ABSTRACTSerang Regency in Banten Province is a multi-prone area of natural disaster, with the greatest potential disasters particularly like floods, landslides, earthquakes, tidal waves, tsunamis, and abrasion. At the time of the Banten tsunami at December 2018, Bulakan Village, Cinangka Subdistrict, Serang Regency was a tsunami affected area that was classified as quite severe. Natural disasters are real threats with non-military threats.The role of relevant ministries/government institutions as the main element in non-military defense also needs attention. The aim of this study is to find the root of the problems and also the solutions related to non-military defense in confronting the real threat in the form of a tsunami disaster that struck the Serang Regency. This research is using a qualitative method supported by the case-study method. All the information obtained from the defined informants was analyzed by qualitative analysis technique. This research also aims to analyze the implementation of coastal area empowerment strategies and institutional synergy mechanism implemented at Bulakan Vilage, Cinangka Subdistrict, Serang Regency, Banten Province.The results showed that the empowerment of coastal areas in the form of institutional synergy in Serang District was carried out with a tsunami disaster management plan based on empowerment of coastal areas such as the development of coastal community disaster awareness, and compiling sustainable plans for a tsunami disaster. Some factors that influence the implementation of the coastal areas empowering strategy in Serang Regency in facing the tsunami disaster are community supports and good communication among the stakeholders.ABSTRAK Kabupaten Serang di Provinsi Banten merupakan wilayah multirawan bencana, dengan potensi bencana terbesar yang meliputi banjir, tanah longsor, gempa, gelombang pasang, tsunami, dan abrasi. Pada saat tsunami yang menerjang Selat Sunda pada Desember 2018 lalu, Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang merupakan daerah terdampak tsunami yang tergolong cukup parah. Bencana alam merupakan ancaman nyata berdimensi ancaman nir-militer. Peran kementerian/ lembaga pemerintah terkait sebagai unsur utama dalam pertahanan nir-militer juga perlu mendapat perhatian, sehingga ditemukan akar permasalahan dan solusi terkait pertahanan nir-militer dalam menghadapi anacaman nyata berupa bencana tsunami yang melanda wilayah Kabupaten Serang. Penelitian ini menerapkan metode kualitatif yang didukung oleh metode penelitian studi kasus. Informasi yang didapatkan dari para narasumber yang dituju selanjutnya dibahas dengan menerapkan teknik analisis kualitatif. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi strategi pemberdayaan wilayah pesisir dan mekanisme sinergitas kelembagaan yang dilaksanakan di wilayah Desa Bulakan, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten. Hasil dari kajian ini memperlihatkan bahwa pemberdayaan wilayah pesisir di Desa Bulakan dalam bentuk sinergitas kelembagaan di Kabupaten Serang dilakukan dengan rencana aksi penanggulangan bencana tsunami berbasis pemberdayaan wilayah pesisir yang meliputi pembinaan kesadaran bencana masyarakat pesisir, dan menyusun rencana simulasi bencana tsunami berkelanjutan. Faktor-faktor yang mempengaruhi terselenggaranya strategi pemberdayaan wilayah pesisir di wilayah Serang dalam menghadapi bencana tsunami adalah dukungan masyarakat dan komunikasi yang baik antara para pemangku kepentingan