Proporsi penduduk Indonesia dengan perilaku sedentari lebih dari sama dengan 6 jam perhari adalah 24,1%. Salah satu dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh perilaku sedentari adalah tekanan darah tinggi. Hal ini dapat terjadi karena perilaku sedentari dapat memberikan efek sistemik pada vaskular, metabolik dan otonom. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perilaku sedentari dengan nilai tekanan darah. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan studi potong lintang yang dilaksanakan pada bulan Juli 2019 hingga September 2019 terhadap 107 responden dengan rentang usia 16 hingga 22 tahun. Data jenis kelamin, perilaku sedentari , dan nilai tekanan darah yang didapat melalui kusioner Bouchard’s Physical Activity Record dan sphygmomanometer dianalisis menggunakan metode chi-square. Sedangkan, data rerata durasi aktivitas fisik sedentari dan nilai tekanan darah dianalisis menggunakan metode uji T tidak berpasangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan tekanan darah (p = 0,000), aktivitas fisik sedentari seperti menonton TV (p = 0,001), bermain laptop (p = 0,000), duduk bermain Hp (p = 0,001), duduk berkendara (p = 0,004), belajar (p = 0,038), menyetir (p = 0,003), dan hubungan yang bermakna antara perilaku sedentari dengan nilai tekanan darah (p = 0,001) dengan OR = 6,981. Kesimpulan penelitian ini meunjukkan bahwa perilaku sedentari merupakan faktor risiko terjadinya peningkatan tekanan darah.