AbstractThe learner’s syntactical error analyses have long been interested in the second and foreign language researchers. This study aimed at investigating the syntactical error types, the form of error, and the frequencies of these errors that occurred in the sixth-semester student presentation on the conversation class at the English Literature Study Program in Universitas Teknokrat Indonesia. To achieve the objectives, the data were collected from the learner’s transcribed speech. The sampling of non-probability was used to select the classroom and participant’s characteristics. These data were collected by video recording, non- participant observation techniques, and documents. To classify the learner’s syntactical errors, Politzer Ramirez’s (1973) syntactical errors taxonomy was adopted. Further, the qualitative method was applied in this study. Based on the result of the analysis, there were 64 syntactical errors uttered by the learner. The results of the analysis were then categorized into three forms: phrases, clauses, and sentences. The results of this study showed that the learner often made the syntactical error in the form of sentences. That was 32 errors (50%). Furthermore, the study found that the amount of confusion was the most commonly uttered as the type of error (26,56%). The learner often got confused to make the right use between the number and the subject mentioned. Thus, the findings indicated that even though the learner considered as the best; yet the learner still possibly made some errors. Therefore, lecturers or instructors should raise the students’ syntactical error awareness. So that it could improve the student’ speaking skills in their level of English.Keywords: error analysis, syntactical error, conversation class, speaking skillsAbstrakAnalisis kesalahan sintaksis siswa telah lama menjadi hal yang menarik bagi peneliti bahasa kedua dan asing. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki jenis kesalahan sintaksis, bentuk kesalahan, dan frekuensi kesalahan tersebut pada presentasi siswa semester enam pada kelas percakapan di Program Studi Sastra Inggris, Universitas Teknokrat Indonesia. Untuk mencapai tujuannya, data dikumpulkan dari presentasi siswa yang telah ditranskripsikan. Sampling non-probabilitas diterapkan untuk memilih karakteristik kelas dan partisipan. Data tersebut dikumpulkan dengan menggunakan teknik perekaman video, pengamatan non-partisipan, dan dokumen. Untuk mengklasifikasikan kesalahan sintaksis mahasiswa, taksonomi kesalahan sintaksis Politzer dan Ramirez (1973) diadopsi. Lebih lanjut, metode kualitatif diterapkan dalam penelitian ini. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 64 kesalahan sintaksis yang ditemukan pada presentasi siswa. Hasil analisis kemudian dikategorikan dalam tiga bentuk, yakni frase, klausa, dan kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa sering membuat kesalahan sintaksis dalam bentuk kalimat, yakni 32 kesalahan (50%). Lebih jauh, penelitian ini menemukan bahwa ‘number of confusion’ merupakan jenis kesalahan yang sering diujarkan, yakni 26,56%. Pembelajar sering mengalami kebingungan dalam menggunakan antara nomor dan subjek yang disebutkan. Dengan demikian, temuan menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa dianggap yang terbaik masih membuat beberapa kesalahan. Oleh karena itu, dosen atau instruktur harus meningkatkan kesadaran kesalahan sintaksis mahasiswa sehingga hal ini dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa di tingkat bahasa Inggris mereka.Kata kunci: analisis kesalahan, kesalahan sintaksis, kelas percakapan, keterampilan berbicara