Hubungan Insomnia dengan Hipertensi
Insomnia and hypertension are very common and often coexist. There is evidence to suggest that the increase in the prevalence of hypertension in the past decade may be related to an increase of the prevalence of insomnia and with a decrease in sleep duration caused by modern lifestyles. The purpose of this study was to look at the association and magnitude of risk of insomnia with hypertension. This study used secondary data from the 2014 Indonesia Family Life Survey (IFLS5) with respondents ≥19 years old. Conceptual framework with a risk factor model approach. Insomnia disorders are the main independent variable, and hypertension is the main dependent variable. Confounding variables are age, overweight and sex. Association of insomnia disorders to hypertension was analyzed using multiple logistic regression analysis with the significance of P value <0.05. The prevalence of insomnia sufferers aged ≥19 years old in Indonesia based on IFLS5 data was 43.7%. This analysis showed that insomnia was not associated with the incidence of hypertension P>0.05; OR: 0.937 (95% CI 0.873-1.006). The variables associated with the risk of hypertension were age ≥ 40 years old with OR: 5,246 (95% CI 4,885-5,598) and overweight with OR: 2,112 (95% CI 1,985-2,269). In this study, age and overweight contributed 18.9% to the incidence of hypertension. Abstrak Insomnia dan hipertensi sangat umum dan sering kali berdampingan. Bukti menunjukkan bahwa peningkatan prevalensi hipertensi dalam dekade terakhir kemungkinan terkait dengan peningkatan prevalensi insomnia dan penurunan durasi tidur yang disebabkan oleh gaya hidup modern. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat hubungan dan besaran risiko insomnia terhadap hipertensi. Penelitian ini menggunakan data sekunder Indonesia Family Life Survey tahun 2014 (IFLS5) dengan responden berumur ≥19 tahun. Kerangka konsep dengan pendekatan model faktor risiko. Gangguan insomnia merupakan variabel independen utama, dan hipertensi adalah variabel dependent utama. Variabel perancu adalah umur, kelebihan berat badan (overweight) serta jenis kelamin. Untuk melihat hubungan gangguan insomnia dengan hipertensi menggunakan analisis regresi logistik berganda dengan kemaknaan P value < 0,05. Prevalensi penderita insomnia umur ≥19 tahun di Indonesia berdasarkan data IFLS5 adalah sebesar 43,7%. Analisis ini menunjukkan bahwa insomnia tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi P>0,05; OR: 0,937 (95% CI 0,873-1,006). Variabel yang berhubungan dengan risiko hipertensi adalah umur ≥ 40 tahun dengan OR: 5,246 (95% CI 4,885-5,598) serta overweight dengan OR: 2,112 (95% CI 1,985-2,269). Pada penelitian ini umur dan overweight memberikan kontribusi terhadap kejadian hipertensi sebesar 18,9%.