Candi Village in Bandungan District is one of the Chili Supply Sub-district for Semarang Regency and surrounding area has agro-climate suitable for the development of various agricultural commodities supported by wide market opportunity, so it is suitable for agricultural business development. The purpose of this research is to identify the distribution pattern of red pepper, to know each value of commodity chains and distribution, to design alternative distribution pattern of red pepper.Population in this research is 88 respondents from 735 of member of chilli farmer in Desa Candi with total area of 150,3 hectare consisting of rice field, moor and yard. Methods of data analyst using quantitative approach is done by using Margin Marketing Analysis. The results include: (1) The pattern of distribution of existing farming business grows naturally in accordance with the developments and needs of the perpetrators, the actors in this pattern are farmers, wholesalers, collectors, wholesalers, retailers, consumers. (2) The value of the red chili commodity chain in this naturally grown pattern often makes pricing more dominant by traders, so farmers receive prices slightly lower than market prices. (3) Some obstacles faced in distributing red peppers are the difficulty of changing the mindset of the community about advanced farming, this is best utilized by market participants (chain of distribution) who are more informed and always keep abreast of market dynamics. Conventional marketing pattern by farmer cause price level accepted by farmer in general relatively smaller compared to price received by trader. Suggestions shorten the chain of distribution patterns, increase the added value of products and improve the bargaining position of farmers and for the government always guide / accompany farmers in getting accurate market information, which can be used as farmers in bargaining, Increased market transparency can act as a trigger for the functioning of a market, improved competition and increased adaptation to meet the needs of supply and opportunity to compete with market prices.
Desa Candi di Kabupaten Bandungan adalah salah satu Kecamatan Penyedia Cabai untuk Kabupaten Semarang dan sekitarnya memiliki agroklimat yang cocok untuk pengembangan berbagai komoditas pertanian yang didukung oleh peluang pasar yang luas, sehingga sangat cocok untuk pengembangan bisnis pertanian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pola distribusi cabai merah, untuk mengetahui masing-masing nilai rantai komoditas dan distribusi, untuk merancang alternatif pola distribusi cabai merah. Populasi dalam penelitian ini adalah 88 responden dari 735 anggota petani cabai di Desa Candi dengan total luas 150,3 hektar yang terdiri dari sawah, tegalan dan pekarangan. Metode analis data menggunakan pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Analisis Pemasaran Margin. Hasil meliputi: (1) Pola distribusi usaha pertanian yang ada tumbuh secara alami sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan pelaku, pelaku dalam pola ini adalah petani, pedagang besar, pengumpul, pedagang besar, pedagang besar, pengecer, konsumen. (2) Nilai rantai komoditas cabai merah dalam pola yang dikembangkan secara alami ini sering membuat penetapan harga lebih dominan oleh para pedagang, sehingga petani menerima harga yang sedikit lebih rendah daripada harga pasar. (3) Beberapa kendala yang dihadapi dalam mendistribusikan paprika merah adalah sulitnya mengubah pola pikir masyarakat tentang pertanian maju, hal ini paling baik digunakan oleh pelaku pasar (rantai distribusi) yang lebih banyak informasi dan selalu mengikuti perkembangan dinamika pasar. Pola pemasaran konvensional oleh petani menyebabkan tingkat harga yang diterima petani pada umumnya relatif lebih kecil dibandingkan dengan harga yang diterima pedagang. Saran mempersingkat rantai pola distribusi, meningkatkan nilai tambah produk dan meningkatkan posisi tawar petani dan bagi pemerintah selalu membimbing / menemani petani dalam mendapatkan informasi pasar yang akurat, yang dapat digunakan sebagai petani dalam tawar-menawar, Peningkatan transparansi pasar dapat bertindak sebagai pemicu berfungsinya pasar, meningkatnya kompetisi dan peningkatan adaptasi untuk memenuhi kebutuhan pasokan dan peluang untuk bersaing dengan harga pasar.