harga jual produk masih bisa bersaing dengan produk sejenis dipasaran, adanya kerja sama dengan pemasok bahan baku, dukungan dari pemerintah, daerah usaha berada dikawasan masyarakat ramai. Ancamannya adalah ; adanya pesaing dengan produk sejenis, permintaan akan pasar tidak stabil, harga bahan baku yang tidak stabil, perubahan selera konsumen, menurunnya minat beli masyarakat. Kekuatan pada Usaha Ikan Salai Lele Bapak Ahmadin Margolang adalah ; lingkungan usaha yang kondusif, bahan baku mudah diperoleh, ketahanan produk atau awet, kualitas produk dan tampilan menarik, memiliki pelanggan tetap, melakukan promosi, tenaga kerja terampil. Kelemahannya adalah ; kurangnya outlet pemasaran, teknologi yang digunakan masih sederhana, biaya produksi yang relatif tinggi, kurangnya tenaga kerja di bidang pemasaran, produk yang dihasilkan masih dipasarkan di daerah lokal. Strategi yang tepat dalam pengembangan Usaha Ikan Salai Lele Bapak Ahmadin Margolang ini adalah Strategi Strenght- opportunities (SO), dimana srategi yang harus diterapkan adalah memanfaatkan kualitas dan tampilan menarik supaya tetap dapat di jadikan sebagai oleh-oleh makanan khas pekanbaru.


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document