Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika Indonesia
Latest Publications


TOTAL DOCUMENTS

24
(FIVE YEARS 24)

H-INDEX

0
(FIVE YEARS 0)

Published By Universitas Pendidikan Ganesha

2615-7454, 2615-7446

2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 60-67
Author(s):  
K. L Krisnahari ◽  
G.R. I. W. P Astawa ◽  
I. N Gita

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model investigasi kelompok berbantuan LKPD terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Sawan tahun ajaran 2018/2019. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik sampel rumpun  dan didapatkan 2 kelas sampel, yaitu kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIB sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian berupa tes kemampuan berpikir kritis berupa empat butir soal uraian. Data hasil tes kemampuan berpikir kritis matematika dianalisis menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf siginifikansi 5%. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa sehingga  ditolak. Ini berarti, kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran investigasi kelompok berbantuan LKPD lebih baik daripada kemampuan berpikir kritis matematika siswa yang dibelajarkan dengan  pembelajaran konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran investigasi kelompok berbantuan LKPD terhadap kemampuan berpikir kritis matematika siswa. Kata kunci: Investigasi kelompok, LKPD, kemampuan berpikir kritis AbstractThis study aims to determine the effect of the LKPD-assisted group investigation model on mathematical critical thinking skills of students at SMPN 2 Sawan. The type of this study was a quasi-experiment. The population of this study is all students of class VIII SMPN 2 Sawan in the academic year 2018/2019. The samples were determined by cluster sampling and acquired 2 sample class, grade VIIIA  as experimental group and grade VIIIB as control group. The research instrument consisted of a critical thinking skills test in the form of four item  description.  Data from the test results of mathematical critical thinking ability were analyzed using one-tailed t-test with a significance level of 5%. The result showed that the was rejected. This means that mathematical critical thinking abilitifes who are taught by group investigation model supported by LKPD are better than students mathematica critical thinking abilitifes taught by conventional learning, so it can be conclude that there is an effect of group investigation learning model supported by LKPD to students mathematical critical thinking abilities.Keywords: Group investigation model, LKPD, mathematical critical thinking skill 


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 68-77
Author(s):  
I.A. N. T Widhiyani ◽  
I. N Sukajaya ◽  
G Suweken

AbstrakPenelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang menghasilkan suatu produk berupa soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berbentuk uraian untuk materi bangun ruang sisi datar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) karakteristik soal yang dapat dikategorikan sebagai soal HOTS, dan (2) prosedur pengembangan kategori soal HOTS. Pemenuhan soal untuk dapat dikategoriakan sebagai soal HOTS dilihat dari karakteristik, indikator, dan langkah-langah penyusunan soal. Prosedur penelitian pengembangan ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yaitu tahap preliminary, self evaluation, prototyping (Validasi, Evaluasi, dan Revisi), dan uji coba lapangan (field test). Teknik analisis data pada penelitian ini meliputi uji validitas, uji reliabilitas, analisis daya beda, dan uji taraf kesukaran butir tes. Berdasarkan validasi pakar dan uji coba instrumen ke siswa diperoleh hasil : (1) 8 dari 10 soal sudah memenuhi kategori valid, (2) reliabilitas soal memiliki nilai 0,60 yang menunjukkan bahwa reliabilitas soal tinggi. (3) 50% soal termasuk kategori sedang dan 50% soal termasuk kategori sukar, dan (4) indeks daya beda soal  dimana soal memiliki daya beda sangat baik. Hasil ini menunjukkan bahwa soal yang dikembangkan sudah baik dan memenuhi kategori soal HOTS, sehingga soal yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa ketika mengerjakan soal-soal HOTS.Kata Kunci: HOTS,Kemampuan Pemecahan Masalah, Bangun Ruang Sisi Datar. AbstractThis study is a development research which is intended to produce HOTS essay problems for solid geometry with plane surfaces. The purpose of this study is toknow : (1) the characteristics of problems which could be categorized as HOTS problems, and (2) procedures for developing the category of HOTS problems. The condition of problems in order to be categorized as HOTS problems can be viewed from the characteristics, indicators, and steps in developing the problems. The research was done through several stages, namely the preliminary stage, self evaluation, prototyping (Validation, Evaluation, and Revision), and field test. Data analysis techniques for this study consists of the validity test, reliability test, desriminating power analysis, and difficulty level of test items. Based on expert validation and field testing to students, the results are: (1) 8 of the 10 problems have met the valid category, (2) the reliability of the problems have a value of 0.60 indicating that the reliability of the problems is high. (3) 50% of the problems included in the medium category and 50% of the problems included in the difficult category, and (4) the index of descriminating power is different from the problems0.40 where the problems had a good descriminating power. These results indicate that the developed problems are good and fulfill the HOTS problem category, so that the problems that have been prepared can be used to measure students' abilities when they were working on HOTS problems.Keywords: HOTS, Problem Solving Ability, Solid Geometry with Plane Surface. 


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 71-81
Author(s):  
D. A. O Setiawati ◽  
I. G. P Sudiarta ◽  
I. M Ardana

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran probing prompting berbantuan index card match lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 202 orang siswa yang tersebar ke dalam 7 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling untuk memperoleh 50 orang siswa yang tersebar ke dalam 2 kelas sebagai sampel penelitian. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X MIA 1 sebagai kelas kontrol dan siswa kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen. Desain penelitian yang digunakan adalah Post Test Only Control Group Design. Data prestasi belajar matematika siswa diperoleh melalui tes prestasi belajar matematika. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t satu ekor dengan taraf signifikan 5%, karena data prestasi belajar matematika siswa berdistirbusi normal dan homogen. Uji-t yang telah dilakukan memberikan hasil yaitu thitung = 6,8713 dan nilai ttabel = 0,063. Karena nilai mutlak |thitung| > ttabel ,maka pada taraf signifikan 5%, Ho ditolak. Artinya pada taraf signifikan 5%, prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran probing prompting berbantuan index card match lebih baik daripada prestasi belajar matematika siswa kelas X SMA Negeri 1 Sukasada yang mengikuti pembelajaran matematika dengan model pembelajaran konvensional.           Kata kunci: Probing Prompting, Index Card Match, Prestasi Belajar AbstractThe study was aimed at finding out whether the achievement of the mathematics learning of tenth grade students of SMA Negeri 1 Sukasada who learn mathematics following probing prompting learning model that is assisted by index card match better than the achievement of mathematics learning of the tenth grade students of SMA Negeri 1 Sukasada who learn mathematics following the conventional learning. The population of this study was the thenth grade students of SMA Negeri 1 Sukasada on academic year 2017/2018 consisted of 202 students that is distributed into 7 classes. This research was using cluster random sampling technique to get the sample and the result was the 50 students that is spread into 2 classes as the subject of this research. The sample in this research were the students of class namely X MIA 1 as the control class and the students of class namely MIA 3 as the experimental class. This research was using Post Test Only Control Group Design. The data of the mathematics learning achievements were obtained through mathematics learning achievement test. The data were analyzed by using one tailed t-test that is using significance level of 5%, because of the data of the students’ mathematics learning achievements were normally and homogenously distributed. The result of the t-test is the tscore = 6,8713 and the ttable 0,063. Because of |thitung| > ttabel, then H0 is rejected. This means that at a significance level of 5%, the achievement of the mathematics learning of tenth grade students of SMA Negeri 1 Sukasada who learn mathematics following probing prompting learning model that is assisted by index card match better than the achievement of mathematics learning of the tenth grade students of SMA Negeri 1 Sukasada who learn mathematics following the conventional learning. Keywords: Probing Prompting, Index Card Match, Learning Achievement.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 31-49
Author(s):  
L. G. A. K Dewi ◽  
I. G. N. Y. Hartawan ◽  
I. W. P Astawa

AbstrakPenelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan peningkatan pemahaman konsep matematika siswadan mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran MEAs berbantuan masalah open ended. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPA 3 SMA Negeri 1 Baturiti sebanyak 34 siswa pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019. Data pemahaman konsep matematika siswa diukur menggunakan tes pemahaman konsep berbentuk uraian. Data tanggapan siswa diukur menggunakan angket. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai pemahaman konsep tiap siklusnya, yaitu 66,20; 69,70; 75,20 dengan ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya, yaitu 38,24%; 52,94%; 67,65% . Peningkatan ini tercapai karena adanya pengkolaborasian antara pembelajaran MEAs dengan masalah open ended yang membantu siswa mengembangkan kreatifitas dalam mengekpresikan ide ataupun gagasannya yang akan menjadikan peningkatan pemahamankonsep siswa optimal. Selain itu siswa merepon positif penerapan model eliciting activities (MEAs)berbantuan masalah open ended.Kata-kata Kunci:MEAs,open ended, pemahaman konsep matematika, tanggapan siswaAbstractThis study aimed to describe the increase in understanding of students' mathematical concepts and to know student responses through the application of model eliciting activities (MEAs) assisted by open ended problems. This type of research used classroom action research conducted in three cycles. The subjects of this study were 34 students of class X IPA 3 SMA Negeri 1 Baturiti in the odd semester of Academic Year 2018/2019. Data understanding of students' mathematical concepts was measured using concept comprehension tests in the form of descriptions. Student response data was measured using a questionnaire. The data obtained were analyzed descriptively. The results showed that average value of understanding concepts from cycle to cycle in a row, namely 66.2, 69.70, 75.20 with an students' mastery learning had increased from cycle to cycle respectively, namely 38.24%, 52.94%, 67.65%. This increase was achieved because of the collaboration between MEAs learning with open ended problems that helped students develop their creativity in expressing their ideas ehich would improving students’ understanding concepts optimally. In addition, students responded positively to model eliciting activities (MEAs) with the help of open ended problems. Key words: MEAs, open ended, concept understanding, student responses


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 10-18
Author(s):  
M Widiastika ◽  
N.M.S Mertasari ◽  
I.M Ardana

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pendekatan Double Loop Problem Solving dengan Scaffolding terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain penelitian post-test only control group. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 1 Sukasada tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 239 siswa. Sampel penelitian ditentukan dengan teknik cluster random sampling , diperoleh sampel penelitian sebanyak 61 siswa. Dari data post-test diperoleh rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Double Loop Problem Solving dengan Scaffolding adalah 29,38 dan rata-rata skor kemampuan pemecahan masalah matematika yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional adalah 26,83. Dari hasil analisis data menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf signifikansi 5% menunjukan bahwa . Hal ini berarti kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan Double Loop Problem Solving dengan Scaffolding lebih baik daripada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Dengan kata lain, pendekatan DLPS dengan Scaffolding efektif dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. Kata kunci: Kemampuan Pemecahan Masalah, Pendekatan Konvensional, Pendekatan Double Loop Problem Solving dengan Scaffolding  AbstractThe study aims to determine the effectiveness of Double Loop Problem Solving approach with Scaffolding on student’s mathematical problem solving abilities. This study was a quasi experimental research with post-test only control group design. The population of this study was all students of VIII grade in SMP N 1 Sukasada in 2017/2018 academic year totaling 132 students’. The sample was 61 students’ which were chosen through cluster random sampling technique. The data were collected through a test of mathematical problem solving ability in a form of essay. The data from the post-test shows that the average score for the students who use Double Loop Problem Solving Approach with Scaffolding is 29.38 and the average score of the students who use conventional approach is 26.83. The data from T-test one tail with 5% significant level shows that  .The findings above indicate that the mathematical problem solving ability of students who use Double Loop Problem Solving Approach with Scaffolding show better result rather than the students who use conventional approach. So, DLPS approach with Scaffolding is effective in improving students’ mathematical problem solving abilities. Keywords: Problem solving ability, Conventional Approach, Double Loop Problem Solving Approach with Scaffolding. 


2019 ◽  
Vol 8 (1) ◽  
pp. 82-92
Author(s):  
M. K. S NUGRAHA ◽  
D WALUYO ◽  
P. W ARIAWAN

ABSTRAK            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah  kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe Fan-N-Pick berbantuan video pembelajaran lebih tinggi dari kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan post-test only group design. Populasi dari penelitian ini adalah siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Singaraja pada semester II tahun ajaran 2017/2018. Sampel dipilih dengan teknik cluster random sampling. Uji kesetaraan sampel menggunakan uji-t. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII A1 dan Kelas VIII A5 sebagai kelompok eksperimen serta siswa Kelas VIII A9 dan Kelas VIII A4 sebagai kelompok kontrol. Data tentang kemampuan koneksi matematis siswa diperoleh melalui tes uraian kemampuan koneksi matematis. Data dianalisis dengan menggunakan uji-t satu ekor (ekor kanan) pada taraf signifikansi 5%. Pada kelas unggulan hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 3.862 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1.671 dan pada kelas non unggulan hasil analisis menunjukkan bahwa thitung = 6.054 dengan taraf signifikansi 5% diperoleh ttabel = 1.671  . Ini artinya, kemampuan koneksi matematis siswa yang mengikuti pembelajaran Kooperatif Tipe Fan-N-Pick berbantuan video pembelajaran lebih tinggi dari kemampuan matematis siswa yang mengikuti pembelajran konvensional. Kata Kunci :     Model Pembelajaran Kooperatif tipe Fan-N-Pick Berbantuan Video Pembelajaran, Pembelajaran Konvensional, Kemampuan Koneksi Matematis Siswa.ABSTRACT               This research aims to determine whether the students’ mathematical connection ability which learn with model cooperative learning type Fan-N-Pick aided learning video was higher than the students’ mathematical connection ability that learn by conventional learning. This research is a quasi-experiment research with post-test only group design. The population in this research was the students of SMP Negeri 1 Singaraja in the second semester of academic year 2017/2018. The sample of this research was determined by cluster random sampling technique. The process of equaliting the sampel was done by using t-test. The sample in this research was the  students of Class VIII A1 and Class VIII A5 as experimental group and students of Class VIII A9 and Class VIII A4 as control group. Data on students' mathematical connection capability was obtained through a mathematical connection capability test. Data were analyzed by using t-test of one tail (right tail) at 5% significance level. In the superior class, the result of analysis shows that tcount = 3.862 with significance level of 5% obtained ttable = 1.671 and in non-superior class analysis result show that tcount = 6,054 with significance level 5% obtained ttable = 1.671. This means that the students' mathematical connection ability which were taught with model cooperative learning type Fan-N-Pick aided learning video was higher than the students’ mathematical connection ability that learn by conventional learning.Keywords  :      Model Cooperative Learning Type Fan-N-Pick Aided Learning Video, Conventional Learning, Students’ Mathematical Connection Ability.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 19-29
Author(s):  
N.W.A Prastyani ◽  
I.P.W Ariawan ◽  
I. G. P Suharta

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan pemahaman konsep matematika siswa melalui penerapan model pembelajaran RESIK(Realistik Dengan Setting Kooperatif) Berbantuan LKS Terstruktur dan (2) tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran RESIK Berbantuan LKS Terstruktur. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MIPA 2 SMA Negeri 1 Kediri sebanyak 36 orang siswa pada semester ganjil Tahun Ajaran 2018/2019. Pengumpulan data pemahaman konsep matematika siswa pada penelitian ini menggunakan tes uraian, dan tanggapan siswa dikumpulkan menggunakan angket. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan optimal terjadi pada siklus III dengan rata-rata skor 77,93 dan ketuntasan belajar 83,33%. Peningkatan yang optimal pada siklus III terjadi karena, (1) guru melakukan kegiatan tanya jawab sehingga siswa dapat memberikan alasan atas jawaban yang disampaikan, (2) guru memberikan penjelasan kembali terkait konsep yang belum dipahami oleh siswa, (3) memberikan pertanyaan-pertanyaan pancingan kepada siswa dan memberikan tugas mandiri untuk dikerjakan di rumah agar siswa lebih mudah memahami konsep matematika.(4) Pembelajaran menggunakan masalah kontekstual yang diangkat pada awal pembelajaran. Selain itu tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran RESIK Berbantuan LKS Terstruktur ditinjau dari rata-rata skor tanggapan siswa sebesar 52,55  berada dalam kategori sangat positif. Kata Kunci : pemahaman konsep matematika, model pembelajaran RESIK berbantuan LKS Terstruktur, tanggapan siswa This study is conducted to determine: (1) the improvement of students’ comprehension of math concepts through the implementation of RESIK (Realistic With Cooperative Setting) learning model assisted by Structured LKS and (2) students’ responses toward the implementation of RESIK learning model assisted by Structured LKS. This kind of study is a classroom activity research that conducted in three cycles. The subjects were 36 students of X Mathematics 2 class at SMA Negeri 1 Kediri in the first semester of 2018/2019. The data collection of this study using an essay test, and student responses were collected using a questionnaire. The collected data is analyzed descriptively. The result shows that the significant enhancement arises in third cycle with an average score of 77, 93 and 83.33% completeness of learning. This significant enhancement is arose by several things, (1) teacher conducting a question and answer activity that encourages students to give reasonable argument toward their answer, (2) the teacher retells related concepts that have not been understood by the students, (3) the teacher provides stimulus questions and give individual homework to make the students understand the mathematical concepts better.(4) Learning uses contextual problems that are raised at the beginning of learning In addition, the average score of students’ responses toward the implementation of RESIK assisted by Structured LKS is 52.55 which belong to positive category.  Keywords: Comprehension of mathematical concepts, RESIK learning model assisted by Structured LKS, students’ responses


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 78-86
Author(s):  
N. P Yuliastuti ◽  
I. N Sukajaya ◽  
N. M. S Mertasari

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain penelitian adalah Post Test Only Control Group. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 1 Bangli tahun ajaran 2018/2019.  Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A dan VIII E yang diambil menggunakkan teknik cluster random sampling. Data dikumpulkan dengan tes kemampuan berpikir kreatif yang diberikan kepada siswa dalam bentuk tes uraian dan diberikan di akhir penelitian. Data hasil tes kemampuan berpikir kreatif dianalisis menggunakan uji-t satu ekor dengan taraf siginifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sehingga  ditolak. Ini berarti, kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh model pembelajaran creative problem solving berbantuan media berbasis TIK terhadap kemampuan berpikir kreatif dalam memecahkan masalah matematika siswa. Kata kunci: model pembelajaran creative problem solving, media berbasis TIK, berpikir kreatif  AbstractThis study aims to determine the effect of creative problem soving learning model supported by ICT-based media  to student’s creative thinking abilities in mathematical problem solving. Quasi-experiment was used in this study with posttest only control group design. The population of this study was all students of class VIII SMPN 1 Bangli in the academic year 2018/2019. VIII A and VIII E classes were selected to be the sample of this study by using cluster random sampling technique. Data were collected through test of creativity thinking abilities given to in the form of essay test and given at the end of study. Data from the test results of creativity thinking ability were analyzed using one-tailed t-test with a significance level of 5%. The result showed that the  was rejected. This means that the creative thinking abilities in mathematical problem solving who are taught by creative problem soving learning model supported by ICT-based media are better than students’ mathematical problem solving abilities taught by conventional learning model, so it can be conclude that there is an effect of creative problem soving learning model supported by ICT-based media to students’ creative thinking abilities in mathematical problem solving.  Keywords: creative problem soving learning model, ICT-based media, creative thinking.


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 1-9
Author(s):  
P. N P. N. Periandani ◽  
I. N Gita ◽  
Sariyasa .

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) peningkatan motivasi belajar matematika siswa kelas VIII B SMPN 7 Singaraja melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah, (2) peningkatan prestasi belajar matematika siswa kelas VIII B SMPN 7 Singaraja melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah, dan (3) tanggapan siswa kelas VIII B SMPN 7 Singaraja terhadap model pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam tiga siklus dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII B SMPN 7 Singaraja sebanyak 32 orang siswa.Data motivasi siswa dikumpulkan menggunakan angket motivasi, data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan menggunakan tes prestasi belajar, dan tanggapan siswa dikumpulkan menggunakan angket tanggapan siswa. Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi dan prestasi belajar matematika siswa mengalami peningkatan dan rata-rata skor tanggapan siswa telah berada dalam katagori positif.Kata kunci:       Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Motivasi Belajar   Matematika, Prestasi Belajar Matematika AbstractThis study aims to find out: (1) an increase in mathematics learning motivation of VIII B class students of Singaraja 7 Junior High School through the application of problem-based learning models, (2) improvement of mathematics learning achievement of VIII B class students of Singaraja 7 Junior High School through the application of problem-based learning models, and ( 3) responses of students of class VIII B of SMPN 7 Singaraja to problem-based learning models. This research is a classroom action research which is carried out in three cycles with the research subjects being students of class VIII B of SMPN 7 Singaraja as many as 32 students. Student motivation data was collected using motivation questionnaire, student achievement data were collected using learning achievement tests, and student responses were collected using student response questionnaires. The data that has been collected is then analyzed descriptively. The results showed that the motivation and achievement of students' mathematics learning had increased and the average response score of students had been in the positive category.Keywords: Problem Based Learning Model, Mathematics Learning Motivation, Mathematics Learning Achievement 


2019 ◽  
Vol 8 (2) ◽  
pp. 30-40
Author(s):  
I G. D Kurniawan ◽  
I M Sugiarta ◽  
G Suweken

AbstrakPenelitian ini adalah penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk media pembelajaran matematika berbasis Geogebra dengan pendekatan teori van Hiele pada pokok bahasan nilai maksimum dan minimum. Model pengembangan yang digunakan adalah Model 4-D (define, design, develop, disseminate) tetapi hanya dilaksanakan hingga tahap 3 (develop).Teknik anaisis data yang digunakan adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Negara dengan melibatkan 9 orang sebagai peserta uji coba. Terdapat tiga aspek yang dikaji dalam pengembangan media pembelajaran ini, yaitu: (1) kevalidan, (2) kepraktisan, dan (3) keefektifan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor dari ahli media pembelajaran adalah 4,67(sangat tinggi), oleh pengajar adalah 4,30 (sangat tinggi), persentase kepraktisan oleh guru 97,75% (sangat tinggi),persentase kepraktisan siswa sebesar 90% (sangat tinggi), dan hasil tes efektifitas media pembelajaran adalah 88,89%.Berdasarkan hasil uji coba tersebut media yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan efektif dalam pokok bahasan nilai maksimum dan minimum. KataKunci:Geogebra, Maksimum, Media, Minimum, Teori van Hiele  AbstractThis research is a development research that aimed to produce Geogebra-based mathematics learning media based on the van Hiele learning theory, subject of maximum and minimum values. The development model used is the 4-D Model (define, design, develop, disseminate) but the model is only execated up to the third stage (i.e. development stage). Data analysis used are qualitative and quantitative descriptive data analysis techniques. The study was conducted in SMA N 2 Negara involving 9 people as trial participants. There are three aspects studied in the development of this learning media, namely: (1) validity, (2) practicality, and (3) effectiveness. The results showed that the average score of the learning media expert is 4.67 (very high), by the teacher is 4.30 (very high), the percentage of practicality by the teacher is 97.75% (very high), the percentage of student practicality is 90% (very high), and the results of the learning media effectiveness test are 88.89%. Based on the results of the trial, the developed media meets the criteria of validity, practicality, and effectiveness in the subject matter of maximum and minimum values. Keywords: Geogebra, Maxsimum, Media, Minimum, van Hiele Theory


Sign in / Sign up

Export Citation Format

Share Document