<div class="WordSection1"><p>Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan utama dalam fasilitas kesehatan seperti rumah sakit yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri atau berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya. Dengan tanggungjawab yang berat profesi perawat rentan terhadap stres yang berisiko bagi kesehatan dan keselamatanya. Jika melebihi kapasitas, sumber daya, dan kemampuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek dominan penyebab stress kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan desain penelitian <em>cross sectional. </em>Jumlah populasi sebanyak 69 orang. Dengan jumlah sampel 59 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>nonprobability sampling </em>yaitu <em>Purposive Sampling</em>. Pengambilan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder didapat dari data pada bagian keperawatan serta studi pustaka. Hasil analisis data penelitian menggunakan aplikasi statistik dengan menggunakan uji <em>chi-square. </em>Hasil penelitian didapat bahwa perawat yang mengalami stres ringan sebanyak 38 orang (64,4%) dan yang mengalami stres berat sebanyak 21 orang (35,6%). Perawat usia 20-40 tahun 19 orang (90,5%) mengalami stres berat dan 35 orang (92,1%) mengalami stres ringan, sedangkan usia >40 tahun 2 orang (9,5%) stres berat dan 3 orang (7,9%) stres ringan. Perawat jenis kelamin laki-laki 5 orang (45,5%) mengalami stres berat dan mengalami stres ringan sebanyak 6 orang (54,5%), sedangkan perawat perempuan dengan 16 orang (33,3%) stres berat dan stres ringan sebanyak 32 orang (66,7%). Perawat S1 Ners dengan 2 orang (50,0%) mengalami stres berat dan 2 orang (50,0%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat D3 keperawatan dengan 19 orang (34,5%) stres berat dan 36 orang (65,5%) stres ringan. Perawat dengan beban kerja ringan mengalami stres berat sebanyak 9 orang (33,3%) dan mengalami stres ringan 18 orang (66,7%), sedangkan 32 perawat dengan beban kerja berat mengalam stres berat 12 orang (37,5%) dan stres ringan 20 orang (62,5%). Perawat shift kerja buruk 1 orang (16,7%) mengalami stres berat dan 5 orang (83,3%) mengalami stres ringan, sedangkan perawat dengan shift kerja baik 20 orang (37,7%) stres berat dan 33 orang (62,3%) stres ringan. Perawat dengan hubungan yang buruk mengalami stres berat sebanyak 13 orang (32,5%) dan mengalami stres ringan sebanyak 27 orang (67,5%), sedangkan perawat dengan hubungan pekerjaan baik stres berat sebanyak 8 orang (42,1%) dan stres ringan sebanyak 11 orang (57,9%). Perawat dengan pengembangan karier buruk mengalami stres berat sebanyak 17 orang (37,0%) dan mengalami stres ringan sebanyak 29 orang (63,0%), sedangkan perawat dengan pengembangan karier baik 4 orang (30,8%) stres berat dan 9 orang (69,2%) stres ringan. Dari hasil uji statistik menunjukan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan dari tiap varabel (usia, jenis kelamin, tigkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor dengan nilai <em>p-value </em>(p>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara variabel (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, beban kerja, shift kerja, hubungan dalam pekerjaan dan pengembangan karier) dengan stres kerja pada perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor Tahun 2020. Tingkat stres kerja perawat ruang rawat inap di Rumah Sakit Islam Bogor masih dapat dikendalikan sehingga tidak menimbulkan masalah yang begitu besar.</p></div>