Konversi DSM Menjadi DTM Menggunakan Filter Berbasis Kelerengan Untuk Pemetaan Genangan Banjir Rob Di Kecamatan Tirto
Salah satu data penginderaan jauh yang penting adalah DEM (Digital Elevation Model). Data DEM memberikan informasi ketinggian suatu permukaan bumi dimana dikelompokkan menjadi 2 yaitu DSM (Digital Surface Model) yang menyajikan informasi ketinggian permukaan tutupan lahan dan DTM (Digital Terrain Model) yang menyajikan informasi ketinggian tanah. Pemetaan banjir rob secara umum menggunakan data DTM. Tetapi untuk mendapatkan data DTM sangatlah sulit. Salah satu data DEM yang tersedia secara gratis adalah data DEM terkoreksi hasil ekstraksi dari ALOS PALSAR yang memiliki resolusi spasial 12,5 meter, tidak terlalu bagus untuk digunakan sebagai data untuk pemetaan genangan banjir rob mengingat itu hanyalah DSM. Sedangkan menggunakan data titik ketinggian yang di interpolasi tidak terlalu merepresentatifkan kondisi ketinggian medan suatu wilayah kecuali jika jumlah titiknya banyak. Penelitian ini menggunakan metode slope based filtering untuk mengkonversi data DEM dari ALOS PALSAR menjadi DTM.Hasil dari metode ini dilakukan uji statistik berupa korelasi dengan data titik ketinggian dan mempunyai nilai korelasi yang sangat tinggi yaitu sebesar 0,80 dan nilai RMSE sebesar 1,402. Selanjutnya dibuat pemodalan spasial genangan banjir rob dari DTM. Hasil pemodelan spasial genanngan banjir rob kemudin diuji akurasi dengan uji statistik korelasi dan penghitungan RMSE dengan data hasil survey lapangan. Hasil pemodelan memiliki korelasi sebesar 0,78 dengan nilai RMSE tinggi genangan banjir rob sebesar 0,763. Yang berarti bahwa rata-rata selisih nilai ketinggian genangan banjir rob dari peta dan dilapangan adalah sebesar 0,763m. Wilayah genangan banjir rob meliputi Desa Jeruksari, Desa Tegaldowo, Desa Mulyorejo dan Desa Karangjompo.